8. Kualitas yang dipresepsikan perceived quality, yaitu citra dan reputasi
produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
2.5.2. Maksud dan Tujuan Pengawasan Mutu atau Kualitas
Tujuan dari pengawasan mutu atau kualitas adalah agar spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standard dapat tercemin dalam produk atau hasil
akhir. Secara terperinci, tujuan dari pengawasan mutu menurut Assauri 1998 adalah :
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standard mutu yang telah
ditetapkan. 2.
Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. 3.
Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
2.6. Total Quality Management TQM
Manajemen Mutu Terpadu TQM menggambarkan penekanan mutu yang memacu seluruh organisasi, mulai dari pemasok sampai konsumen. TQM
menekankan pada komitmen manajemen untuk memiliki keinginan yang berkesinambungan bagi perusahaan untuk mencapai kesempurnaan di segala
aspek barang dan jasa yang penting bagi konsumen. Tjiptono dan Diana 2003 menjelaskan bahwa Total Quality Management merupakan suatu pendekatan
dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses,
dan lingkungannya. Dari pengertian TQM tersebut telah menunjukkan bahwa
membangun lingkungan manajemen mutu terpadu merupakan hal yang penting, karena keputusan mengenai mutu mempengaruhi setiap tahap pembentukan dan
pengelolaan operasi yang berkelas internasional. Menurut Tjiptono dan Diana 2003, terdapat lima konsep yang efektif
untuk menerapkan perbaikan mutu, yang merupakan perkembangan dari 14 langkah yang dikemukakan oleh ahli mutu W. Edwards Deming, yaitu : Perbaikan
yang terus-menerus, pemberdayaan karyawan, perbandingan kinerja bencmarking, penyediaan kebutuhan yang tepat pada waktunya Just-In-Time,
dan Pengetahuan mengenai peralatan. Perbaikan yang berkesinambugan merupakan salah satu unsur paling fundamental dari TQM. Konsep perbaikan
berkesinambungan diterapkan baik terhadap proses produk maupun orang yang melaksanakannya.
Persaingan global dan selalu berubahnya permintaan pelanggan merupakan alasan perlunya dilakukan perbaikan berkesinambungan. Untuk mencapai
perbaikan berkesinambungan, manajer senior tidak cukup bila hanya menerima ide perbaikan, tetapi juga secara aktif mendorong setiap orang untuk
mengidentifikasi dan menggunakan kesempatan perbaikan atau dengan kata lain ‘never accept the status quo’. Pelaksanaan perbaikan proses berkesinambungan
meliputi : 1.
Penentuan masalah dan pemecahan yang memungkinkan 2.
Pemilihan dan implementasi pemecahan yang paling efektif dan efisien 3.
Evaluasi ulang, standardisasi, dan pengulangan proses.
2.7. Kemitraan antara PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dengan Petani