Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mutu TR KSU A dan TR KSU B di

Brik untuk musim giling 2007-2009 dapat digambarkan melalui 3 grafik sebagai berikut : Berdasarkan data Brik MG 2007-2009 pada lampiran 10 Gambar 9. Hasil Perhitungan Brik Untuk Kategori TR KSU A dan TR KSU B Di PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo Musim Giling 2007 Gambar 9 menjelaskan kondisi mutu TR KSU A dan TR KSU B ditinjau dari kriteria manis tingkat kemasakan tebu per periode pada musim giling 2007 yang diukur dengan kadar Brik masing-masing kategori tebu. Berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan kadar Brik TR KSU A lebih besar daripada kadar Brik TR KSU B . Hal ini menunjukkan bahwa adanya manajemen pengendalian mutu TR KSU A yang lebih efektif daripada TR KSU B maka TR KSU A lebih manis daripada TR KSU B untuk Musim Giling 2007 dengan kontribusi kadar Brik untuk kategori TR KSU A sebesar 51 dan TR KSU B sebesar 49. Kadar Brik TR KSU A terbesar terdapat pada periode X dan terendah periode I sedangkan untuk TR KSU B terbesar pada periode XII dan terendah pada periode I. Kadar Brik terendah baik untuk TR KSU A dan TR KSU B terjadi pada periode I karena umumnya tebu belum mencapai masak optimal. Gambar 10. Hasil Perhitungan Brik Untuk Kategori TR KSU A dan TR KSU B Di PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo Musim Giling 2008 Gambar 10 menjelaskan kondisi mutu TR KSU A dan TR KSU B ditinjau dari kriteria manis tingkat kemasakan tebu per periode pada musim giling 2008 yang diukur dengan kadar Brik masing-masing kategori tebu. Berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kadar Brik TR KSU A lebih besar daripada kadar Brik TR KSU B. Hal ini menunjukkan bahwa adanya manajemen pengendalian mutu TR KSU A yang lebih efektif daripada TR KSU B maka TR KSU A lebih manis daripada TR KSU B untuk Musim Giling 2008 dengan kontribusi kadar Brik TR KSU A sebesar 50 dan TR KSU B sebesar 50. Kadar Brik TR KSU A dan TR KSU B terbesar terdapat pada periode X dan terendah periode I. Kadar Brik terendah baik untuk TR KSU A dan TR KSU B terjadi pada periode I karena umumnya tebu belum mencapai masak optimal.