Pengertian dan Peranan Manajemen ProduksiOperasi

2.3. Manajemen ProduksiOperasi

2.3.1. Pengertian dan Peranan Manajemen ProduksiOperasi

Manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran Render dan Heizer, 2001. Manajemen produksi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi barang atau jasa yang berguna sebagai usaha pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Sasaran dari organisasi itu antara lain adalah untuk memperoleh tingkat laba tertentu atau memaksimalkan laba, memberikan pelayanan yang baik, serta berupaya dan berusaha untuk menjamin eksistensi organisasi tersebut. Manajemen produksi mempunyai peranan untuk mengombinasikan faktor- faktor produksi yang rumit, sehingga dapat diproduksi barang atau jasa secara efektif dan efesien, variasi dan waktu Assauri, 2003. Istilah manajemen berhubungan dengan usaha untuk tujuan tertentu dengan jalan menggunakan sumberdaya yang tersedia dalam organisasi dengan sebaik mungkin. Karena dalam pengertian organisasi selalu terkandung unsur kelompok, maka manajemen pun biasanya digunakan dalam hubungan usaha suatu kelompok manusia, walaupun manajemen dapat pula ditetapkan terhadap usaha-usaha individu. Menurut Manullang 1987, fungsi manajemen meliputi : Perencanaan planning, Pengorganisasian organizing, Pengerahan actuating dan Pengawasan controlling. 1. Perencanaan planning Manajemen produksioperasi memerlukan perencanaan yang cermat dalam menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan kehendak pelanggankonsumen dalam hal jumlah, kualitas harga serta waktu. Selain itu ada faktor-faktor pertimbangan yang terlibat dalam manajemen produksi antara lain lokasi, fasilitas, ukuran pabrik, tata letak, pembelian, persediaan, dan pengendalian produksi. 2. Pengorganisasian organizing Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang mengelompokkan orang dan memberikan serta menjalankan tugas sehingga misi yang bertujuan agar segala kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi. Komponen- komponen yang dimaksud dalam produksi antara pekerjaan yang harus melakukan pekerjaan tersebut dan alat-alat yang dipergunakan untuk menjalankan pekerjaan. Hierarki operasional hendaknya diisi dengan personalia yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu dan perlu juga dimotivasi agar instruksi-instruksi berproduksi secara terbuka, apalagi dengan dinamika masyarakat kemungkinan perubahan-perubahan selalu ada sehingga perubahan-perubahan proses, teknologi, metode berproduksi yang disesuaikan dengan tuntutan masyarakat tidak akan menemui tantangan. 3. Pengerahan actuating Program dan organisasi yang efektif saja belum menjamin bahwa pekerjaan- pekerjaan dapat segera dilaksanakan tanpa adanya motivasi. Motivasi dapat berupa pujian atas hasil kerja atau produk yang dihasilkan, pemberian bantuan cara kerja modern, pemberian kesempatan berpatisipasi, mengemukakan ide-ide produk baru dan lain-lain. Tentu saja tindakan tidak berlebihan dan hendaknya dilakukan pada waktu yang tepat. Koordinasi berproduksi selain sistem produksinya yang memungkinkan, prosedurnya pun dibuat hitam diatas putih dan aspek kemanusiaannya diperhatikan, yaitu diberi kesempatan mempelajari learning process terlebih dahulu. Selain itu keyakinan atas tujuan produksi perlu diberikan. 4. Pengawasan controlling Fungsi manajemen produksioperasi terakhir adalah pengawasan kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan dan berfungsi sebagai wadah pelaksanaan tugas, pengarahan merupakan segi memulai kegiatan, dengan demikian pengawasan mengatur agar kegiatan-kegiatan produksi sesuai dengan apa yang direncanakan. Manajemen produksi merupakan proses manajemen yang diterapkan dalam bidang produksi. Proses manajemen produksi adalah penggabungan seluruh aspek yang terdiri dari produk, pabrik, proses, program dan manusia.

2.3.2. Kedudukan Manajemen Produksi Operasi