4.4. Definisi Pengukuran Variabel
Guna lebih mengarahkan penelitian, maka diperlukan adanya suatu kesatuan pengertian tentang beberapa istilah dan variabel yang digunakan dalam penelitian
ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut : 1.
Bahan baku utama dalam produksi gula adalah tebu. Jumlah produksi tebu, jumlah tebu yang dipasok dinyatakan dengan satuan ton.
2. Kriteria mutu tebu yang layak giling yaitu Bersih, Segar dan Manis :
a. Bersih B yaitu kadar trashkotoran tebu akar, tanah, daduk, pucukan
dan sogolan dengan batas toleransi dari jumlah keseluruhan kotoran tebu tidak lebih dari 5.
b. Segar S yaitu tebu pada saat tebang dalam kondisi sehat dan segar
tidak terserang hamapenyakit, tidak kering, tidak terbakar serta waktu antara tebu ditebang sampai digiling tidak lebih dari 24 jam. Btas
toleransi tebu dikatakan segar dan masih dapat digiling yaitu 2 hari. c.
Manis M yaitu tebu dalam kondisi masak optimal, tidak layu atau kekeringan serta memiliki potensi rendemen tinggi yang diukur
melalui kadar brix periode awal minimal 17. 3.
Tingkat mutu tebu dapat diuji melalui analisis trashkotoran tebu yang terdiri dari :
a. Pucukan adalah batang dan daun muda yang belum memiliki potensi
gula. Batas toleransi tebu dikatakan bersih sebesar 1,5. b.
Daduk adalah daun-daun kering yang terbawa dibatang tebu. Batas toleransi tebu dikatakan bersih sebesar 2.
c. Sogolan adalah anakan tebu yang memiliki panjang kurang dari 2
meter. Batas toleransi tebu dikatakan bersih sebesar 1,4. d.
Akar adalah tunas akar yang tumbuh pada internut buku ruas batang tebu. Batas toleransi tebu dikatakan bersih sebesar 0,05.
e. Tanah dengan batas toleransi tebu dikatakan bersih sebesar 0,05.
4.5. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, maka data yang telah terkumpul disempurnakan serta dianalisis yang selanjutnya dipindahkan ke
dalam bentuk analisis statistik. Dalam penelitian ini dilakukan analisis dengan menggunakan :
a. Analisis Kuantitatif adalah suatu pengolahan data yang menggunakan
perhitungan angka-angka untuk membuktikan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lain.
b. Analisis Deskriptif adalah suatu pengolahan data yang dilakukan dengan
cara menguraikan dalam bentuk kalimat dan menghubungkan dengan teori- teori yang ada guna mendapatkan kesimpulan.
Untuk menjawab tujuan penelitian, maka analisis data yang dilakukan sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi mutu TR KSU A dan TR
KSU B di PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dari kriteria bersih yaitu dengan menggunakan model persamaan linear berganda yaitu untuk
menguji pengaruh atau hubungan antara sebuah variabel terikat Y dengan variabel bebas X. Secara spesifik dalam analisis model Regresi Linier
Berganda sebagai berikut : a.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu TR KSU A A ditinjau dari kriteria Bersih adalah :
Y
A
= a + b
1A
X
1A
+ b
2A
X
2A
+ b
3A
X
3A
+ b
4A
X
4A
+ e Dimana :
Y
A
= Bobot TR KSU A Bersih Kwperiode a
= Konstanta X
1A
= Pucukan Kgperiode X
2A
= Sogolan Kgperiode X
3A
= Daduk Kgperiode X
4A
= Akar Kgperiode b
1A
,…,b
4A
= koefisien regresi diartikan sebagai pengaruh dari faktor- faktor terhadap variabel terikat
e = standard error
Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi mutu TR KSU A dari kriteria Bersih yaitu :
Y
A
= f b
1A
, b
2A
, b
3A
, b
4A
, dimana b
1A
, b
2A
, b
3A
, b
4A
merupakan koefisien dari :
b
1A
= Nilai kotoran pucukan TR KSU A Kgperiode b
2A
= Nilai kotoran sogolan TR KSU A Kgperiode b
3A
= Nilai kotoran daduk TR KSU A Kgperiode b
4A
= Nilai kotoran akar TR KSU A Kgperiode Berlaku syarat :
1. Semakin rendah b
1A
maka makin bersih TR KSU A sehingga semakin baik mutunya. Artinya kotoran pucukan berpengaruh
negatif terhadap mutu TR KSU A . 2.
Semakin rendah b
2A
maka makin bersih TR KSU A sehingga semakin baik mutunya. Artinya kotoran sogolan berpengaruh
negatif terhadap mutu TR KSU A . 3.
Semakin rendah b
3A
maka makin bersih TR KSU A sehingga semakin baik mutunya. Artinya kotoran daduk berpengaruh
negatif terhadap mutu TR KSU A . 4.
Semakin rendah b
4A
maka makin bersih TR KSU A sehingga semakin baik mutunya. Artinya kotoran akar berpengaruh
negatif terhadap mutu TR KSU A .
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu TR KSU B B ditinjau dari
kriteria Berish adalah Y
A
= a + b
1B
X
1B
+ b
2B
X
2B
+ b
3B
X
3B
+ b
4B
X
4B
+ e Dimana :
Y
B
= Bobot TR KSU B Bersih Kwperiode a
= Konstanta X
1B
= Pucukan Kgperiode X
2B
= Sogolan Kgperiode X
3B
= Daduk Kgperiode X
4B
= Akar Kgperiode b
1B
,…,b
4B
= koefisien regresi diartikan sebagai pengaruh dari faktor- faktor terhadap variabel terikat
e = standard error
Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi mutu TR KSU B dari kriteria Bersih yaitu
Y
B
= f b
1B
, b
2B
, b
3B
, b
4B
, b
5B
, dimana b
1B
, b
2B
, b
3B
, b
4B
merupakan koefisien dari :
b
1B
= Nilai kotoran pucukan TR KSU B Kgperiode b
2B
= Nilai kotoran Sogolan TR KSU B Kgperiode b
3B
= Nilai kotoran daduk TR KSU B Kgperiode b
4B
= Nilai kotoran akar TR KSU B Kgperiode
Berlaku syarat : 1.
Semakin rendah b
1B
maka makin bersih TR KSU B sehingga semakin baik mutunya. Artinya kotoran pucukan berpengaruh
negatif terhadap mutu TR KSU B . 2.
Semakin rendah b
2B
maka makin bersih TR KSU B sehingga semakin baik mutunya. Artinya kotoran sogolan berpengaruh
negatif terhadap mutu TR KSU B . 3.
Semakin rendah b
3B
maka makin bersih TR KSU B sehingga semakin baik mutunya. Artinya kotoran daduk berpengaruh
negatif terhadap mutu TR KSU B . 4.
Semakin rendah b
4B
maka makin bersih TR KSU B sehingga semakin baik mutunya. Artinya kotoran akar berpengaruh
negatif terhadap mutu TR KSU B . Model regresi linier berganda yang menggunakan Metode Kuadrat Terkecil
Biasa OLS haruslah memenuhi asumsi-asumsi klasik, yaitu dengan uji Autokorelasi, uji Kolinearitas Ganda Multicollienarity dan Heteroskedastisitas
Heteroscedasticity 1.
Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sbagai “korelasi antara data observasi yang
diurutkan berdasarkan urut waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross-sectional”. Jadi dalam model regresi linier
diasumsikan tidak terdapat autokorelasi. Identifikasi atau tidaknya gejala autokorelasi dapat dites dengan menghitung nilai Durbin Watson DW tez
dengan persamaan Gujarati 1999 :
t=N
∑ e
t
- e
t-1 2
t=2
d =
t=N
∑ e
t 2
t=1
Keterangan : d
= nilai Durbin Watson e
t
= residual pada waktu ke t e
t-1
= residual pada waktu t-1 satu periode sebelumnya n
= banyaknya data 2.
Uji Kolinearitas Ganda Multicollinearity Kolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat kolerasi yang sangat
tinggi antara variabel bebas dalam persamaan regresi. Multikolinearitas merupakan adanya koreksi linier yang tinggi mendekati sempurna diantara
dua atau lebih variabel bebas. Untuk mengetahui tidak adanya multikolinearitas, digunakan uji VIF Variance Inflation Factor. Bila VIF
10 maka terjadi kolinearitas antar variabel. Bila VIF 10 maka tidak terjadi koliaritas antar semua variabel bebas. Dengan kata lain, antar variabel bebas
tidak saling berpengaruh secara sempurna. 3.
Heteroskedastisitas Heteroscedasticity Heteroskedastisitas akan mengakibatkan penaksiran-penaksiran koefisien
regresi menjadi tidak efesien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari semestinya Bila hasil heteroskedastisitas untuk semua variabel bebas
diperoleh sig p 0,05 artinya untuk sembarang hanya variabel bebas dan varian variabel terikat tidak mengalami heteroskedastisitas terpenuhinya.
A. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi dalam persamaan regresi menunjukkan proporsi atau persentase variasi total dalam variabel tak bebas Y yang dijelaskan oleh
variabel yang menjelaskan X. Nilai R
2
berada pada range antara 0-1. Bila R
2
semakin mendekati 1 maka variabel bebas semakin mempunyai pengaruh yang kuat dalam menjelaskan variabel tidak bebas. Sedangkan R
2
semakin mendekati angka nol maka variabel bebas semakin lemah pengaruhnya
terhadap variabel tidak bebas.
B. Uji F
Uji F F
test
adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan. Kriteria pengujian uji F adalah :
a. Apabila F
hit
≤ F
tabel
α,db maka terima Ho dan tolak Hi. Berarti secara simultan pucuk, sogol, daduk dan akar tidak berpengaruh nyata
terhadap bobot tebu bersih Kw. b.
Apabila F
hit
F
tabel
α,db maka tolak Ho dan terima Hi. Berarti secara simultan pucuk, sogol, daduk dan akar berpengaruh nyata terhadap
bobot tebu bersih Kw.
C. Uji t
Alat uji yang digunakan untuk uji t adalah dengan menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS for Windows Versi 13.
Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut : a.
Bila t
hit
≤ t
tabel
α,db-1 maka terima H dan tolak H
i
, berarti variabel ke-i tidak berpengaruh terhadap bobot tebu bersih pada
α=0,10
b. Bila t
hit
t
tabel
α,db-1 maka tolak H dan terima H
i
, berarti variabel ke-i berpengaruh terhadap bobot tebu bersih pada
α=0,10 2. Untuk menjawab tujuan berikutnya menggunakan analisis deskriptif yaitu
memberikan gambaran secara jelas tentang obyek yang diteliti melalui data dan tabel yang dijelaskan secara rinci.
V. KEADAAN UMUM DAERAH