Adanya masalah tersebut mengakibatkan jumlah trashkotoran tebu dari TR KSU B lebih besar daripada TR KSU A baik dari jumlah pucukan, sogolan,
daduk, akar maupun jumlah dari tanah yang terkandung dalam tebu serta kadar Brik TR KSU B yang lebih kecil daripada TR KSU A . Hal inilah yang
menyebabkan mutu TR KSU A lebih baik daripada mutu TR KSU B.
6.4. Upaya Yang Dilakukan Oleh PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo
Dalam Pengendalian Mutu TR KSU A dan TR KSU B
Tebu Rakyat Kerjasama Usaha TR KSU merupakan suatu pola kerjasama usaha antara pihak PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo khususnya bagian
tanaman dengan petanikelompok tani. Aplikasi dari pelaksanaan kerjasama usaha tersebut terdiri dari 2 kategori tebu, yaitu : TR KSU A dan TR KSU B.
Perbedaan yang mendasar dari kedua kategori tersebut atara lain : 1.
Penerapan pola baku teknis budidaya tebu yang digunakan oleh PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo.
Pelaksanaan dan penerapan pola baku teknis budidaya tebu yang sesuai dengan ketentuan PG. Candi lebih efektif dilakukan untuk kategori TR KSU
A daripada TR KSU B. 2.
Keefektivitasan pelaksanaan kegiatan pengawasan mutu tebu baik dari petani itu sendiri maupun dari pihak PG dalam usaha pengendalian mutu
dari kedua kategori tebu TR KSU A dan TR KSU B tersebut. Pelaksanaan kegiatan pengawasan mutu lebih efektif dilakukan untuk
kategori TR KSU A daripada TR KSU B.
Untuk kategori TR KSU A, keseluruhan pola baku teknis budidaya tebu dan kegiatan pengawasan mutu secara efektif dapat dilaksanakan oleh petani. Hal ini
disebabkan karena seluruh sumber daya manusia baik petani maupu pengawasSinder yang terlibat dalam kerjasama usaha ini berasal dari PG. Candi
Baru itu sendiri sehingga mutu tebu dapat terkendali. Sedangkan untuk kategori TR KSU B, pelaksanaan pola baku teknis budidaya tebu dan kegiatan pengawasan
mutu tebu kurang efektif dilakukan oleh SDM yang terlibat. Hal ini disebabkan karena SDM yang terlibat berasal dari petanikelompok tani itu sendiri dan
keberadaan pihak PG hanya bersifat kondisional, misalnya jika petanikelompok tani memerlukan pembinaan dari pihak PG maka pihak PG harus memberikan
pembinaan yang diperlukan oleh petani tersebut. Untuk menekan perbedaan tersebut dan sekaligus mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi maka PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo melaksanakaan beberapa upaya sehingga mutu tebu dari kedua kategori tersebut
tinggi, yaitu : 1.
Terbatasnya ketersediaan sarana produksi pertanian a.
Untuk mengatasi keterbatasan mesin traktor maka pihak PG menyewa alat-alat mesin pertanian dari pihak ketiga, yaitu PT. semanggi.
b. Untuk menyediakan pompa air maka petani TR KSU B memiliki
kemauan untuk membeli dengan usaha personal atau kerjasama dengan pihak PG. Candi.
2. Terbatasnya SDM baik dari petani maupun pihak PG
a. Untuk mengatasi keterbatasan pekerja PG ini pihak PG
memprioritaskan pengawasan mutu tebu kepada lahan-lahan dengan kondisi buruk.
b. Untuk mengatasi keterbatasan petani ini maka pihak PG melakukan
pembinaan yang terkait dengan setiap permasalahan yang dihadapi oleh petani.
Upaya yang dilakukan oleh PG. Candi Baru-Sidoarjo untuk menurunkan jumlah trash pucukan, sogolan, daduk dan akar serta dapat meningkatkan kadar
Brik untuk TR KSU B sehingga mutu TR KSU B lebih dapat dikontrol adalah sebagai berikut :
a. Untuk menurunkan jumlah pucukan yaitu dengan melakukan kegiatan
pengawasan yang lebih intensif khususnya terhadap cara tebangan. b.
Untuk menurunkan jumlah sogolan yaitu selain dengan melakukan kegiatan pengawasan tebangan yang lebih intensif juga tidak menambah pupuk diatas
umur tebu 6 bulan, tidak memberikan dosis N yang berlebihan serta melakukan kegiatan tambah tanah harus sesuai dengan standard yang
ditetapkan oleh PG. Candi Baru-Sidoarjo. c.
Untuk menurunkan jumlah daduk yaitu selain dengan melakukan kegiatan pengawasan tebangan yang lebih intensif juga mencegah terjadinya tebu
roboh dan kegiatan klentek yang tepat. d.
Untuk menurunkan jumlah akar yaitu selain dengan melakukan kegiatan pengawasan tebangan yang lebih intensif juga mencegah terjadinya tebu
roboh.