Kerangka Pemikiran KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Pemikiran

Mutu adalah salah satu tujuan penting sebagian besar perusahaan, baik perusahaan industri maupun jasa. Pengertian mutu ini mencakup produk atau jasa dengan cacat nol, proses penyempurnaan yang berkesinambungan dan fokus kepada pelanggan. Kendali mutu merupakan penyempurnaan berkesinambungan dari suatu proses yang stabil. Proses yang bertujuan untuk menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas tinggi cacat nol sehingga dapat meningkatkan tingkat produksi perusahaan dan menetapkan standard perusahaan yang disesuaikan oleh permintaan konsumen pelanggan. PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dikatakan berhasil bilamana usahanya dapat menghasilkan gula yang berkualitas tinggi. Dengan melakukan perbaikan mutu tebu secara terus-menerus dan berkesinambungan dapat menghasilkan Gula Kristal Putih GKP yang berkualitas tinggi. Tebu yang digunakan PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo diklasifikasi berdasarkan pola kerjasama usaha antara PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dengan petani atau kelompok tani, yaitu : Tebu Rakyat Kerjasama Usaha TR KSU A dan TR KSU B dan Tebu Rakyat Mandiri TRM. Dalam penelitian ini hanya membahas pada pengendalian mutu TR KSU A dan TR KSU B karena wilayah pengelolaan dari kedua jenis tebu tersebut masih berada dalam wilayah historis PT. Pabrik Gula Candi Baru- Sidoarjo sehingga kegiatan pengawasan mutu tebu dapat dilakukan secara efektif dan efesien oleh PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo. Secara umum kriteria tebu baik TR KSU A, TR KSU B, maupun TRM yang bermutu baik dan layak giling yaitu memenuhi standard Bersih, Segar, dan Manis BSM adalah sebagai berikut : a. Bersih B yaitu kadar trashkotoran tebu pucuk, sogol, daduk, akar dan tanah dengan toleransi jumlah keseluruhan kotoran tebu tersebut tidak lebih dari 5. Batas toleransi tebu masih dapat digiling dari masing-masing kotoran tebu sebagai berikut : 1 Pucukan yaitu tidak lebih dari 1,5 2 Daduk yaitu tidak lebih dari 2 3 Sogolan yaitu tidak lebih dari 1,4 4 Akar yaitu tidak lebih dari 0,05 5 Tanah yaitu tidak lebih dari 0,05 Tingkat mutu tebu, khususnya untuk kriteria Bersih tersebut dapat diuji melalui analisis trashkotoran tebu yang terdiri dari daduk, sogolan, pucukan, akar dan tanah. Tingkat mutu tebu hasil dari analisis trash ini ditunjukkan dengan besarnya produksi tebu bersih Kw, dengan hubungan antara analisis trash dengan produksi tebu bersih yaitu : semakin besar jumlah kotoran tebu maka semakin rendah produksi tebu bersih sehingga semakin buruk pula mutu tebu dan sebaliknya. b. Segar S yaitu waktu antara tebu ditebang sampai digiling tidak lebih dari 24 jam 1 hari. Batas toleransi tebu dikatakan segar dan masih dapat digiling yaitu 2 hari 2X 24 jam. c. Manis M yaitu tebu yang memiliki potensi rendemen tinggi dengan kadar Brix pada periode awal minimal 17. Tingkat mutu tebu melalui kriteria manis dapat dilakukan dengan perhitungan brik baik untuk kategori TR KSU A maupun TR KSU B yaitu semakin tinggi kadar brik maka semakin manis tebu sehingga semakin baik mutu tebu tersebut. Proses produksi tebu menjadi gula melalui beberapa perubahan bentuk yaitu dari tebu menjadi nira dan kemudian menjadi gula. Kegiatan pengawasan mutu harus dilakukan mulai dari bahan baku hingga produk akhir yang dihasilkan untuk menghasilkan mutu tertinggi. Gambar 1 ini menjelaskan tentang pelaksanaan pengendalian mutu Tebu Rakyat Kerjasama Usaha TR KSU A dan TR KSU B di PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo, yaitu : Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran Keterangan dari gambar 1 adalah : menunjukkan fokus kajian dalam penelitian. menunjukkan bukan fokus kajian dalam penelitian. Jenis tebu yang digunakan oleh PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo Bersih Segar Manis TR KSU B TR KSU A TRM Kriteria tebu yang bermutu baik dan layak giling Mutu tebu Pucukan Daduk Sogolan Akar Tanah

3.2. Hipotesis