5. Stasiun Masakan
Fungsi dari Stasiun Masakan ini adalah untuk memproses nira kental menjadi masakan dengan karakteristik kristal rata, kadar brix sesuai
persentase kristal masakan tinggi, tidak viscous. Sistem masakan yang digunakan di PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo adalah masakan A, C,
dan D. 6.
Stasiun Putaran Centrifugal Fungsi stasiun ini adalah untuk memisahkan hasil masakan dengan
stroopnya dengan bantuan air cucianbilasan dan uap bau sehingga menghasilkan Gula Kristal Putih GKP.
7. Stasiun Penyelesaian dan Pengemasan
Fungsi dari Stasiun Penyelesaian dan Pengemasan ini adalah untuk mengeringkan GKP dan menyeleksi ukuran kristal.
Tahapan lainnya yang juga termasuk dalam aktivitas pabrik gula, yaitu Unit Pengolahan Limbah UPL. Dalam buku saku PG. RNI 2005 ini juga
menjelaskan bahwa limbah yang dihasilkan oleh pabrik gula terdiri dari limbah padat, gas dan cair. Ketiga jenis limbah ini memiliki karakteristik yang berbeda
sehingga memudahkan proses penanggulangannya.
2.8.5. Analisis Uji Hasil
Analisa uji hasil dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif dari bahan baku sampai produk akhir dengan tujuan untuk :
1. Mengendalikan proses dari awal sampai akhir guna mengendalikan mutu
selama proses, dengan harapan hasilnya sesuai dengan standard yang diharapkan.
2. Sebagai acuan guna menghasilkan produk yang lebih baik pada periode atau
musim giling berikutnya. Adapun analisis uji hasil yang dilakukan oleh PT. Pabrik Gula Candi Baru-
Sidoarjo adalah sebagai berikut : 1.
Analisis uji hasil yang dilakukan oleh bagian tanaman, yaitu : A.
Analisis Pendahuluan Tujuan
: untuk mengetahui apakah tebu sudah siap ditebang agar dapat ditentukan waktu tebang yang tepat.
B. Analisis Trashkotoran tebu
Tujuan : untuk mengetahui sejauh mana mutu tebu yang secara
analisis pendahuluan layak giling yang berhubungan dengan mutu bahan baku.
C. Analisis NPP Nilai Perahan Pertama
Tujuan : untuk mengetahui potensi rendemen riil.
2. Analisis uji hasil yang dilakukan oleh bagian pabrikasi, yaitu :
A. Analisis Pendahuluan dan Analisis Rendemen
Tujuan : untuk mengetahui apakah tebu sudah siap ditebang agar
dapat ditentukan waktu tebang yang tepat sekaligus untuk mengetahui tinggi rendemen tebu yang digiling.
B. Analisis Nira
Tujuan : untuk menentukan derajat keasaman, Harga Kemurnian
HK, brix, pol, kotoran kandungan kapur, kandungan phospat dan gula reduksi.
C. Analisis Blotong
Tujuan : untuk menentukan bahan kering blotong dan persentase
pol, serta untuk mengetahui kadar gula yang masih tertinggal atau terbuang blotong.
D. Analisis Ampas
Tujuan : untuk mengetahui hasil gula dari sejumlah tebu yang
digiling dan untuk mengetahui kadar gula yang tertinggal pada ampas sehingga dapat ditentukan banyaknya air imbibisi yang harus
ditambahkan. E.
Analisis Masakan dan Stroop Tujuan : untuk menetapkan Harga Kemurnian HK guna
pengontrolan proses. F.
Analisis Gula Produk Tujuan
: untuk menentukan HK guna mengontrol kualits produk yang dihasilkan.
G. Analisis Tetes atau Mollases
Tujuan : untuk menentukan HK tetes.
H. Analisis Air Kondesat
Tujuan : untuk mengetahui apakah air kondesat mengandung gula
atau tidak. I.
Analisis Air Ukuran yang paling banyak digunakan dalam analisis uji hasil adalah brix,
pol dan HK Harga Kemurnian, yaitu :
a. brix : Bagian kadar zat kering yang terlarut kadar gula + kadar
kotoran bukan gula. b.
pol : Bagian kadar gula yang terlarut.
c. HK
: Merupakan hasil bagi kemurnian antara pol dan brix.
III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Pemikiran
Mutu adalah salah satu tujuan penting sebagian besar perusahaan, baik perusahaan industri maupun jasa. Pengertian mutu ini mencakup produk atau jasa
dengan cacat nol, proses penyempurnaan yang berkesinambungan dan fokus kepada pelanggan. Kendali mutu merupakan penyempurnaan berkesinambungan
dari suatu proses yang stabil. Proses yang bertujuan untuk menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas tinggi cacat nol sehingga dapat meningkatkan tingkat
produksi perusahaan dan menetapkan standard perusahaan yang disesuaikan oleh permintaan konsumen pelanggan.
PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dikatakan berhasil bilamana usahanya dapat menghasilkan gula yang berkualitas tinggi. Dengan melakukan perbaikan
mutu tebu secara terus-menerus dan berkesinambungan dapat menghasilkan Gula Kristal Putih GKP yang berkualitas tinggi. Tebu yang digunakan PT. Pabrik
Gula Candi Baru-Sidoarjo diklasifikasi berdasarkan pola kerjasama usaha antara PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo dengan petani atau kelompok tani, yaitu :
Tebu Rakyat Kerjasama Usaha TR KSU A dan TR KSU B dan Tebu Rakyat Mandiri TRM. Dalam penelitian ini hanya membahas pada pengendalian mutu
TR KSU A dan TR KSU B karena wilayah pengelolaan dari kedua jenis tebu tersebut masih berada dalam wilayah historis PT. Pabrik Gula Candi Baru-
Sidoarjo sehingga kegiatan pengawasan mutu tebu dapat dilakukan secara efektif dan efesien oleh PT. Pabrik Gula Candi Baru-Sidoarjo.