Menurut Handoko 2002, para manajer produksi mengarahkan berbagai masukan input agar dapat memproduksi berbagai keluaran output dalam
jumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen. Selain itu organisasi-organisasi yang sesuai hendaknya mempunyai
sistem pelaporan yang memberikan informasi umpan balik feedback agar manajer dapat mengetahui apakah kegiatan-kegiatannya dapat memenuhi
permintaan konsumen atau tidak memenuhi permintaan konsumen. Apabila tidak memenuhi permintaan konsumen, maka konsekuensinya agar kelangsungan hidup
organisai tetap terjadi adalah harus merancang kembali produk-produk atau jasa- jasanya. Perubahan-perubahan yang dilakukan melalui operasi internalnya atau
faktor-faktor produksi yang digunakan. Selain itu juga, manajer harus selalu memperhatikan dan menanggapi kekuatan-kekuatan dari lingkungan eksternal,
seperti peraturan-peraturan pemerintah, tuntutan-tuntutan serikat buruh, kondisi ekonomi lokal, regional, nasional dan internasional, kemajuan teknologi, dan lain-
lain sebagai kondisi sekarang maupun yang akan datang yang bergejolak terus- menerus dan sangat dinamik.
2.4. Mutu atau Kualitas
2.4.1. Pengertian Mutu atau Kualitas
Terdapat beberapa pengertian tentang mutu atau kualitas yang menunjuk langsung terhadap atribut atau sifat-sifat dari produk atau jasa yang bersangkutan.
Menurut Ahyari 2003 kualitas dapat didefinisikan sebagai jumlah dari atribut yang dideskripsikan dalam produk atau jasa yang bersangkutan. Definisi mutu
yang diadopsi dari American Society for Quality Control oleh Barry Render dan
Jay Heizer 2001 bahwa mutu adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi. Pendapat lain mengatakan bahwa definisi mutu berorientasi pada pengguna atau pemakainya,
yang mengatakan bahwa mutu “tergantung pemakai menganggapnya”. Definisi kualitas lainnya dari Tjiptono dan Diana 2003 menjelaskan bahwa kualitas
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya yang memenuhi atau melebihi harapan.
Definisi mutu atau kualitas lainnya adalah sifat atau karakter dari suatu produk atau jasa yang dapat memuaskan si pemakai atau konsumen. Sehingga dapat
dikatakan bahwa orientasi dari mutu atau kualitas adalah konsumen pemakai langsung. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Schroeder 2002 yang menjelaskan
mutu pada umumnya telah didefinisikan sebagai kecocokan penggunaan. Ini berarti bahwa produk atau jasa memenuhi kebutuhan pelanggan; artinya produk
itu cocok dengan penggunaan pelanggan. Kecocokan penggunaan dikaitkan dengan nilai yang diterima pelanggan dan dengan kepuasan pelanggan. Hanya
pelanggan yang menentukannya, bukan produsen. Produsen harus terus berusaha memperbaiki mutu dengan melakukan penyempurnaan yang berkesinambungan
terhadap produk-produk yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mengurangi variabilitas di dalam semua proses. Dari beberapa pengertian
mutu atau kualitas maka dapat disimpulkan bahwa mutu atau kualitas merupakan suatu ukuran seberapa dekat sebuah barang atau jasa memiliki kesesuaian dengan
standar-standar yang ditentukan. Standar yang ditentukan bisa beraneka macam,
tergantung pihak mana yang menetapkannya. Misalnya standar bahan baku, standar produksi, standar fungsi produk dan sebagainya.
Direktorat Teknologi PT. Rajawali Nusantara Indonesia PT. RNI dalam buku saku PG. RNI 2005 yang berjudul : “Teknik dan Teknologi Industri Gula”
menjelaskan bahwa tebu baik TR KSU A, TR KSU B maupun TRM yang bermutu baik dan layak digiling memiliki kriteria Bersih, Segar, dan Manis yang
disingkat dengan BSM. Sunantyo 2008 juga menjelaskan bahwa kriteria mutu tebu Bersih, Segar dan Manis BSM yaitu tebu bersih adalah tebu dalam keadaan
bersih dari kotoran yang berupa akar, tanah, daduk, pucuk tebu dan sogolan. Tebu segar adalah tebu pada saat tebang dalam kondisi sehat dan segar tidak terserang
hamapenyakit, tidak kering, tidak terbakar dan setelah ditebang langsung digiling. Sedangkan tebu manis adalah tebu dalam kondisi masak optimal, tidak
layu atau kekeringan. Menggiling tebu dengan kriteria BSM ini memiliki banyak keuntungan, antara lain: menekan biaya tebang dan angkut, meningkatkan
kapasitas giling, HK nira mentah, Nilai Nira Perahan Pertama NPP dan Meningkatkan Kadar Nira Tebu KNT.
Penurunan mutu dapat terjadi dalam dua waktu yaitu sebelum dan sesudah tebu ditebang. Penurunan sebelum tebu ditebang dapat disebabkan oleh penyakit,
hama, perubahan cuaca, dan sebagainya. Sedangkan penurunan setelah tebu ditebang dapat terjadi karena pembusukan oleh bakteri dan penggunaan sukrosa
oleh tebu untuk hidup. Hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi kerusakan tebu dapat dilakukan mengurangi rentang waktu antara penebangan dan
penggilingan tebu sampai pada tingkat maksimum yaitu 24 jam.
2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu atau Kualitas