Pengertian Pengawasan Mutu atau Kualitas Maksud dan Tujuan Pengawasan Mutu atau Kualitas

2.5. Manajemen Mutu atau Kualitas

Konsep manajemen mutu dibangun berdasarkan konsep manajemen secara umum. Manajemen adalah proses sistematis untuk mencapai tujuan melalui fungsi Perencanaan planning, Pengorganisasian organizing, Pengerahan actuating dan Pengawasan controlling. Perencanaan planning adalah proses menetapkan apa yang ingin dicapai dan menjabarkan bagaimana cara mencapainya. Pengorganisasian organizing adalah proses memperoleh informasi mengenai kemajuan atau tingkat merealisasikan apa yang telah dipikirkan dan ditetapkan dalam perencanaan. Pengerahan actuating dan Pengawasan controlling adalah proses efektivitas pencapaian hasil atau sasaran yang direncanakan dengan cara melakukan evaluasi. Evaluasi adalah kegiatan menilai, mengukur atau membandingkan apa yang telah dilaksanakan dan dicapai dengan apa yang seharusnya dicapai dan dilaksanakan. Manajemen mutu adalah upaya sistematis melalui fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, serta evaluasi terhadap semua unsur perusahaan, baik internal maupun eksternal yang tercakup dalam dimensi material metode, mesin, dan manusia lingkungan maupun informasi untuk merealisasikan komitmen, kebijakan dan sasaran mutu yang telah ditetapkan dalam rangka memberikan kepuasan kepada pelanggan untuk sekarang maupun masa mendatang.

2.5.1. Pengertian Pengawasan Mutu atau Kualitas

Mutu adalah salah satu tujuan penting sebagian besar organisasi. Mengingat mutu ini menyangkut orgnisasi secara keseluruhan, maka fungsi operasi dibebani tanggung jawab untuk menghasilkan mutu bagi pelanggan atau konsumen. Tanggung jawab ini bisa dilakukan hanya melalui manajemen serta pengendalian mutu yang benar pada semua tahap operasi. Menurut Assauri 1998, pengawasan mutu merupakan salah satu fungsi yang penting dari suatu perusahaan agar spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standard terdapat pada hasil akhir. Pengawasan mutu ini semua barang dicatat menurut standard dan dijadikan sebagai acuan untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan pada produksi di masa mendatang. Menurut Tjiptono dan Diana 2003, persyaratan mutu menurut aliran TQM Total Quality Management mencakup konsep multi-dimensional yang terdiri dari delapan tujuh aspek yang merupakan orientasi pemikiran dalam manajemen mutu, terutama untuk produk manufaktur. Dimensi-dimensi kualitas tersebut adalah : 1. Kinerja performance karakteristik operasi pokok dari produk inti. 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan features, yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. 3. Kehandalan realibility, yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai. 4. Kesesuaian dengan spesifikasi conformance to specifications, yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standard-standard yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Daya tahan durability, berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. 6. Servicebility, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan. Mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan. 7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. 8. Kualitas yang dipresepsikan perceived quality, yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

2.5.2. Maksud dan Tujuan Pengawasan Mutu atau Kualitas

Tujuan dari pengawasan mutu atau kualitas adalah agar spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standard dapat tercemin dalam produk atau hasil akhir. Secara terperinci, tujuan dari pengawasan mutu menurut Assauri 1998 adalah : 1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standard mutu yang telah ditetapkan. 2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. 3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin. 4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

2.6. Total Quality Management TQM