Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J 21
penyesuaian. Oleh karena itu, guru perlu bersikap fleksibel dan siap mengubah rencana tindakan sesuai dengan keadaan yang ada. Semua
perubahanpenyesuaian yang terjadi perlu dicatat karena harus dilaporkan.
Pelaksanaan rencana tindakan memiliki karakter perjuangan materiil, sosial, dan politis ke arah perbaikan. Mungkin negosiasi dan kompromi
diperlukan, tetapi kompromi harus juga dilihat dalam konteks strateginya. Nilai tambah taraf sedang mungkin cukup untuk sementara
waktu, dan nilai tambah ini kemudian mendasari tindakan berikutnya.
c. Observasi
Observasi tindakan di kelas berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan bersama prosesnya. Observasi berorientasi ke
depan, tetapi memberikan dasar bagi refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika putaran atau siklus masih berlangsung perlu dijaga agar
observasi: 1 direncanakan agar a ada dokumen sebagai dasar refleksi berikutnya, b fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang
tak terduga; 2 dilakukan secara cermat karena tindakan guru di kelas selalu akan dibatasi oleh kendala realitas kelas yang dinamis, diwarnai
dengan hal-hal tak terduga; 3 bersifat responsif, terbuka. Adapun yang diamati dalam PTK adalah a proses tindakannya, b
pengaruh tindakan yang disengaja dan tak sengaja, c keadaan dan kendala tindakan, d bagaimana keadaan dan kendala tersebut
menghambat atau mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya, dan e persoalan lain yang timbul.
d. Refleksi
Yang dimaksud dengan refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan sesuai seperti yang telah dicatat dalam
observasi. Melalui refleksi guru berusaha: 1 Memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata
dalam tindakan strategik dengan mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi pembelajaran.
22
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J
2 Memahami persoalan pembelajaran dan keadaan kelas di mana pembelajaran dilaksanakan.
Dalam melakukan refleksi, guru sebaiknya berdiskusi dengan teman sejawat yang bertujuan untuk menghasilkan rekonstruksi makna
situasi pembelajaran kelas dan memberikan masukan pada perbaikan rencana siklus berikutnya. Refleksi memiliki aspek
evaluatif, guru
hendaknya menimbang-nimbang
pengalaman menyelenggarakan pembelajaran di kelas, untuk menilai apakah
pengaruh persoalan yang timbul memang diinginkan, dan memberikan saran-saran tentang cara-cara untuk meneruskan
pekerjaan. Refleksi juga disebut deskriptif, artinya guru harus melihat kembali
apa yang sudah dilakukan dan mengembangkan kembali tentang proses pembelajaran kelas, kendala yang dihadapi dalam melakukan
tindakan di kelas, dan apa yang dilakukan untuk para peserta didik agar mencapai tujuan perbaikan pembelajaran.
3. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan a. Mengidentifikasi
Masalah dalam
Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru sering menemukan banyak masalah di dalam kelas, baik yang berupa proses pembelajaran, kondisi
peserta didik maupun hasil belajar. Permasalahan yang kompleks yang terjadi dalam kelas perlu diidentifikasi, dianalisis dan dipecahkan. Salah
satu solusi yang dapat dilakukan untuk memecahkan pemasalahan dalam kelas dapat dilakukan dengan Penelitian Tindakan Kelas.
Namun, terkadang kita sulit mengidentifikasi masalah yang layak untuk diangkat ke dalam penelitian. Salah satu teknik yang dapat dipakai
untuk menentukannya adalah dengan mengikuti empat kriteria berikut ini:
1 permasalahan penelitian harus berhubungan dengan proses belajar mengajar dan berhubungan dengan praktik hari-hari;