Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Pertama

64 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J kelompok diberi satu naskah drama. Kemudian, setiap kelompok mendiskusikan unsur-unsur yang terdapat dalam naskah drama tersebut dan diberi kesempatan untuk bertanya mengenaii hal-hal yang belum dipahami. Kegiatan untuk mencapai indikator 2 menulis naskah drama, adalah sebagai berikut. Setiap kelompok diberi contoh penulisan naskah drama. Berdasarkan contoh tersebut, peserta didik bersama kelompoknya berlatih menulis naskah drama. Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, guru melakukan penilaian proses dengan cara mengunjungi setiap kelompok untuk memberikan motivasi belajar, memberikan bantuan seperlunya, dan mengecek hasil kerja setiap kelompok. Bantuan diberikan kepada kelompok yang membutuhkan dalam rangka mencapai belajar tuntas yaitu setiap kelompok mampu mencapai KKM. Dengan cara demikian, maka proses dan hasil belajar peserta didik terpantau secara efektif dan efisien. Setelah diketahui setiap kelompok menyelesaikan tugas-tugasnya, peneliti mempersilakan setiap kelompok untuk saling menukarkan hasil kerjanya antarkelompok dan saling mengoreksi pekerjaannya tersebut. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan sikap jujur, komunikatif, kreatif, dan semangat berkompetisi secara sehat dengan tidak melupakan semangat bekerjasama yang disertai dengan komunikasi secara empati, dan sikap solidaritas yang tinggi, Depdiknas 2002:5. Selain itu, agar terjadi sharing hasil belajar antar kelompok sesuai dengan prinsip kerjasama kelompok. Data hasil tes tersebut sebagaimana yang tertulis dalam tabel berikut. Tabel 4.1 Penilaian Hasil Kerjasama Kelompok Siklus I No. Nama Kelompok Aspek Rata- rata Tema Alur Tokoh Dialog Amanat Latar Lakuan 1. Kelompok1 2 2 3 3 2 2 2 2.29 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J 65 2. Kelompok 2 2 2 2 2 2 2 2 2.00 3. Kelompok 3 2 2 2 2 2 2 2 2.00 4. Kelompok 4 2 2 2 2 2 2 2 2.00 5. Kelompok 5 2 2 3 3 3 2 2 2.43 6. Kelompok 6 3 2 3 2 2 2 2 2.29 Akhir pembelajaran guru meminta peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran. Setelah itu, untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran guru memberikan penilaian. Adapun hasil penilaian adalah sebagai berikut: peserta didik yang mendapat nilai 50 sebanyak 16 peserta didik atau 55,17, peserta didik yang mendapat nilai antara 50-60 sebanyak 5 peserta didik atau 17,24, peserta didik yang mendapat nilai antara 61-70 sebanyak 4 peserta didik atau 13,79, peserta didik yang mendapat nilai antara 71-80 sebanyak 1 peserta didik atau 3,45, peserta didik yang mendapat nilai antara 81-90 sebanyak 2 peserta didik atau 6,90, dan peserta didik yang mendapat nilai antara 91-100 sebanyak 1 peserta didik atau 3,45. Rata-rata nilai yang diperoleh baru mencapai 51,11. Oleh karena itu, pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus dua. Sebagai dasar untuk memperbaiki atau meningkatkan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran siklus kedua, guru melakukan refleksi pembelajaran dengan cara meminta pendapat, saran, masukan, atau yang lainnya dari para peserta didik tentang berbagai hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang baru dilakukannya. a. Hasil Refleksi Siklus Pertama Refleksi dilakukan bersama-sama dengan ketiga observer dengan tujuan untuk menemukan kegiatan-kegiatan yang perlu diperbaiki serta menetapkan solusinya. Hasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus pertama diperoleh dua komponen pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakter kerjasama kelompok dan perlu diperbaiki. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut. 66 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J Pertama, dalam pembelajaran peserta didik membaca contoh naskah drama dan bertanya jawab mengenai unsur-unsur naskah drama. Hanya beberapa peserta didik yang aktif melaksanakan pembelajaran tersebut. Terdapat beberapa kemungkinan hal tersebut terjadi di antaranya karena peserta didik belum siap untuk melaksanakan pembelajaran. Stimulus yang diberikan guru belum mampu membuat semua peserta didik termotivasi untuk melakukan kegiatan tersebut. Kedua, tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik diberikan setelah pembacaan naskah drama selesai. Ini mengakibatkan peserta didik kebingungan. Peserta didik belum memahamai bagaimana membuat naskah drama walaupun sudah diberikan metode. Peserta didik tidak dapat memastikan bagimana memulai ceritanya. b. Solusi yang Digunakan Masalah pertama yang harus dicarikan solusinya adalah hanya beberapa peserta didik yang aktif melaksanakan pembelajaran bertanya jawab mengenai unsur-unsur naskah drama. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara mengubah tempat duduk peserta didik. Peserta didik yang kurang aktif pada pembelajaran di siklus pertama dipindahkan ke barisan depan. Selain itu, di awal pembelajaran guru memberikan motivasi berupa stimulus berupa tayangan pementasan drama, bertanya jawab mengenai unsur-unsur naskah drama berdasarkan tayangan tersebut, dan membandingkannya pada naskah drama yang sudah disiapkan. Masalah kedua yang harus dicarikan solusinya adalah tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik diberikan setelah peserta didik membaca naskah drama. Ini mengakibatkan peserta didik kehilangan arah dan kebingungan. Peserta didik tidak dapat memastikan bagaimana memulai cerita yang akan ditulisnya. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dibagikannya Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J 67 sebuah penggalan cerpen. Kemudian, secara bersama-sama mengubah cerpen tersebut menjadi naskah drama. Guru membimbing pelaksanaan pembelajaran tersebut. Setelah itu, peserta didik diberikan kebebasan berapresiasi untuk mengembangkan cerita dalam bentuk naskah drama sesuai dengan arahan atau bimbingan guru. c. Simpulan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran menulis naskah drama pada siklus kedua dilakukan perbaikan-perbaikan sebagai berikut. Pertama, posisi tempat duduk peserta didik diubah dan pada awal pembelajaran peserta didik dimotivasi dengan melihat dan menyimak penggalan pementasan drama. Sehingga peserta didik akan lebih aktif merespon pertanyaan yang berhubungan dengan unsur-unsur drama. Kedua, dibagikannya penggalan cerpen dan dibimbing mengubah cerpen tersebut menjadi naskah drama. Dengan cara ini, maka peserta didik mendapatkan arahan dan kesempatan yang seluas- luasnya untuk memahami cara menulis naskah drama. Dengan cara ini, peserta didik dapat menentukan dengan pasti bagaimana menulis naskah drama dan bagaimana memulai menulis ceritanya tersebut. Kesimpulan tersebut akan direalisasikan dalam RPP siklus kedua.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Kedua

Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran menulis naskah drama melalui metode kelompok dengan pendekatan humanistik pada peserta didik kelas XI IPA 1 SMA Negeri 61 Jakarta Tahun Pelajaran 20122013. siklus kedua dilaksanakan dua pertemuan, yaitu pada Rabu, 9 Mei 2012 dan Kamis, 10 Mei 2012. Guru dan observer dalam pembelajaran ini adalah Susan Srikencana, S. Pd. Tuty Huriyani, S. Pd. dan Endang Kurniawan, M. Pd.. Pelaksanaan pembelajaran ini berpedoman pada RPP siklus kedua lampiran 2 yang telah disusun dalam fase perencanaan. 68 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J

a. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan guru berkata, ” Pada hari ini kalian akan mempelajari kompetensi dasar yang sama dengan minggu yang lalu, yaitu menulis naskah drama melalui metode kelompok. Ibu mengulangi pembelajaran ini, karena Ibu masih belum puas terhadap hasil belajar yang telah peroleh. Karena itu, Ibu minta agar kalian lebih serius dan teliti lagi dalam mengerjakan tugas- tugas yang akan Ibu berikan.”

b. Kegiatan Inti

1. Kerjasama Kelompok Kegiatan ini dimulai dengan mempersilakan peserta didik duduk bersama kelompoknya dan mengatur ulang tempat duduk masing-masing kelompok. Kelompok yang duduk di bagian belakang pada siklus pertama di pindahkan ke bagian depan. Setelah itu, guru menayangkan penggalan pementasan sebuah drama. Berdasarkan itu, guru dan peserta didik bertanya jawab mengenai unsur-unsur drama. Karena imajinasi peserta didik telah terbangun oleh tayangan tersebut, hapir semua peserta didik mengungkapkan pendapatnya. Kegiatan selanjutnya, guru memberikan sebuah penggalan cerpen lalu bertanya bagaimana mengubah bentuk cerpen tersebut menjadi bentuk naskah drama. Peserta didik merespon pertanyaan guru dengan memberikan sebuah contoh. Berdasarkan contoh tersebut, guru meluruskan dan membimbing cara mengubah penggalan cerpen tersebut menjadi sebuah naskah drama. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan sebelumnya, peserta didik menentukan cerpen, dongeng, atau pengalaman pribadi yang akan dikembangkan menjadi sebuah naskah drama. Kemudian, dalam kelompoknya peserta didik berlatih menulis naskah drama. Selama kelompok bekerjasama mengerjakan