PENDAHULUAN A. Latar Belakang

46 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J Indonesia dituntut untuk memahami dua hal pokok yang terkandung dalam pembelajaran yakni apa dan bagaimana bahasa Indonesia, khususnya sastra itu dibelajarkan. Pengetahuan tentang apa dan bagaimana sastra dan pembelajarannya itu sangat penting bagi guru. Mengingat begitu banyak teknik, metode, strategi, dan pendekatan yang digunakan selama ini yang diharapkan akan dapat meningkatkan apresiasi sastra, pada kenyataannya secara umum belum menunjukan hasil yang memuaskan. Pengamatan selama ini, khususnya pada peserta didik SMA Negeri 61 Jakarta, menunjukan bahwa sebagian besar peserta didik masih belum mampu mengapresiasi sastra, khususnya drama dan begitu pula hanya ketika harus menulis naskah drama. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kemampuan apresiasi sastra pada diri peserta didik. Di antara penyebab itu adalah adanya sejumlah faktor yang datangnya dari dalam diri peserta didik, misalnya malu atau takut dan ragu-ragu untuk mengungkapkan pendapatnya. Selain itu, faktor dari luar diri peserta didik, misalnya teknik guru dalam proses pembelajaran, materi pembelajaran yang disajikan secara monoton, atau karena ketidaktahuan mereka dalam kaitannya dengan belajar sastra. Oleh sebab itu, ada yang menyarankan perlunya ’Mastering the teaching materials’ sebagai salah satu kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran Sastra merupakan karya seni yang bermediakan bahasa. Dia hadir untuk dibaca dan dinikmati serta selanjutnya dimanfaatkan antara lain untuk pengembangan wawasan kehidupan, pembentukan kepribadian, di samping untuk meningkatkan pengetahuan bahasa dan keterampilan berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran sastra seharusnya ditekankan pada kenyataan bahwa sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang dapat diapresiasi. Karenanya pembelajaran sastra haruslah bersifat apresiasif reseptif dan produktif. Sebagai konsekuensinya segala komponen yang berkaitan dengan pembelajaran sastra, baik kegiatan guru, kegiatan peserta didik, suasana lingkungan sekolah, materi yang diajarkan, teknik pembelajaran, maupun teknik evaluasi haruslah menekankan kegiatan yang bersifat apresiatif Depdiknas: 2002. Menulis Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J 47 naskah drama sebagai salah satu produk sastra pun hendaknya dalam pembelajarannya mengacu pada prinsip tersebut dengan menggunakan berbagai strategi yang bervariasi dan tepat. Strategi pembelajaran merupakan pola kegiatan belajar mengajar yang dipilih dan digunakan guru untuk menciptakan suasana belajar guna mencapai tujuan dan target hasil belajar yang telah dirumuskan di dalam kurikulum. Pemilihan strategi pembelajaran, termasuk di dalamnya pemilihan metode merupakan upaya guru dalam menghadirkan suasana sastra dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran sastra menjadi hidup dan bermakna. Dewas a ini, met ode pem belaj ar an Bahasa dan Sas tr a I ndones ia yang sudah ada di s ek olah adalah disk us i k elom pok . Dengan m enggunak an m et ode ini, para pes erta didik dihar apk an dapat s aling belaj ar bek erj a sama dan s aling b e r k o m u n i k a s i s e c a r a l i s a n s e h i n g g a m a m p u m e m e c a h k a n m a s a l a h y a n g didiskusikan. Namun, metode diskusi kelompok saat ini belum mampu melibatkan setiap peserta didik ke dalam kegiatan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Oleh sebab itu, penelitian ini akan coba menggunakan metode kelompok dengan menerapkan pendekatan humanistik. Pendekatan ini menempatkan peserta didik sebagai manusia yang utuh yang memiliki rasa dan karsa.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana telah didisebutkan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah “Apakah metode diskusi kelompok dengan pendekatan humanistik dapat meningkatkan kemampuan menulis naskah drama peserta didik kelas XI SMA Negeri 61 Jakarta Tahun Pelajaran 20 122013?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menulis naskah drama peserta didik kelas XI SMA Negeri 61 Jakarta Tahun Pelajaran 20122013 melalui metode diskusi 48 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J kelompok dengan pendekatan humanistik.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak: 1. Guru bahasa Indonesia yaitu dalam kerangka memperbaiki metode di dalam proses belajar mengajar sebagai sebuah pedoman untuk perencanaan pembelajaran sastra di dalam kelas, di masa mendatang. Penelitian ini sekaligus juga diharapkan mengatasi kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang ada selama ini. Dengan kata lain, penelitian ini dapat berguna untuk pembelajaran kemampuan sastra pada umumnya dan khususnya dalam menulis naskah drama di kelas XI SMA Negeri 61 Jakarta Tahun Pelajaran 20122013. 2. Peserta didik yaitu dalam kaitannya untuk membantu mengembangkan kemampuan menulis naskah drama. 3. Sekolah atau institusi terkait dalam merancang dan mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran. 4. Peneliti lainnya sebagai informasi dalam melakukan penelitian lebih jauh dan lebih dalam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Menulis Naskah Drama

Drama adalah salah satu genre sastra yang berada pada dua dunia seni, yaitu seni sastra dan seni pertunjukan atau teater. Orang yang melihat drama sebagai seni sastra menunjukkan perhatiannya pada seni tulis teks drama yang dinamakan juga dengan seni lakon. Teknik penulisan teks drama berbeda dengan teknik penulisan puisi atau prosa. Orang yang menganggap drama sebagai seni pertunjukan teater fokus perhatiannya ditujukan pada pertunjukannya atau pementasannya, tidak semata pada teksnya saja. Teks sastra menurut pandangan mereka hanyalah bagian dari seni pertunjukan yang harus berpadu dengan unsur lainnya, yaitu: gerak, suara, bunyi, musik, dan rupa. Bahkan sumber ekspresi seni