Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J 61
Adapun langkah-langkah penelitiannya adalah sebagai berikut :
Siklus 1 a.
Planning Perencanaan:
1 Mendesain Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Mempersiapkan materi ajar yaitu unsur-unsur drama dan teknik
penulisan drama 3 Mempersiapkan lembar kerja peserta didik, instrumen
penelitian, dan lembar observasi.
b. Acting Pelaksanaan:
1 Guru memberi informasi kepada peserta didik tentang pentingnya pembelajaran ini.
2 Kegiatan membaca naskah drama. Pada tahap ini peserta didik membaca
dan mengapresiasi
isi drama
berdasarkan pemahamannya.
3 Pada saat mengapresiasi, mereka tidak boleh berdiskusi dengan teman atau guru.
4 Setiap peserta didik telah mempunyai hasil apresiasi naskah drama yang berisi unsure-unsur drama.
5 Perwakilan peserta didik melaporkan atau membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas.
6 Masing-masing peserta didik dibimbing atau difasilitasi untuk memberikan pemantapan tetang hasil apresiasinya.
7 Secara berkelompok peserta didik mendiskusikan unsur-unsur drama yang akan dituliskan.
8 Peserta didik menulis naskah drama berdasarkan unsur- unsurnya yang telah disepakati.
9 Peserta didik saling mengoreksi naskah drama yang sudah ditulisnya.
c. Observation Observasi;
1 Guru melakukan monitoring pada saat melakukan apresiasi dan saat melakukan diskusi dengan berdiri agak mendekat ke
tempat peserta didik
62
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J
2 Guru sekaligus peneliti mengobservasi peserta didik dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan sebelumnya
3 Peneliti juga mencatat hal-hal yang dianggap penting yang terjadi pada saat diskusi.
4 Peneliti juga memotivasi setiap peserta didik untuk berani mengungkapkan kreativitas sesuai dengan rasa dan karsanya.
d. Reflection Refleksi:
Pada akhir pelaksanaan tindakan, diadakan refleksi yang meliputi perenungan, pemikiran dan penilaian hasil pengamatan terhadap
tindakan itu. Sejauh mana kegiatan belajar mengajar terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Kesulitan-
kesulitan atau hambatan-hambatan apa yang dialami, apakah telah mencapai sasaran dan tujuan yang telah dihipotesiskan serta
perbaikan-perbaikan apa yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya.
Setelah diadakan refleksi pada siklus pertama dan ternyata hasil pelaksanaan pada siklus ini belum maksimal sesuai dengan apa
yang diharapkan, maka penulis bersama guru bahasa Indonesia merencanakan kembali tindakan yang perlu dilakukan pada siklus
berikutnya, yaitu dengan memberikan modeling sampai mendapat jawaban yang optimal dari pelaksanaan tindakan itu.
Di akhir siklus pertama, peneliti memberi peserta didik pertanyaan daftar pertanyaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
kegiatan metode diskusi kelompok dengan pendekatan humanistik dapat memecahkan permasalahan menulis naskah drama yang
dihadapi peserta didik. Daftar pertanyaan itu digunakan sebagai pembimbing untuk mengidentifikasi permasalahan
Kemudian team menganalisa data yang telah terkumpul dari ceklis observasi dan daftar pertanyaan yang telah diisi peserta didik untuk
membuat sebuah kesimpulan tentang persoalan pada siklus 1. Akhirnya, team merancang sebuah perencanaan untuk kegiatan
siklus kedua, berdasarkan kelemahan yang terjadi pada siklus 1.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J 63
Pada siklus kedua, kegiatan peserta didik hampir sama dengan siklus pertama, tetapi ada beberapa penekanan dengan tujuan
untuk memperbaiki perencanaan siklus pertama. Maka, sebelum penampilan kelompok pada siklus kedua, guru memberikan metode
terbaik dan beberapa solusi bagaimana seharusnya mengapresiasi dengan pendekatan humanistik.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Pertama
Pelaksanaan pembelajaran menulis naskah drama melalui metode kelompok dengan pendekatan humanistik pada peserta didik kelas
XI SMA Negeri 61 Jakarta Tahun Pelajaran 20122013. siklus pertama dilaksanakan dua pertemuan, yaitu pada Rabu dan Kamis.
Guru dan observer dalam pembelajaran ini adalah Susan Srikencana, S. Pd. Tuty Huriyani, S. Pd. dan Endang Kurniawan, M. Pd..
Pelaksanaan pembelajaran ini berpedoman pada RPP siklus pertama lampiran 2 yang telah disusun dalam fase perencanaan.
Pada kegiatan pendahuluan, sebelum pembelajaran dimulai, guru bertanya mengenai kondisi peserta didik dan hal-hal yang
berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya. Setelah itu, memberikan penjelasan tentang kompetensi dasar, indikator, materi,
tujuan, dan manfaat pembelajaran yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti, khususnya pada kegiatan eksplorasi peserta didik
membaca contoh naskah drama dan merespon pertanyaaan guru tentang unsur-unsur naskah drama. Pada kegiatan elaborasi,
kelas dibagi menjadi enam kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 7-8
peserta didik. Pembagian kelompok tidak berdasarkan aturan atau pemikiran tertentu karena kemampuan peserta didik dianggap sama.
Kegiatan inti dimulai dengan kegiatan untuk mencapai indikator yaitu 1
menjelaskan unsur-unsur naskah drama dengan cara setiap
64
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J
kelompok diberi satu naskah drama. Kemudian, setiap kelompok mendiskusikan unsur-unsur yang terdapat dalam naskah drama
tersebut dan diberi kesempatan untuk bertanya mengenaii hal-hal yang belum dipahami.
Kegiatan untuk mencapai indikator 2 menulis naskah drama, adalah sebagai berikut. Setiap kelompok diberi contoh penulisan
naskah drama. Berdasarkan contoh tersebut, peserta didik bersama kelompoknya berlatih menulis naskah drama.
Pada saat kegiatan diskusi berlangsung, guru melakukan penilaian
proses dengan cara mengunjungi setiap kelompok untuk memberikan motivasi belajar, memberikan bantuan seperlunya, dan mengecek
hasil kerja setiap kelompok. Bantuan diberikan kepada kelompok yang membutuhkan dalam rangka mencapai belajar tuntas yaitu
setiap kelompok mampu mencapai KKM. Dengan cara demikian, maka proses dan hasil belajar peserta didik terpantau secara efektif
dan efisien. Setelah diketahui setiap kelompok menyelesaikan tugas-tugasnya,
peneliti mempersilakan setiap kelompok untuk saling menukarkan hasil kerjanya antarkelompok dan saling mengoreksi pekerjaannya
tersebut. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan sikap jujur, komunikatif, kreatif, dan semangat berkompetisi secara sehat dengan
tidak melupakan semangat bekerjasama yang disertai dengan komunikasi secara empati, dan sikap solidaritas yang tinggi,
Depdiknas 2002:5. Selain itu, agar terjadi sharing hasil belajar antar kelompok sesuai dengan prinsip kerjasama kelompok. Data hasil tes
tersebut sebagaimana yang tertulis dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Penilaian Hasil Kerjasama Kelompok Siklus I
No. Nama Kelompok
Aspek Rata-
rata Tema Alur Tokoh Dialog Amanat
Latar Lakuan 1.
Kelompok1 2
2 3
3 2
2 2
2.29
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J 65
2. Kelompok 2
2 2
2 2
2 2
2 2.00
3. Kelompok 3
2 2
2 2
2 2
2 2.00
4. Kelompok 4
2 2
2 2
2 2
2 2.00
5. Kelompok 5
2 2
3 3
3 2
2 2.43
6. Kelompok 6
3 2
3 2
2 2
2 2.29
Akhir pembelajaran guru meminta peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran. Setelah itu, untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran
guru memberikan penilaian. Adapun hasil penilaian adalah sebagai berikut: peserta didik yang mendapat nilai 50 sebanyak 16 peserta
didik atau 55,17, peserta didik yang mendapat nilai antara 50-60 sebanyak 5 peserta didik atau 17,24, peserta didik yang mendapat
nilai antara 61-70 sebanyak 4 peserta didik atau 13,79, peserta didik yang mendapat nilai antara 71-80 sebanyak 1 peserta didik atau 3,45,
peserta didik yang mendapat nilai antara 81-90 sebanyak 2 peserta didik atau 6,90, dan peserta didik yang mendapat nilai antara 91-100
sebanyak 1 peserta didik atau 3,45. Rata-rata nilai yang diperoleh baru mencapai 51,11. Oleh karena itu, pembelajaran akan dilanjutkan
pada siklus dua. Sebagai dasar untuk memperbaiki atau meningkatkan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran siklus kedua, guru melakukan refleksi pembelajaran dengan cara meminta pendapat, saran, masukan, atau
yang lainnya dari para peserta didik tentang berbagai hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang baru dilakukannya.
a.
Hasil Refleksi Siklus Pertama
Refleksi dilakukan bersama-sama dengan ketiga observer dengan tujuan untuk menemukan kegiatan-kegiatan yang perlu diperbaiki
serta menetapkan solusinya. Hasil refleksi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus pertama diperoleh dua komponen
pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakter kerjasama kelompok dan perlu diperbaiki. Komponen-komponen tersebut adalah
sebagai berikut.
66
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J
Pertama, dalam pembelajaran peserta didik membaca contoh naskah drama dan bertanya jawab mengenai unsur-unsur naskah drama.
Hanya beberapa
peserta didik
yang aktif
melaksanakan pembelajaran tersebut. Terdapat beberapa kemungkinan hal tersebut
terjadi di antaranya karena peserta didik belum siap untuk melaksanakan pembelajaran. Stimulus yang diberikan guru belum
mampu membuat semua peserta didik termotivasi untuk melakukan kegiatan tersebut.
Kedua, tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik diberikan
setelah pembacaan
naskah drama
selesai. Ini
mengakibatkan peserta didik kebingungan. Peserta didik belum memahamai bagaimana membuat naskah drama walaupun sudah
diberikan metode. Peserta didik tidak dapat memastikan bagimana memulai ceritanya.
b.
Solusi yang Digunakan
Masalah pertama yang harus dicarikan solusinya adalah hanya beberapa peserta didik yang aktif melaksanakan pembelajaran
bertanya jawab mengenai unsur-unsur naskah drama. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara
mengubah tempat duduk peserta didik. Peserta didik yang kurang aktif pada pembelajaran di siklus pertama dipindahkan ke barisan
depan. Selain itu, di awal pembelajaran guru memberikan motivasi berupa stimulus berupa tayangan pementasan drama, bertanya
jawab mengenai unsur-unsur naskah drama berdasarkan tayangan tersebut, dan membandingkannya pada naskah drama yang sudah
disiapkan. Masalah kedua yang harus dicarikan solusinya adalah tugas-tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik diberikan setelah peserta didik membaca naskah drama. Ini mengakibatkan peserta didik
kehilangan arah dan kebingungan. Peserta didik tidak dapat memastikan bagaimana memulai cerita yang akan ditulisnya.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dibagikannya
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J 67
sebuah penggalan cerpen. Kemudian, secara bersama-sama mengubah
cerpen tersebut menjadi naskah
drama. Guru
membimbing pelaksanaan pembelajaran tersebut. Setelah itu, peserta
didik diberikan
kebebasan berapresiasi
untuk mengembangkan cerita dalam bentuk naskah drama sesuai dengan
arahan atau bimbingan guru.
c.
Simpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran menulis naskah drama pada siklus kedua dilakukan
perbaikan-perbaikan sebagai berikut. Pertama, posisi tempat duduk peserta didik diubah dan pada awal pembelajaran peserta didik
dimotivasi dengan melihat dan menyimak penggalan pementasan drama. Sehingga peserta didik akan lebih aktif merespon pertanyaan
yang berhubungan dengan unsur-unsur drama. Kedua, dibagikannya penggalan cerpen dan dibimbing mengubah
cerpen tersebut menjadi naskah drama. Dengan cara ini, maka peserta didik mendapatkan arahan dan kesempatan yang seluas-
luasnya untuk memahami cara menulis naskah drama. Dengan cara ini, peserta didik dapat menentukan dengan pasti bagaimana menulis
naskah drama dan bagaimana memulai menulis ceritanya tersebut. Kesimpulan tersebut akan direalisasikan dalam RPP siklus kedua.
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus Kedua
Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran menulis naskah drama melalui metode kelompok dengan pendekatan humanistik
pada peserta didik kelas XI IPA 1 SMA Negeri 61 Jakarta Tahun Pelajaran 20122013. siklus kedua dilaksanakan dua pertemuan,
yaitu pada Rabu, 9 Mei 2012 dan Kamis, 10 Mei 2012. Guru dan observer dalam pembelajaran ini adalah Susan Srikencana, S. Pd.
Tuty Huriyani, S. Pd. dan Endang Kurniawan, M. Pd.. Pelaksanaan
pembelajaran ini berpedoman pada RPP siklus kedua lampiran 2 yang telah disusun dalam fase perencanaan.
68
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan guru berkata, ” Pada hari ini kalian akan mempelajari kompetensi dasar yang sama dengan minggu
yang lalu, yaitu menulis naskah drama melalui metode kelompok. Ibu mengulangi pembelajaran ini, karena Ibu masih belum puas
terhadap hasil belajar yang telah peroleh. Karena itu, Ibu minta
agar kalian lebih serius dan teliti lagi dalam mengerjakan tugas- tugas yang akan Ibu berikan.”
b. Kegiatan Inti
1.
Kerjasama Kelompok
Kegiatan ini dimulai dengan mempersilakan peserta didik duduk bersama kelompoknya dan mengatur ulang tempat
duduk masing-masing kelompok. Kelompok yang duduk di bagian belakang pada siklus pertama di pindahkan ke bagian
depan. Setelah
itu, guru
menayangkan penggalan
pementasan sebuah drama. Berdasarkan itu, guru dan peserta didik bertanya jawab mengenai unsur-unsur drama.
Karena imajinasi peserta didik telah terbangun oleh tayangan tersebut, hapir semua peserta didik mengungkapkan
pendapatnya. Kegiatan selanjutnya, guru memberikan sebuah penggalan
cerpen lalu bertanya bagaimana mengubah bentuk cerpen tersebut menjadi bentuk naskah drama. Peserta didik
merespon pertanyaan guru dengan memberikan sebuah contoh. Berdasarkan contoh tersebut, guru meluruskan dan
membimbing cara mengubah penggalan cerpen tersebut menjadi sebuah naskah drama.
Berdasarkan pengalaman pada kegiatan sebelumnya, peserta didik menentukan cerpen, dongeng, atau pengalaman pribadi
yang akan dikembangkan menjadi sebuah naskah drama. Kemudian, dalam kelompoknya peserta didik berlatih menulis
naskah drama. Selama kelompok bekerjasama mengerjakan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J 69
latihan tersebut, guru mendatangi setiap kelompok untuk memberikan motivasi dan bantuan seperrlunya kepada setiap
peserta didik atau kelompok yang mendapatkan kesulita serta melihat ketuntasan hasil kerja peserta didik. Kegiatan ini
dilakukan sampai setiap kelompok selesai mengerjakan latihan. Selanjutnya, dilakukan kegiatan penilaian hasil
kerjasama kelompok dengan cara saling menukarkan hasil kerjasama antar kelompok.
2.
Penilaian Hasil Kerjasama Kelompok
Guru berkata,“Anda telah menyelesaikan seluruh tugas. Sekarang setiap kelompok menukarkan hasil kerjanya.
Kelompok I ditukarkan dengan kelompok II, Kelompok II ditukarkan dengan kelompok III, Kelompok III ditukarkan
dengan kelompok IV, Kelompok IV ditukarkan dengan kelompok V, Kelompok V ditukarkan dengan kelompok VI,
dan kelompok VI ditukar dengan kelompok I. Silakan Anda diskusikan dan berikan nilai terhadap hasil kerja kelompok
teman Anda tersebut dengan format ya ng akan ibu bagikan.”
Ketika itu setiap kelompok sibuk saling menukarkan hasik kerjanya dan mendiskusikan hasil kerja kelompok temannya.
Setelah selesai,
setiap kelompok
dipersilakan mempresentasikan
hasil penilaiannya
disertai dengan
alasannya. Berdasarkan hasil penilaian tersebut dan penilaian yang dilakukan oleh guru dan peneliti dapat diperoleh data
sebagai berikut. Tabel 4.2
Penilaian Hasil Kerjasama Kelompok Siklus II
No. Nama
Kelompok Aspek
Rata- rata
Tema Alur
Tokoh Dialog
Amanat Latar
Lakuan 1.
Kelompok 1 3
3 4
4 3
3 3
3,29 2.
Kelompok 2 3
3 3
3 2
3 2
2,71 3.
Kelompok 3 3
3 3
4 3
3 3
3,14
70
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J
4. Kelompok 4
3 4
3 4
3 3
3 3,29
5. Kelompok 5
3 4
3 4
3 4
3 3,43
6. Kelompok 6
3 3
3 3
3 3
2 2,86
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup diawali dengan kegiatan menyimpulkan pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan oleh peserta didik dan
bimbingan guru. Setelah itu, guru meminta masukan dari setiap peserta didik tentang bagaimana manfaat pembelajaran, proses
pembelajaran, dan sistem penilaian yang baru dilakukannya sebagai refleksi terhadap pembelajarannya. Untuk mengetahui
keberhasilan pembelajaran guru memberikan penilaian. Adapun hasil penilaian adalah sebagai berikut: peserta didik yang
mendapat nilai antara 61-70 sebanyak 14 peserta didik atau 48,28, peserta didik yang mendapat nilai antara 71-80 sebanyak
8 peserta didik atau 27,59, peserta didik yang mendapat nilai antara 81-90 sebanyak 2 peserta didik atau 6,90, dan peserta
didik yang mendapat nilai antara 91-100 sebanyak 5 peserta didik atau 17,24. Rata-rata nilai yang diperoleh baru mencapai 74,26.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Data yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan menulis naskah drama adalah data dari hasil kerjasama kelompok dan data
individu siklus pertama dan siklus kedua. Karena data tersebut berupa angka, maka teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik
kuantitatif.
Teknik kuantitatif yang peneliti gunakan sebagaimana dilakukan dalam pembelajaran sehari-hari dengan cara sebagai berikut. Pertama, peneliti
membandingkan prosentasi ketercapaian setiap tugas dari setiap kelompok pada siklus kesatu dengan kedua. Kedua, peneliti
membandingkan prosentasi ketercapaian seluruh tugas dari setiap kelompok pada siklus kesatu dengan siklus kedua. Ketiga, hasil
perbandingan keduanya diubah ke dalam bentuk diagram batang dan diagram lingkaran.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J 71
1. Perbandingan Prosentasi Ketercapaian Setiap Aspek
Berikut ini peneliti mengemukakan perbandingan prosentasi ketercapaian setiap tugas dari setiap kelompok pada siklus kesatu
dengan kedua. Tabel 4. 3
Skor Ketercapaian Setiap Aspek
Aspek Siklus Satu Kelompok
Siklus Dua Kelompok I
II III
IV V
VI Rata-
Rata I
II III
IV V
VI Rata-
Rata Tema
2 2
2 2
2 2
2.00 3
3 3
3 3
3 3.00
Alur 2
2 2
2 2
3 2.17
3 3
3 4
4 3
3.33 Tokoh
3 2
2 2
3 2
2.33 4
3 3
3 3
3 3.17
Dialog 3
2 2
2 3
2 2.33
4 3
4 4
4 3
3.67 Amanat
2 2
2 2
3 2
2.17 3
2 3
3 3
3 2.83
Latar 2
2 2
2 2
2 2.00
3 3
3 3
4 3
3.17 Lakuan
2 2
2 2
2 2
2.00 3
2 3
3 3
2 2.67
Jumlah
16 14
14 14
17 15
15 23
19 22
23 24
20
Rata- rata
2,29 2
2 2
2,43 2,14
3,29 2,71
3,14 3,29
3,43 2,86
Berdasarkan skor rata-rata pencapaian semua aspek siklus I dan siklus II diperoleh selisih yang diasumsikan sebagai hasil peningkatan
kemampuan menulis naskah drama pada setiap tugas sebagai berikut. Aspek tema terdapat selisih 3
– 2 = 1. Aspek alur terdapat
selisih 2,17
– 3,33 = 1,17. Aspek tokoh terdapat selisih 3,17 – 2,33 = 0,83. Aspek dialog terdapat selisih 3,67
– 2,33 = 1,33. Aspek amanat
terdapat selisih 2,83
– 2,17 = 0,67. Aspek latar terdapat selisih 3,17 – 2,00 = 1,17. Aspek petunjuk lakuan terdapat selisih 2,67
– 2,00 = 0,67
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa telah terjadi peningkatan kemampuan menulis naskah drama terhadap setiap
kelompok sebagai berikut. Pada kelompok I telah terjadi peningkatan skor kemampuan menulis
naskah drama pada masing-masing aspek sebesar 1. Peningkatan
72
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J
rata-rata kemampuan menulis naskah drama untuk seluruh aspek adalah 1.
Pada kelompok II telah terjadi peningkatan skor kemampuan menulis naskah drama pada aspek tema, alur, tokoh, dialog, dan latar
masing-masing sebesar 1. Peningkatan rata-rata kemampuan menulis naskah drama untuk seluruh aspek adalah 0,71.
Pada kelompok III telah terjadi peningkatan skor kemampuan menulis naskah drama pada aspek tema, alur, tokoh, latar, amanat, dan
lakuan masing-masing sebesar 1. Sedangkan pada aspek dialog sebesar 2. Peningkatan rata-rata kemampuan mendengarkan cerita
untuk seluruh aspek adalah 1,14.. Pada kelompok IV telah terjadi peningkatan skor kemampuan
menulis naskah drama pada aspek tema, tokoh, latar, amanat, dan lakuan masing-masing sebesar 1. Sedangkan pada aspek alur dan
dialog sebesar 2. Peningkatan rata-rata kemampuan mendengarkan cerita untuk seluruh aspek adalah 1,29.
Pada kelompok V telah terjadi peningkatan skor kemampuan menulis naskah drama pada aspek tema, tokoh, latar, dialog amanat, dan
lakuan masing-masing sebesar 1. Sedangkan pada aspek alaur dan latar sebesar 2. Peningkatan rata-rata kemampuan mendengarkan
cerita untuk seluruh aspek adalah 1. Pada kelompok VI telah terjadi peningkatan skor kemampuan
menulis naskah drama pada aspek tema, tokoh, latar, dialog amanat, dan lakuan masing-masing sebesar 1. Sedangkan pada aspek alaur
dan latar
sebesar 2.
Peningkatan rata-rata
kemampuan mendengarkan cerita untuk seluruh aspek adalah 0,62
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan rata-rata kemampuan menulis naskah drama secara
signifikan. Selanjutnya, peneliti akan menyajikan data hasil tes setiap tugas ke dalam bentuk diagram batang sebagai berikut.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J 73
Diagram 4.1 Hasil Tes Setiap Aspek dalam Siklus I
Diagram 4.2 Hasil Tes Setiap Aspek dalam Siklus II
Selanjutnya data itu dibuat diagram batang untuk mengetahui perbandingan hasil tes ketercapaian setiap setiap aspek pada siklus I dan siklus II
74
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J
Diagram 4.3 Perbandingan Rerata Hasil Siklus I dan Siklus II dalam Setiap Aspek
2. Perbandingan Prosentasi Ketercapaian Setiap Kelompok
Berdasarkan Tabel 4. 3 Skor Ketercapaian setiap aspek, pada lajur
rata-rata di atas telah terjadi peningkatan skor kemampuan menulis
naskah drama sebagai berikut. Telah terjadi peningkatan skor pada kelompok I yaitu 3,29
– 2,29 = 1; pada kelompok II yaitu 2,71 – 2 = 0,71; pada kelompok III yaitu 3,14
– 2 = 1,14; pada kelompok IV yaitu 3,29
– 2 = 1,29; pada kelompok V yaitu 3,43 – 2,43 = 1; dan pada kelompok VI yaitu 2,86
– 2,14 = 0,72. Berdasarkan perhitungan di atas telah terjadi rata-rata peningkatan
kemampuan menulis naskah drama dari kelompok I sampai dengan kelompok VI sebagai berikut 1, 0.71, 1.14, 1.29, 1, dan 0.72. Berikut
ini peneliti sajikan dalam bentuk diagram batang untuk memperjelas rata-rata peningkatan tersebut.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J 75
Diagram 4.4 Rata-rata Peningkatan Kemampuan
Menulis Naskah Drama Setiap Kelompok
Skor-skor yang dapat dicapai oleh setiap kelompok pada setiap tugas pada siklus 1 dan siklus 2 sebagai berikut.
Tabel 4.4 Ketercapaian Skor Rata-rata Setiap Aspek
Aspek Siklus I
Siklus II Kenaikan
Tema 2
3 1
15 Alur
2.17 3.33
1.16 17
Tokoh 2.33
3.17 0.84
12 Dialog
2.33 3.67
1.34 19
Amanat 2.17
2.83 0.66
10 Latar
2 3.17
1.17 17
Lakuan 2
2.67 0.67
10 Jumlah
15 21.84
6.84 100
Rata-rata 2,14
3,12 0,98
Berdasarkan selisih tersebut, maka diperoleh perbandingan hasil belajar sebagai peningkatan kemampuan mendengarkan sebagai berikut 1: 1,16:
0,84: 1,34: 0,66: 1,17: 0,67 = 6,84 atau 15:17:12:19:10:17:10 = 100. Selanjutnya, peneliti akan mengubah data tersebut ke dalam bentuk
diagram lingkaran sebagai berikut.
76
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J
Diagram 4.5 Perbandingan Peningkatan Kemampuan Menulis Naskah Drama
Setiap Aspek
Data di atas juga menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan menulis naskah drama pada siklus kesatu adalah 2,14 dan siklus kedua adalah
3,12. Perbandingan peningkatan rata-rata kemampuan menulis naskah drama pada siklus kesatu dan siklus kedua adalah 2,14: 3,12 = 157 atau
41: 59= 100.
Berdasarkan data tersebut penulis membuat diagram lingkaran peningkatan kemampuan menulis naskah drama siklus I dan II sebagai berikut.
Diagram 4.6 Rata-rata Kemampuan Menulis Naskah Drama Siklus I dan II
Berdasarkan data tersebut terdapat selisih rata-rata kemampuan menulis naskah drama pada siklus II dan I yang merupakan hasil belajar yaitu 18.
Angka tersebut merupakan kemajuan hasil belajar yang signifikan.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J 77
BAB V PENUTUP A. Simpulan
Hasil observasi ditemukan beberapa peningkatan keterampilan peserta didik sebagai berikut. Telah terjadi peningkatan keterampilan berpikir
kritis ketika bertanya jawab mengenai unsur-unsur instrinsik naskah drama dan memberikan tanggapan serta penilaian terhadap hasil
pekerjaan kelompok lain dalam kegiatan saling mengoreksi pekerjaan. Berdasarkan skor rata-rata pencapaian aspek tema, alur, tokoh, dialog,
amanat, latar, dan petunjuk lakuan siklus I dan siklus II diperoleh selisih yang diasumsikan sebagai hasil peningkatan kemampuan menulis
naskah drama pada setiap aspek sebagai berikut 1: 1,16: 0,84: 1,34: 0,66: 1,17: 0,67 = 6,84 atau 15: 17: 12: 19: 10: 17: 10 =
100 .
Rata-rata kemampuan menulis naskah drama pada siklus kesatu adalah 2,14 dan siklus kedua adalah 3,12. Selisih keduanya merupakan
hasil belajar yaitu 0,98. Perbandingan prosentasi peningkatan rata-rata kemampuan mendengarkan pada siklus kesatu dan siklus kedua
adalah 2,14: 3,12 = 5,26 atau 41: 59 = 100. Selisih prosentasi
tersebut adalah 18 yang merupakan peningkatan yang signifikan. Telah terjadi rata-rata peningkatan kemampuan menulis naskah drama
pada kelompok I, II, III, IV, V, dan VI adalah 1, 0.71, 1.14, 1.29, 1, dan 0.72. Prosentasi peningkatan kemampuan mendengarkan setiap
kelompok tersebut adalah 17, 12, 20, 22, 17, dan 12 merupakan peningkatan kemampuan menulis naskah drama yang
signifikan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
terbukti yaitu kemampuan peserta didik dalam menulis naskah drama dapat meningkat, jika diterapkan metode kerjasama kelompok dengan
pendekatan humanistik.
B. Saran-saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian maka dapat diajukan saran-saran
78
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J
sebagai berikut 1. Hasil penelitian ini hendaknya digunakan untuk refleksi bagi guru,
kepala sekolah dan orang tua peserta didik. 2. Guru dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pedoman
penelitian atau penulisan laporan dan dijadikan motivasi agar mampu melakukan penelitian tindakan kelas.
3. Guru harus pandai memilih pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
4. Penggunaan metode diskusi Kelompok dengan pendekatan humanistik dapat digunakan untuk meningkatakan kemampuan
menulis naskah drama di SMP Kelas VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Haryati, Nas dan Mukh Doyin. 2003. Pengembangan Kemampuan Berbicara Sastra Bahan Pelatihan Terintegrasi Guru SMP. Jakarta:
Depdiknas, Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah. Semi, M. Atar. 1984. Anatomi Sastra. Adang : Sridharma
Tarigan, Henri Guntur. 1984. Prisip-prinsip Dasar Sastra. Bandung:
Angkasa.
Teew, W. 1983. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
Tjahjono, Liberatus Tengsoe. 1988. Sastra Indonesia Pengantar Teori dan Apresiasi. Flores-NTT: Nusa Indah.
Tjahjono, Liberatus Tengsoe dan Heny Subandiyah. 2003. Pengembangan Kemampuan Membaca Sastra Bahan Pelatihan Terintegrasi Guru
SMP. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah. Waluyo, Herman J.. 2001. Teori Drama dan Pengajarannya. Yogyakarta:
Hanindita. Winatraputra, Udin Saripudin. 1994. Materi Pokok Belajar dan
Pembelajaran; 1-6 PGSM38032 SKS. Jakarta: Depdikbud. Yudrik Jahja, Jakarta. 2001. Psikologi Perkembangan. Jakarta
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J 79
D. Aktivitas Pembelajaran 1. Pendahuluan
Silakan Anda pahami tujuan, kompetensi, dan indikator pencapaian kompetensi pada kegiatan pembelajaran ini supaya pembelajaran lebih
terarah dan terukur.
2. Curah Pendapat
Pada kegiatan ini Anda diminta untuk menyebutkan berbagai masalah yang dihadapi, khususnya tentang pengembangan PTK. Sebagai langkah
awal dan agar kegiatan curah pendapat berjalan dengan baik, Anda dapat merespon pertanyaan berikut ini.
3. Kajian Konsep
Silakan Anda berkelompok menjadi empat kelompok besar, yaitu kelompok hakikat PTK pengertian, karakteristik, manfaat, kelompok proses dasar
PTK, kelompok langkah PTK, dan kelompok penyusunan proposal dan laporan PTK. Masing-masing kelompok membaca dan memahami materi.
Setiap kelompok mencatat poin-poin penting dari setiap materi. Setelah itu, perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi
oleh kelompok lain. Catatlah masukan atau tanggapan dari kelompok lain.
4. Kajian Kasus
Silakan kembangkan sebuah case study LK 2.1 berdasarkan pengalaman Anda ketika melakukan kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran
yang bermasalah hampir sebagian besar peserta didik tidak tuntas. Lakukanlah refleksi terhadap pembelajaran tersebut dan tentukan
fenomenanya LK 2.2. Berdasarkan analisis hasil refleksi Anda dapat mengetahui permasalahan atau kekurangberhasilan pembelajaran. Hal
tersebut dapat Anda tindak lanjuti melalui kegiatan PTK. Tahap pertama, lakukanlah identifikasi masalah mengapa pembelajaran tidak berhasil LK
• Apakah Bapak Ibu pernah melakukan PTK? Adakah kesulitan melakukan hal tersebut?
• Bagaimana caranya merumuskan masalah dalam PTK?
80
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Pedagogik J
2.3. Tahap kedua, pilihlah salah satu masalah dan rumuskanlah masalah tersebut LK 2.4. Tahap ketiga, berdasarkan rumusan masalah tersebut,
buatlah desain PTK dengan mengembangkan rancangan siklus untuk perbaikan LK 2.5. Tahap keempat, pahamilah sebuah contoh laporan PTK
kemudian susunlah sebuah PTK dengan terlebih dahulu membuat proposalnyaLK 2.6.
5. Penutup
Setelah mengerjakan semua LK, Anda dapat mencocokan jawaban dengan kunci jawaban yang tersedia untuk mengukur dan menilai ketuntasan
pembelajaran. Langkah terakhir silakan Anda melakukan kegiatan refleksi.
E. Latihan Kasus Tugas
LK 2.1 Menyusun Studi Kasus
Lakukanlah sebuah pembelajaran dan buatlah case study pembelajaran tersebut. Jika tidak memungkinkan, kembangkan sebuah case study
berdasarkan pengalaman Anda ketika melakukan kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran yang bermasalah hampir sebagian besar peserta
didik tidak tuntas.
LK 2.2 Refleksi dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil refleksi terhadap case study, tentukan fenomena yang terjadi dalam pembelajaran tersebut.