kepada generasi remaja. Jika hal ini terus dibiarkan,bukan tidak mungkin bahasa etnis merekaakan hilang akibat kontak bahasa dengan bahasa etnis yang lain.
5.2 Relasi Semantis Leksikon Flora Bahasa Pakpak Dairi
Relasi semantis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan kemaknaan antara sebuah leksikon atau satuan bahasa dengan leksikon yang lain
atau hubungan struktural di antara leksikon-leksikon. Relasi semantis yang
terbentuk dari LFBPD di DUG adalah homonim, antonim, meronimi, dan hiponim.
5.2.1 Antonim
Antonim merupakan sebutan untuk dua hal yang memiliki makna yang bertentengan. Antonim juga dapat diartikan sebagai ungkapan yang maknanya
merupakan kebalikan dari uangkapan lain yang bersifat dua arah. Berdasarkan data, diperoleh 2 leksikon yang mengandung pertentangan
makna yaitu, leksikon tabunggala dan mbecih. 1
tabunggala X mbecih Leksikon tabunggala digunakan untuk menamai ‘labu’ yang memiliki
ukuran yang besar, dan leksikon mbecih digunakan untuk menamai ‘labu’ ukuran yang lebih kecil.
Dari kedua leksikon tersebut terlihat bagaimana masyarakat menggunakan istilah yang berbeda untuk menyebut satu benda yang sama hanya karena
Universitas Sumatera Utara
ukurannya yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat dalam Bahasa Pakpak mengenal istilah antonim.
5.2.2 Homonim dan Homograf A. Homonim
Homonim merupakan nama sama untuk benda atau hal lain. Secara semantik, pengertian homonim suatu ungkapan yang bentuk dan pelafalannya sama dengan
ungkapan lain, tetapi memiliki makna yang berbeda.
Berdasarkan data LFBPD yang diperoleh, terdapat leksikon dengan pengucapan atau lafalnya sama, tulisannya sama, namun memiliki makna yang
berbeda. Kata atau leksikon yang memiliki ciri seperti ini disebut homonim. Tabel 5.1
Homonim ‘Tuyung’ 2
Leksikon tuyung I digunakan untuk menyebut nama buah ‘terong belanda’ atau ‘tiung’, sedangkan tuyung II digunakan untuk menyebut sayur ‘terong’.
Tabel 5.2 Homonim ‘Rias’
3
Leksikon rias I merupakan nama sayuran yaitu ‘kacang panjang’, sedangkan leksikon rias II merupakan sebutan untuk tumbuhan yang bunganya
digunakan sebagai penambah rasa asam pada masakan.
Leksikon Pengucapan
Tulisan Makna
tuyung I [tuyung]
tuyung terung belanda
tuyung II [tuyung]
tuyung terung
Leksikon Pengucapan Tulisan Makna
rias I [rias]
rias kacang panjang
rias II [rias]
rias batang kincung
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3 Homonim ‘Cemun’
4
Leksikon cemun I merupakan sebutan untuk ‘mentimun’, sedangkan leksikon cemun II merupakan nama jenis sayur merambat atau sering disebut
‘labu siam’. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa leksikon tuyung I dan
tuyung II, antara leksikon rias I dan rias II, dan antara leksikon cemun I dan cemun II memiliki hubungan yang disebut homonim.
B. Homograf
Selain homonim, ada juga data leksikon flora yang diperoleh mengandung hubungan yang memiliki persamaan dari segi tulisan, namun memiliki makna dan
cara pengucapan yang berbeda. Hubungan seperti ini disebut dengan istilah homograf.
Tabel 5.4 Homograf ‘Tuba’
5
Dari data tersebut terlihat ada dua leksikon dengan penulisan yang sama, namun cara pengucapan atau lafal yang berbeda serta makna yang berbeda.
Leksikon tuba I yang digunakan untuk menyebut jenis ‘pohon’ diucapkan [tuba], sedangkan leksikon tuba II yang bermakna ‘andaliman’ diucapkan [tu;ba].
Leksikon Pengucapan
Tulisan Makna
cemun I [cemun]
cemun mentimun
cemun II [cemun]
cemun labu siam
Leksikon Pengucapan
Tulisan Makna
tuba I [tuba]
tuba jenis pohon
tuba II [tu;ba]
tuba andaliman
Universitas Sumatera Utara
5.2.3 Hiponim
Hiponim kata yang ruang lingkup maknanya yang lebih khusus atau disebut kata khusus. Untuk kata yang ruang lingkup maknanya yang lebih luas
disebut hipernim atau kata umum. Dari data LFBPD yang telah dikumpulkan, maka diperoleh beberapa
leksikon yang memiliki hubungan hiponim dan hipernim. Leksikon tersebut adalah mpiangi ‘meranti’, kayu bangunenkayu bangunan, paku paku, tambar
tanaman obat, anyamen tumbuhan anyaman, nakan pinaken pakan ternak, pola nira, gelaga gelagah,parasit tumbuhan parasit, dan gambas gambas.
6 bane
mpiangi hori
Gambar 5.1 Hiponim Mpiangi
7 api-api
bintatar celmeng
dalung-dalung hori
meang meddang
mpiangi jati
kakembu kayu bangunen
kambuaren keccing
kayu bane kayu ndelleng
kimang linjomaroker
sampenur simarhuni
siterngem sona
tuba
Gambar 5.2 Hiponim Kayu Bangunen
Universitas Sumatera Utara
8 arsam
dangke jambang
lipan
paku licin
paku rugi-rugi
sapilpil tanggiang
Gambar 5.3 Hiponim Paku
9 alum-alum
endet gatap
jerango
tambar lancing
sarindan sindruma
singgaren
Gambar 5.4 Hiponim Tambar ‘Tumbuhan Obat’
10 bangkuang
kiki anyamen
hipon-hipon raso
Gambar 5.5 Hiponim Anyamen
11 alah-alah
alum-alum nakan pinakan
komil oma
Gambar 5.6 Hiponim Nakan Pinaken
12 riman
pola ndurur
pola
Gambar 5.7 Hiponim Pola
Universitas Sumatera Utara
13 berhu
gelaga lahi
sanggar
Gambar 5.8 Hiponim Gelagah
14 sarindan
parasit simerpage-page
peldang
Gambar 5.9 Hiponim Parasit
15 kalondang
gambas pariaia
tabu
Gambar 5.10 Hiponim Gambas
5.2.4 Meronim