E. Pemahaman Masyarakat DUG Kelompok Usia 12-24 Tahun Terhadap Kelompok Leksikon
Rorohen
Tingkat pemahaman kelompok usia 12-24 tahun terhadap kelompok
leksikon ini adalah Kategori 1 mengenal, pernah melihat, pernah mendengar, dan pernah menggunakan
dengan JP 221 44,2 . Sebanyak 6 leksikon dengan JP 20 100 ada pada kategori ini. leksikon tersebut adalah
bulung gadong kayu, cemun, kentang, tuyung, buncis, dan kol. Leksikon dengan JP tertinggi kedua adalah leksikon tabunggala dan tobis dengan JP 17 85 .
Kategori 2 tidak mengenal, tidak pernah melihat, pernah mendengar, dan tidak pernah menggunakan
dengan JP 119 23,8 . Leksikon dengan jumlah pemahaman tertinggi pada kategori ini adalah leksikon
mbecih dengan JP 20 100 . Kemudian leksikon nasi-nasi dan bungke dengan JP 13 65 .
Kategori 3 tidak mengenal, tidak pernah melihat, tidak pernah mendengar, dan tidak pernah menggunakan
dengan jumlah pemahaman atau JP 160 32 . Leksikon dengan jumlah pemahaman tertinggi pada kategori ini
adalah leksikon tabu, ruku-ruku, arum, dan mberrung dengan JP 20 100 . Leksikon dengan jumlah pemahaman tertinggi berikutnya adalah leksikon pitola
dengan JP 13 65 , dan leksikon sabi dengan JP 12 60 .
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Leksikon flora bahasa Pakpak Dairi di Desa Uruk Gedang berjumlah 200
leksikon. Leksikon tersebut terbagi atas 5 kelompok leksikon. Rincian kelompok leksikon tersebut adalah 1 kelompok leksikon kayusebanyak 63
leksikon; 2 kelompok leksikon dukutrambah sebanyak 53 leksikon; 3 kelompok leksikon suansuanen sebanyak 36 leksikon; 4 kelompok leksikon
buahsebanyak 23 leksikon; dan 5 kelompok leksikon rorohen sebanyak 25 leksikon.
2. Relasi semantis yang terbentuk dari leksikon flora bahasa Pakpak Dairi terdiri
dari antonim, homonim, homograf, hiponim, dan meronim. Sementara untuk ranah sinonim, homofon, dan polisemi tidak ada.
3. Pemahaman masyarakat Desa Uruk Gedang terhadap kelima kelompok
leksikon tersebut mengalami penyusutan pemahaman pada setiap kelompok usia.
6.2 Saran
Mengingat pentingnya penelitian bahasa, terutama penelitian bahasa daerah sebagai upaya revitalisasi, penelitian ini masih memiliki banyak
Universitas Sumatera Utara