dengan JP 20 100 . Leksikon-leksikon tersebut adalah leksikon sampula, cingkem, lamtoro, ndapdap, kayu ara, sona, kemenjen, panggaben, abang-abang,
lemmas, kolit manis, kandes, kalto, pelia, dan endet. Leksikon dengan jumlah pemahaman terendah adalah leksikon siterngem, cikcik, doko-doko, baronggang,
dan saga dengan JP 10 50 .
Kategori 2 tidak mengenal, tidak pernah melihat, pernah mendengar, dan tidak pernah menggunakan
dengan JP 170 13,5 . Leksikon dnegan jumlah pemahaman tertinggi dalam Kategori 2 ini adalah
leksikon siterngem, cikcik, dan doko-doko dengan JP 10 50 atau setengah dari seluruh responden kelompok usia
≥ 60 tahun. Kemudian leksikon keccing dan nggapuk JP 7 35 .
Kategori 3 tidak mengenal, tidak pernah melihat, tidak pernah mendengar, dan tidak pernah menggunakan
dengan JP 52 4,1 . Leksikon dengan JP tertinggi pada Kategori 3 ini adalah leksikon linjomeroker dan
baronggang dengan JP 6 30 . Leksikon dengan jumlah pemahaman tertinggi berikutnya adalah leksikon saga dengan JP 5 25 dan leksikon simarhuni dan
jambang dengan JP 4 20 .
B. Pemahaman Masyarakat DUG Kelompok Usia ≥ 60 Tahun Terhadap
Kelompok Leksikon Rambah
Gambaran pemahaman kelompok usia ≥ 60 tahun dapat dilihat pada
lampiran 3 tabel 3.1. Rincian pemahaman kelompok usia ini untuk masing-masing
kategori adalah: Kategori 1 mengenal, pernah melihat, pernah mendengar,
Universitas Sumatera Utara
dan pernah menggunakan dengan jumlah pemahaman atau JP 1002 94,5 .
Terdapat 26 leksikon dengan jumlah pemahaman tertinggi pada kategori ini dengan JP 20 100 . Leksikon-leksikon tersebut adalah leksikon sindruma,
kelsi, cikerput, palang teguh, sibaguri, paga-paga, tempua, sapilpil, kecik-kicik, cilekket, tanggiang, oma, sanggar, biski, pandan, kiki, simerpagepage, peldang,
sarindan, ndurur, rih, singgaren, nggala, kuyuk-kuyuk, isa-isa, dan cingkerru. Leksikon terendah dalam kategori ini adalah leksikon kempang batu dengan JP 14
20 .
Kategori 2 tidak mengenal, tidak pernah melihat, pernah mendengar, dan tidak pernah menggunakan
dengan JP 35 3,3 . Leksikon dengan JP tertinggi pada kategori ini adalah leksikon alum-alum dengan JP 4 20
. Masyarakat sudah jarang menggunakan tumbuhan ini sebagai obat gatal pada kulit karena sudah banyak obat yang lebih praktis tersedia di apotek.
Kategori 3 tidak mengenal, tidak pernah melihat, tidak pernah mendengar, dan tidak pernah menggunakan
dengan JP 23 3,3 . Leksikon dengan jumlah pemahaman tertinggi dalam kategori ini adalah leksikon dangke
dengan JP 4 20 . Tumbuhan ini merupakan jenis pakis yang dalam bahasa daerha disebut sapilpil. Jadi masyarakat lebih sering menyebutnya dengan nama
tersebut. Leksikon berikutnya dengan JP tertinggi adalah leksikon lipan dengan JP 3 15 yang juga merupakan jenis tanaman pakis.
Universitas Sumatera Utara
C. Pemahaman Masyarakat DUG Kelompok Usia ≥ 60 Tahun Terhadap
Kelompok Leksikon Suansuanen
Gambaran pemahaman kelompok usia ≥ 60 tahun dapat dilihat pada
lampiran 3 tabel 3.1. Pemahaman kelompok usia ini pada kelompok leksikon suansuanen adalah dengan JP 20 100 . Hal ini berarti semua responden
kelompok usia ini ada pada Kategori 1mengenal, pernah melihat, pernah mendengar, dan pernah menggunakan.
Hal ini sangat wajar mengingatmasyarakat daerah ini berprofesi sebagai petani. Mayoritass tumbuhan
yang mereka budidayakan adalah tumbuh-tumbuhan yang ada pada kelompok leksikon ini.
D. Pemahaman Masyarakat DUG Kelompok Usia ≥ 60 Tahun Terhadap
Kelompok Leksikon Buah
Gambaran pemahaman kelompok usia ≥ 60 tahun dapat di lihat pada
lampiran 3 tabel 3.1 dengan JP 459 99,8 dan dapat diakatakan sempurna. Dari 23 leksikon buah yang ada dalam kelompok leksikon ini, hanya 1 leksikon yang
tidak mencapai JP maksimal dalam kategori 1. Leksikon tersebut adalah leksikon tapeang dengan JP 19 95 pada kategori satu. Sisanya 1 JP 5 ada pada
kategori 2 tidak mengenal, tidak pernah melihat, pernah mendengar, dan tidak pernah menggunakan. Artinya, hanya 1 orang responden yang hanya mendengar
saja nama tumbuhan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
E. Pemahaman Masyarakat DUG Kelompok Usia ≥ 60 Tahun Terhadap