Telah diuji pada Tanggal: 29 Oktober 2014
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Dwi Widayati, M.Hum.
Anggota : 1. Dr. Nurlela, M.Hum.
2. Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D. 3. Dr. Eddy Setia, M.Ed. TESP
4. Dr. Mulyadi, M.Hum.
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
Judul Tesis
PERUBAHAN FUNGSI SOSIOEKOLOGIS LEKSIKON FLORA BAHASA PAKPAK DAIRI
Dengan ini Penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Program Studi Linguistik Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara adalah benar hasil karya penulis sendiri. Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian
teertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan
ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan
hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang
dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, November 2014 Penulis,
Dairi Sapta Rindu Simanjuntak
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Penelitian ini membahas perubahan fungsi sosioekologis leksikon flora bahasa Pakpak Dairi di Desa Uruk Gedang Kabupaten Dairi melalui perspektif
ekolinguistik. Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan leksikon flora bahasa Pakpak Dairi yang ada di Desa Urug Gedang, gambaran pemahaman
masyarakat terhadap leksikon flora, dan relasi semantis yang terbentuk dari leksikon flora Bahasa Pakpak Dairi. Pengumpulan data leksikon flora dilakukan
melalui dokumen tertulis, observasi, dan wawancara terhadap beberapa orang informan yang lahir dan tinggal di Desa Urug Gedang serta berprofesi sebagai
petani minimal 20 tahun.
Untuk mengetahui gambaran pemahaman masyarakat Urug Gedang terhadap leksikon flora tersebut, maka data leksikon yang telah terkumpul
diujikan kepada 60 orang responden yang terbagi atas tiga kelompok usia yaitu 20 orang kelompok usia tua, 20 orang kelompok usia dewasa, dan 20 orang
kelompok usia remaja. Pendekatan dan metode penelitian yang digunakan adalah perpaduan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Jumlah data yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah sebanyak 200 leksikon flora yang terbagi atas lima kelompok yaitu: 1 63 leksikon kayu; 2 53 leksikon rambah; 3 36 leksikon suan-
suanen; 4 23 leksikon buah; dan 5 25 leksikon rorohen. Seluruh data leksikon diujikan kepada 60 orang responden untuk mengetahui bagaimana gambaran
pemahaman mereka terhadap leksikon flora Bahasa Pakpak Dairi.
Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa telah terjadi penyusutan pemahaman pada setiap kelompok usia responden terutama kelompok usia
remaja. Pemahaman responden terhadap leskikon kayu pada usia ≥ 60 tahun
adalah 82,4 , usia 25-59 tahun 64,4 , dan usia 12-24 tahun 12 . Pemahaman responden terhadap leksikon rambah pada usia
≥ 60 tahun 94,5 , usia 25 -59 tahun 66,4 , dan usia 12-24 tahun 15,2 . Pemahaman responden terhadap
leksikon suan-suanen paa usia ≥ 60 tahun 100 , usia 25 -59 tahun 97,5 , dan
usia 12-24 tahun 69 . Pemahaman responden terhadap leksikon buah pada usia ≥ 60 tahun 99,8 , usia 25-59 tahun 96,1 , dan usia 12-24 tahun 82,6 .
Pemahaman responden terhadap leksikon rorohen pada usia ≥ 60 tahun 100 ,
usia 25-59 tahun 79,6 , dan usia 12-24 tahun 44,2 . Penyusutan ini terjadi pada semua kelompok leksikon. Kelompok leksikon
paling rendah dalam pemahaman remaja adalah kelompok leksikon kayu dan rambah. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi flora tersebut dalam
kehidupan masyarakat, kurangnya pengenalan dari orang tua, rendahnya penggunaan bahasa etnis, dan kondisi sosial Desa Urug Gedang yang multietnis
juga memengaruhi rendahnya pemahaman mereka terhadap leksikon-leksikon tersebut. Relasi semantis yang terbentuk dari data leksikon Bahasa Pakpak Dairi
adalah antonim, homonim, homograf, hiponim, dan meronim. Kata kunci: ekolinguistik, sosioekologis, leksikon flora
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
This research deals with the changing of socioecology function of flora lexicon in Pakpak Dairi language at Desa Urug Gedang Kabupaten Dairi
through ecolinguistic perspective. The purposes of this research are to describe the flora lexicon in Pakpak Dairi Language at Desa Urug Gedang, to know the
understanding of people about the flora lexicon and semantic relation that is formed from the flora lexicon in Pakpak Dairi language. The collecting data is
done through written document, observation,and interview to some informants who is born and live in Desa Urug Gedang, and the profession is as a farmer
more than 20 years.
To know the understanding of people Urug Gedang about flora lexicon, the data which hare been collected are tested to 60 respondents. They are divided
into three groups, they are 20 people are old, 20 people are adults, 20 people are teenagers. The approaches and the methods of this research are qualitative and
quantitative. The numbers of data are 200 flora lexicon which is devided into five groups, they are: 1 63 lexicon are woods, 2 53lexicon are rambah, 3 36 lexicon
are suan-suanen, 4 23 lexicon are fruits, 5 25 lexicon are rorohen. All of datas are tested by 60 respondent to know the understanding of people about flora
lexicon in Pakpak Dairi language.
The result is that flora lexicon is reduce in every group of age. Especially in teenagers group. The understanding of responden about kayus at
≥ 60 years old is 82,4 , 25-59 years old is 64,4 , and 12-24 years old is 12. The
understanding of responden about rambah at ≥ 60 years old is 94,5 , 25 -59
years old is 66,4 , and 12-24 years old is 15,2. The understanding of responden about suan-suanen at
≥ 60 years old is 100 , 25-59 years old is 97,5 , and 12-24 years old is 69. The understanding of responden about buah at
≥ 60 years old is 99,8 , 25-59 years old is 96,1 , and 12-24 years old is 82,6.
The understanding of responden about rorohen at ≥ 60 years old is 100 , 25-59
years old is 79,6 , and 12-24 years old is 44,2. The lowest understanding is wood and rambah lexicon. It is caused by the
changing of flora function around the people, parents did not introduce to the children, the using of culture language is low, and social function of Desa Urug
Gedang is multiethnics that is influence the understanding is low, semantic relation is formed by lexicon data in Pakpak Dairi Lamguage, they are antonymy,
homonymy, homography, hyponymy, and meronymy. Key words: ecolinguistic, socioecology, flora lexicon
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan atas berkat dan kasih karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini diajukan untuk
memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar magister linguistik pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat
diselesaikan karena dukungan dan bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan perhargaan yang
tulus kepada pihak-pihak terkait. Pertama-tama, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Dr. Dwi Widayati, M.Hum selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran, waktu dengan penuh kesabaran kepada
penulis. Ucapan yang serupa juga ditujukan kepada Dr. Nurlela, M.Hum sebagai dosen pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu dalam memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis hingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTMH,
M.Sc. CTM, Sp. AK atas berbagai kemudahan dalam melengkapi fasilitas akademik; kepada Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara,
Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis menjadi mahasiswa Program Magister Linguistik; kepada Dekan Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara , Dr. Syahron Lubis, M.A atas pelayanan kebutuhan akademik yang diperoleh penulis; kepada Ketua Program Magister
Universitas Sumatera Utara
Linguistik Universitas Sumatera Utara, Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D, serta Sekretaris Program Magister Linguistik Universitas Sumatera Utara, Dr. Nurlela,
M.Hum, yang selalu memberikan nasihat kepada penulis dalam melengkapi kebutuhan akademik.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada dosen penguji tesis, Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D, Dr. Eddy Setia, M.Ed. TESP., dan Dr. Mulyadi,
M.Hum, atas berbagai saran dan kritik sehingga tesis ini memiliki kualitas yang dapat digunakan sebagai rujukan bagi peneliti selanjutnya.
Pada kesempatan ini, juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh staf pengajar pada Program Studi Magister Linguistik Universitas Sumatera Utara,
Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S, Prof. Hamzon Situmorang, M.S, Prof. Aron Meko Mbete, Dr. Ridwan Hanafiah, M.Hum, Dr. Abdulrahman Adisaputra, M.Hum, Dr.
M Takari, M.Hum, Dr. Gustianingsih, M.Hum, Dr. Masdiana, M.Hum, Dr. Roswita, M.Hum, Dr. Mahriyuni, M.Hum, dan Dr. Irawati Kahar, M.Pd yang
telah memberikan kuliah untuk memperluas wawasan penulis tentang kajian linguistik pada setiap mata kuliah.
Pada kesempatan yang sama, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada staf administrasi Program Magister Linguistik Universitas Sumatera
Utara, Nila, Yuni dan seluruh staf administrasi yang ada di lingkungan Program Studi Magister Linguistik Universitas Sumatera Utara atas keramahan dan
kesantunan kepada penulis dalam melengkapi kebutuhan akademik selama memperoleh pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Drs. Harlim Lumbantobing, M.Pd, dan Dr. Tagor Pangaribuan, M.Pd selaku pimpinan penulis
di lingkungan FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar yang juga telah bersedia memberikan rekomendasi kepada penulis untuk melanjutkan
pendidikan Magister Linguistik Universitas Sumatera Utara. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak Daiman Solin,
Bapak Une Kabeken, dan Ibu Murni Boangmanalu yang telah bersedia menjadi informan dalam upaya pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada kepala desa dan seluruh responden dan seluruh masyarakat Desa Uruk Gedang yang telah membantu penulis
menyelesaikan tesis ini. Di atas semua ungkapan itu, rasa terima kasih dan penghormatan yang
tinggi disampaikan kepada orang tua penulis, Ayahanda C. Simanjuntak, dan Ibunda M. Siregar yang selama ini telah membimbing, memberikan motivasi,
memberikan bantuan materil, doa, dan kasih sayang kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kakak dan Lae. Risma Simanjuntak dan Lae
Edy Suhardi, Robita Simanjuntak dan Lae H. Angkat, Roba J Simanjuntak dan Lae S. Turnip, Roida S D Simanjuntak dan Lae L. Manullang, Limaya
Simanjuntak, Rahayu Simanjuntak dan Lae R. Purba, dan adik Madona Simanjuntak yang telah memberikan saran, bantuan moril dan materil kepada
penulis. Ucapan terima kasih yang hangat disampaikan kepada teman-teman
seperjuangan kuliah angakatan 2012 konsentrasi linguistik kelas paralel dan kelas
Universitas Sumatera Utara
reguler, Immanuel Tarigan, Beslina Siagian, Nur Hayati Sitorus, Rida Gultom, Erna Pakpahan, Dina Tarigan, Gunawan Purba, Demak Silaban, Khatib Lubis,
Ilham Lubis, Rendra Siregar, Rahmawati Pasaribu, Novita Sari, Deli Kesuma, Nanda Dwi Astri, Nur Ainun Hasibuan, Bangun Tarigan, Nasir Bintang, Marina
Sihombing, Idawati, dan seluruh teman-teman atas kerja sama dan persahabatan yang baik selama ini. Terima kasih juga disampaikan kepada seluruh pihak yang
yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis selama menyelesaikan studi. Semoga Tuhan selalu menyertai setiap langkah dan
memberikan kesehatan dan rezeki yang lancar bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran diperlukan untuk memperbaiki kesalahan dalam tesis ini. Penulis mengharapkan tesis ini dapat memberikan kontribusi bagi peneliti lain
khusunya bidang ekolingusitik.
Medan, Oktober 2014 Penulis
Dairi Sapta Rindu Siamnjuntak
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. DATA PRIBADI