Barat, maka data-data utamanya berupa data deskriptif  hasil dari analisis bentuk motif, warna, dan makna simbolik batik bokong semar Paoman Indramayu.
Terkait  dalam  memperoleh  sumber  data  pada  penelitian  ini  ialah  lokasi penelitian  yang  menggunakan  teknik  observasi  untuk  memperoleh  datanya.
Sumber  data  dokumentasi  yang  dihasilkan  adalah  dokumen  dan  gambar  foto. Kemudian, sumber data dari hasil wawancara ialah dari orang-orang yang terkait
informan  dengan  fokus  pada  pen elitian.  “Informan  adalah  orang  yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar dalam penelitian”  Lexy  J.  Moleong,  2014:  132.  Dengan  demikian  informan  harus
benar-benar menguasai dan memiliki banyak pengalaman tentang latar penelitian. Dalam  usaha  untuk  menemukan  informan  dapat  dilakukan  dengan  cara
melalui  keterangan  orang  yang  berwewenang,  baik  secara  formal  pemerintah maupun  secara  informal  pemimpin  masyarakattokoh  masyarakat,  pemimpin
adat, pemimpin industri batik, sejarahwan, budayawan, seniman dan lain-lain.
C. Teknik Pengumpulan Data
“Teknik  pengumpulan  data  merupakan  langkah  yang  paling  strategis dalam  penelitian,  karena  tujuan  utama  dari  penelitian  adalah  mendapatkan  data.
Tanpa  mengetahui  teknik  pengumpulan  data,  maka  peneliti  tidak  akan mendapatkan  data  yang  memenuhi  standar  data  yang  ditetapkan
”  Sugiyono, 2014: 62. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai
instrumen utama. Teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Marshall 1995 menyatakan bahwa, “through observation, the researcher
learn  aboutbehavior  and  the  meaning  attached  tho  those  behavior.  Melalui observasi  observasi,  peneliti  belajar  tentang  perilaku,  dan  makna  dari  perilaku
tersebut” Sugiyono, 2014: 64. Teknik pengamatan dapat memungkinkan melihat dan  mengamati  sendiri,  kemudian  mencatat  perilaku  dan  kejadian  sebagaimana
yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Menurut Nasution 2003: 58 menjelaskan bahwa,
Dalam tiap pengamatan harus selalu kita kaitkan dua hal, yakni informasi misalnya  apa  yang  terjadi  dan  konteks  hal-hal  yang  berkaitan  di
sekitarnya.  Segala  sesuatu  terjadi  dalam  dimensi  waktu  dan  tempat tertentu.  Informasi  yang  dilepaskan  dari  konteksnya  akan  kehilangan
makna.  Jadi  makna  sesuatu  hanya  diperoleh  dalam  kaitan  informasi dengan konteksnya. Maka dalam observasi kita tidak hanya mencatat suatu
kejadian  atau  peristiwa,  akan  tetapi  juga  segala  sesuatu  atau  sebanyak mungkin hal-hal yang diduga kaitannya.
Menurut  Lexy  J.  Moleong  2014:  175,  secara  metodologis  bagi
penggunaan pengamatan ialah pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari  segi  motif,  kepercayaan,  perhatian,  perilaku  tak  sadar,  kebiasaan  dan
sebagainya.  Panduan  observasi  langsung  digunakan  peneliti  dalam  melakukan observasi terhadap motif bokong semar batik Paoman Indramayu agar  data yang
diperoleh  akurat,  peneliti  menggunakan  alat  bantu  berupa  kamera  foto  dan perekam suara.
2. Wawancara
“Wawancara  adalah  percakapan  dengan  maksud  tertentu.  Percakapan  itu dilakukan  oleh  dua  pihak,  yaitu  pewawancara  interviewer  yang  mengajukan
pertanyaan  dan  terwawancara  interviewee  yang  memberikan  jawaban  atas pertanyaan  itu”  Lexy  J.  Moleong,  2014:  186.  Tujuan  wawancara  ialah  untuk
mengetahui  apa  yang  terkandung  dalam  pikiran  dan  hati  orang  lain,  bagaimana pandangannya  tentang  dunia  yaitu  hal-hal  yang  tidak  dapat  diketahui  melalui
observasi Nasution, 2003: 73. Menurut  Esterberg  2002  yang  dikutip  oleh  Sugiyono  2014:  72,
“Wawancara  adalah  merupakan  pertemuan  dua  orang  untuk  bertukar  informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
to pik  tertentu”.  Esterberg  2002  mengemukakan  bahwa,  wawancara  ada  tiga
macam,  yaitu:  1  Wawancara  terstruktur,  merupakan  teknik  pengumpulan  data yang digunakan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang
akan  diperoleh;  2  Wawancara  semiterstruktur,  merupakan  wawancara  ini bertujuan  untuk  menemukan  permasalahan  secara  lebih  terbuka,  dimana  pihak
yang  diajak  wawancara  dimintai  pendapat  dan  ide-idenya;  3  Wawancara  tak terstruktur,  adalah  wawancara  yang  bebas  dimana  peneliti  tidak  menggunakan
pedoman  wawancara  yang  telah  tersusun  secara  sistematis  dan  lengkap  untuk pengumpulan datanya Sugiyono, 2014: 73-74.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur dan tak terstruktur. Pada saat pengumpulan data utama, peneliti menggunakan wawancara
terstruktur  dengan  menyiapkan  instrumen  wawancara  dan  alat  perekam  untuk merekam  hasil  wawancara  tersebut.  Apabila  peneliti  ingin  mengumpulkan  data
lagi untuk memperoleh data pendukung, maka peneliti menggunakan wawancara