baiknya atau suatu proses pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya.
Jadianalisis ialah suatu penyelidikan dan penafsiran terhadap peristiwa untuk mengetahui dan memahami makna sesuatu dengan keadaan yang
sebenarnya. Dalam penelitian ini maka peneliti bermaksud untuk menyelidiki dan mengetahui keadaan sebenarnya apa yang ada di lapangan dengan menganalisis
batik bokong semar batik Indramayu.
2. Kajian Tentang Batik
Menurut kata beberapa ahli, batik merupakan kebudayaan asli Indonesia yang tumbuh dan berkembang di pulau Jawa. Menurut Adi Kusrianto 2013: xiii
menjelaskan juga bahwa, Apabila ditinjau dari sejarah kebudayaan, Prof. Dr. R.M. Sutjipto
Wirjosaputra menyatakan bahwa sebelum masuknya kebudayaan bangsa India yang dibawa para pedagang dari Gujarat ke Pulau Jawa, berbagai
daerah Nusantara ini telah mengenal teknik membuat “kain batik”. Beberapa literatur yang ditulis oleh para budayawan mengistilahkan
periode itu sebagai ‘batik primitif’. Para nenek moyang pada masa itu membuat hiasan pada kain dengan teknik perintang warna resist dyeing
menggunakan bahan-bahan yang dikenal pada zamannya. Menurut etimologi kata ’batik’ berasal dari bahasa Jawa, dari kata ‘tik’
berarti kecil dapat diartikan sebagai gambar yang serba rumit kecil-kecil. Seperti misalnya terdapat pada kata-kata Jawa lainnya, “klitik” warung kecil, “bentik”
persinggungan kecil antara dua benda, “kitik” kutu kecil dan sebagainya Soedarso, 1998: 104.
Dalam Kesusastraan Jawa Kuno dan Pertengahan proses batik diartikan sebagai “Serat Nitik”. Setelah Kraton Kartosuro pindah ke Surakarta, muncul
istilah “mbatik” dari jarwo dowok “ngembat titik” yang berarti membuat titik. Pengaruh antar wilayah Indonesia atau antar pulau ke pulau sudah lama ada, maka
kemungkinan terjadi saling berpengaruh dalam ragam hias batik disuatu daerah dengan daerah lain. Menurut Hasanudin 2001:168, kata ‘batik tulis’ termasuk
kata benda yang berarti sesuatu kain yang beragam hias yang dibuat dengan cara menuliskan simbol-simbol visual di atas kain. Kata menuliskan tersebut
dimaksudkan sebagai menggambarkan simbol visual. Menulis dalam bahasa Jawa, disebut “anulis” kata kerja, yang berasal dari kata “tulis” yang mendapat
awalan “an”, yang berarti menyusun rangkaian garis dan membentuk huruf dan kata. Menggambar dapat diasosiasikan dengan anulis, karena tapak yang
digambarkan analog dengan adanya rangkaian garis. Namun, yang dirangkai pada gambar adalah simbol-simbol visual ragam hias.
Batik tulis dikerjakan dengan menggunakan canting yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa menampung malam lilin batik dengan memiliki
ujung berupa saluran atau pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain. Bentuk gambar atau desain pada batik tulis
tidak ada pengulangan yang jelas atau tidak sama, sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif bisa lebih kecil dibandingkan
batik cap. Gambar batik tulis bisa dilihat pada kedua sisi kain nampak lebih rata tembus bolak-balik khusus bagi batik tulis yang halus, sedangkan batik cap
bentuk gambar atau desain pada batik cap selalu ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak berulang dengan bentuk yang samadengan ukuran garis