turut membentuk arti atau jiwa dari pola batik itu. Motif pengisi ini juga disebut ornamen selingan atau pelengkap Adi Kusrianto, 2013: 5.
5. Kajian Isen-Isen
Isen-isen gunanya untuk memperindah pola batik secara keseluruhan. Komponen ini bisa diletakkan untuk menghiasi motif utama maupun pengisi dan
juga untuk mengisi dan menghiasi bidang kosong antara motif-motif besar. Isen- isen umumnya merupakan titik, garis lurus, garis lurus, lingkaran-lingkaran kecil
dan sebagainya. Isen ini memiliki nama-nama tertentu sesuai bentuknya dan tidak jarang nama isen ini disertakan pada nama motif batik Adi Kusrianto, 2013: 5.
Jadi dapat disimpulkan bahwa isen-isen ialah ragam hias motif yang biasa digunakan sebagai pengisi ruang diantara ornamen atau ragam hias motif
utama. Umumnya hias isen-isen berbentuk kecil-kecil, berupa titik-titik, garis lengkung, garis lurus, lingkaran-lingkaran, hingga ke bentuk-bentuk bunga kecil.
Isen ini merupakan bagian dari pemanis dalam keseluruhan motif. Tanpa isen-isen gambar akan terasa kaku dan kurang menarik jika dilihat.
Gambar 1: Contoh Isen-isen dalam Batik
Sumber: S. Soetopo, 1983: 69-70
6. Kajian Estetika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI Edisi 3 Tim Penyusun, 2007: 308, estetika ialah cabang filsafat yang menelaah dan membahas tentang
seni dan keindahan serta tanggapan manusia terhadapnya. Pendapat laindari Pranjoto Setjoatmodjo 1988: 2, menyatakan bahwa:
Istilah estetika adalah studi filosofis tentang syarat-syarat dari seni Panofsky, sedangkan yang lain menganggapnya sebagai studi psikologis
terhadap gaya-gaya dalam seni Worringer. Suatu saat “estetika” ditempatkan dalam konteks pengetahuan ilmiah positif, lain kali
digolongkan sebagai ajaran tata nilai normatif. Oleh Sortais keindahan dipandang sebagai ciri-ciri obyektif dari tata bentuk sedangkan menurut T.
Lipps melihatnya dari subyektif dan cita rasa. Kepekaan terhadap seni dan keindahan. Dalam Diksi Rupa Mikke
Susanto, 2011: 124, kata estetika berarti: “1. indah; mengenai kindahan; tentang