Perkembangan Batik di Indramayu
motif Banji, Kawung, dan beberapa motif yang banyak digunakan di seputar Keraton Solo dan Yogya seperti Obar Abir, Kembang kapas, dan Sawat gunting.
Adi Kusrianto 2013: 65
Gambar 11: Foto Pengrajin Laki-laki Batik Paoman Indramayu Tahun 1922
Sumber: Dinas Perindustrian Kabupaten Indramayu Sejarah membatik diwilayah Kabupaten Indramayu yang dahulu dilakukan
oleh kaum laki-laki namun kini bergeser hingga ke kaum perempuan. Dalam pernyataan menurut Bapak Sadewo wawancara pada tanggal 13 April 2015 yaitu
batik Paoman dahulu dikerjakan oleh kaum laki-laki sekitar tahun 1920-1940 sebelum masuknya era nelayan dan masa pelabuhanera dagang yang dahulu
Paoman merupakan kampung santri yang termasuk orang-orang yang pekerja keras. Kemudian sekitar tahun 1950an masa pelabuhan, era nelayan, era
perdagangan banyak kapal tangkap yang singgah dan mayarakat kaum laki-laki beralih menjadi nelayan kemudian kaum perempuan menjadi seorang pembatik.
Gambar 12: Foto Pengrajin Wanita Batik Paoman Indramayu
Sumber: Komunitas Pemotret Indramayu, 2003 Menurut Arsip Dewan Kerajinan Nasional Daerah Dekranasda
Indramayu 2014: 4 menjelaskan bahwa pembuatan batik klasik Indramayu diperkirakan sudah mulai pada masa kerajaan Demak tahun 1527, karena
pengrajin dari Lasem yang hijrah ke Indramayu. Oleh karena itu beberapa batik Indramayu hampir sama motifnya dengan motif Lasem yang di dalamnya sudah
dipengaruhi oleh motif Tiongkok. Meskipun begitu, batik dari Jawa Tengah ini masuk ke Indramayu melalui perantara pedagang-pedagang yang mondar mandir
antara Jepara dan Banten. Dalam hal motif dan warna batik, sangat nyata dalam perbedaannya antara batik klasik Indramayu dan batik klasik Cirebon Trusmi.
Batik Indramayu banyak mendapat pengaruh dari daerah pesisir utara Jawa Tengah yaitu Lasem, sedangkan batik Cirebon mendapat pengaruh daerah
pedalaman Jawa Tengah yaitu pengging Solo. Pernyataan Bapak Kolyubi wawancara pada tanggal 16 April 2015
menjelaskan bahwa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya rancangan ragam hias batik Indramayu dan menjadi ciri khas yang membedakan
dengan daerah lain yaitu: letak geografis daerah batik yang bersangkutan, sifat dan tata kehidupan daerah, kepercayaan serta adat istiadat, keadaan alam sekitar
termasuk flora dan fauna dan hubungan antar daerah pembatikan. Karakteristik yang dimiliki oleh batik Indramayu adalah motifnya yang
disusun secara dinamis, ritmis dan beberapa gaya perpaduan dengan motif berbagai dari pengaruh Tiongkok. Kemudian ciri yang paling menonjol ialah
langgam dari jenis motif flora dan fauna yang diungkap secara datar, banyak bentuk lengkung dan garis yang runcing atau disebut ririan, berlatar putih dan
warna gelap dan banyak titik yang dibuat dengan teknik cocohan jarum serta bentuk isen-isen yang berbentuk pendek dan terkesan kaku Arsip Katalog Dewan
Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Indramayu, 2014: 3. Pendapat Riyanto, dkk 1997: 54 menjelaskan bahwa,
Batik Indramayu menggunakan teknik lorodan dan cocohan. Teknik cocohan ini dipakai dikarenakan mereka membatik dengan menggunakan
canting besar di atas kain polos dan hampir tidak memakai isen-isen, untuk mengisi kekosongan tersebut seluruh kain diberi cocohan yaitu titik yang
dibuat dengan menggunakan alat yang disebut complongan. Alat ini seperti sisir yang memiliki jarum-jarum halus, yang dipergunakan untuk
menusuk-nusuk kain yang sudah ditutupi malam, sehingga setelah pencelupan akan terdapat cocohan titik dengan warna celupan tadi.
Pendapat lainnya menurut H. Santosa Doellah 2002 dalam Adi Kusrianto 2013: 64 menjelaskan bahwa, selain dengan ciri motif pada isen-isen latarnya
menggunakan teknik cocohan, proses pewarnaan batik Indramayu juga sama dengan Batik Lasem, yang menggunakan nila, sehingga batiknya memiliki
beberapa ciri khas, yaitu batik kelengan, batik yang hanya memiliki satu warna saja, yaitu biru. Istilah yang digunakan di Indramayu ialah
batik “babar pisan”
yang artinya proses melorod malam dan proses pencelupannya hanya dilakukan satu kali, tidak ada proses ulang untuk sogan.
Penjelasan dari Bapak Kolyubi wawancara pada tanggal 23 Maret 2015, unsur pokok seni rupa pada batik Indramayu di tentukan oleh garistitik
complongan, warna, bidang dan tekstur. Unsur-unsur seni tersebut di atas harus disusun membentuk motif disain sehingga mampu memberikan cita rasa
keindahan secara harmonis dan utuh. Perkembangan karya seni batik Indramayu pada saat sekarang bergaya bebas tidak mempunyai ikatan, corak abstraknya
dilakukan dengan memakai canting dan kuas, warna beraneka ragam, diberikan dengan teknik mencelup dan mencolet .