harus diwujudkan dalam penyusunan program supervisi kelas, pengembangan program supervisi untuk kegiatan ekstrakulikuler,
pengembangan program supervisi perpustakaan, laboratorium, dan ujian. Kemampuan melaksanakan diwujudkan dalam program supervisi klinis
dan nonlkinis, dan program supervisi kegiatan ekstrakulikuler. Sedangkan kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan harus
diwujudkan dalam pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja
tenaga pendidikan
seperti Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan
PKB dan
pemanfaatan hasil
supervisi untuk
mengembangkan sekolah. e.
Kepala Sekolah Sebagai
Leader
Kepala sekolah sebagai
leader
harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan tenaga kependidikan, membuka
komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai
leader
dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi
sekolah, kemampuan
mengambil keputusan,
dan kemampuan
berkomunikasi. f.
Kepala Sekolah Sebagai Innovator Kepala sekolah sebagai innovator harus memiliki strategi yang
tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan
teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.
g. Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Kepala sekolah sebagai motivator harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan
dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana
kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar.
Teknik-teknik yang dapat digunakan kepala sekolah untuk menjalankan fungsinya yaitu dengan teknik yang bersifat kelompok dan
individu Syaiful Sagala, 2010: 174-191 a.
Teknik Bersifat Kelompok 1
Pertemuan Orientasi 2
Rapat Guru 3
Studi Kelompok Antar Guru 4
Diskusi 5
Lokakarya 6
Tukar Menukar Pengalaman 7
Diskusi Panel 8
Seminar 9
Simposium b.
Teknik Individual
1 Kunjungan Kelas
2 Observasi Kelas
3 Intervisitasi
4 Menilai Diri Sendiri
5 Demontrasi Mengajar
6 Buletin Supervisi
Jadi dapat disimpulkan bahwa penilaian kepala sekolah adalah proses dan pemberian nilai dari kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah terhadap
kinerja guru berdasarkan kriteria tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan di sekolah.
C. Hakikat Kinerja Guru IPS
1. Pengertian Kinerja Guru IPS
Dilihat dari arti kata kinerja berasal dari kata
job performance
atau
actual performance
prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Jadi menurut arti bahasanya kinerja dapat diartikan sebagai
prestasi atau tindakan yang dicapai dalam melaksanakan suatu kegiatan. Kinerja dapat diartikan sebagai kemampuan kerja atau prestasi kerja
atau hasil unjuk kerja. Hadari Nawawi 2006: 66 mengemukakan kinerja bukan sifat atau karakteristik individu, tetapi kemampuan kerja yang dapat
dilihat dari cara bekerja dan hasil yang dicapai. Pengertian yang sama juga dikemukakan oleh Uhar Suharsaputra 2013: 167, kinerja merupakan
kemampuan kerja atau prestasi kerja yang dilakukan pegawai untuk memperoleh hasil kerja yang optimal.
Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat
profit oriented
dan
non profit oriented
yang dihasilkan selama satu periode tertentu. Irfan Fahmi, 2010: 2. Anwar
Prabu Mangkunegara 2005: 9 mengemukakan kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM dalam
periode waktu tertentu untuk melakasanakan kerja sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Suyadi Prawirosentono 2008: 2 menjelaskan pengertian kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Supardi 2013: 47 juga mengungkapkan pengertian kinerja adalah hasil kerja yang
dicapai oleh seseorang untuk mencapai tujuan berdasarkan atas standarisasi atau ukuran dan waktu yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya dan
sesuai dengan norma dan etika yang telah ditetapkan. Kinerja sebagai hasil kerja seseorang didasarkan atas waktu untuk melaksanakan dan disesuaikan
dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Kinerja yang dilakukan juga secara legal sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kinerja guru merupakan penampakan kompetensi yang dimiliki oleh guru, yaitu kemampuan sebagai guru dalam melaksanakan tugas-tugas dan
yang dibebabkan kepadanya. Jasmani dan Syaiful Mustofa 2013: 156 mengemukakan kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai oleh guru di
lembaga pendidikan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, hasil kerja yang dicapai
seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhannya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengertian kinerja guru dari Jasmani dan Syaiful Mustofa yang menjelaskan kinerja guru sebagai
hasil kerja guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Hasil kerja guru ditunjukan pada penampakan kompetensi yang dimiliki dalam
melaksanakan tugasnya yang menghasilkan hasil yang memuaskan dan pencapaian tujuan pendidikan tidak hanya dalam bidang mengajar di dalam
kelas tetapi kinerja di luar mengajar. 2.
Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Kinerja Guru
Kinerja guru merupakan hasil kerja, kemampuan, prestasi atau dorongan guru untuk melaksanakan pekerjaan. Kinerja terjadi karena
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi. Jasmani dan Syaiful Mustofa 2013: 160, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu:
a. Faktor dari dalam, meliputi motivasi, keterampilan, dan pendidikan.
b. Faktor dari luar, meliputi iklim kerja, tingkat gaji.
Supardi 2013: 50 mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja terdiri atas pengetahuan, keterampilan, motivasi, kepercayaan, nilai-
nilai dan sikap. Anwar Prabu Mangkunegara 2005: 13-14, faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah:
a. Faktor Kemampuan
Ability
Kemampuan
ability
terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan
reality Knowledge+ skill
. Artinya pimpinan dan karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan memadai untuk
jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan lebih mudah dalam mencapai kinerja maksimal.
b. Faktor Motivasi
Motivation
Motivasi diartikan sebagai suatu sikap pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap
positif terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif terhadap situasi kerjanya akan
menunjukan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan
pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut peneliti sependapat dengan
pendapat Anwar Prabu Mangkunegara yang menjelasakan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru yaitu faktor kemampuan dan faktor
motivasi. Faktor kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan guru dalam menguasai kompetensi guru, sedangkan faktor
motivasi yaitu kondisi lingkungan sekolah maupun diluar sekolah.
3. Indikator Kinerja Guru
Tiap individu, kelompok atau organisasi memiliki kriteria penilaian tertentu atas kinerja dan tanggung jawab yang diberikan. Supardi 2013: 49
mengemukakan bahwa kinerja pegawai dapat dilihat dari seberapa baik kualitas pekerjaan yang dihasilkan, tingkat kejujuran dalam berbagai situasi,
inisiatif dan prakarsa memunculkan ide-ide baru dalam melaksanakan tugas, sikap karyawan terhadap pekerjaan, kerjasama dan kendala, pengetahuan
dan keterampilan tentang pekerjaan, pelaksanaan tanggung jawab, serta pemanfaatan waktu secara efektif.
Sardiman 2010: 164 mengemukakan terdapat sepuluh kompetensi guru yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru. Sepuluh
kompetensi tersebut meliputi: 1 Penguasaan bahan; 2 Pengelolaan program belajar mengajar; 3 Pengelolaan kelas; 4 Penggunaan
mediasumber; 5 Penguasaan landasan pendidikan; 6 Mengelola interaksi belajar-mengajar; 7 Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran;
8 Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan serta penyuluhan; 9 Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; 10 Memahami
prinsip-prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Kinerja guru secara utuh dan menyeluruh mencakup kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Keempat kompetensi tersebut telah dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 dan menjadi pedoman untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya, terutama dalam pembelajaran dan bimbingan.