Indikator Kinerja Guru Hakikat Kinerja Guru IPS
                                                                                Guru  yang  memiliki  kompetensi  pedagogik  dapat  memahami peserta didiknya, dengan memahami peserta didik guru dapat merancang
perencanaan  pembelajaran  yang  sesuai  dengan  karakter  peserta  didik. Dengan  demikian,  pelaksanaan  pembelajaran  dapat  berlangsung  dengan
efektif  dan  efisien.  Hal  ini  dikarenakan  guru  dapat  mengetahui  metode maupun media yang cocok digunakan saat pembelajaran. Selain itu, guru
dapat  merancang  penilaian  dengan  memilih  teknik  penilaian  yang  tepat sesuai  dengan  apa  yang  ingin  dinilai.  Dengan  memahami  karakteristik
peserta  didik,  guru  dapat  mengetahui  potensi-potensi  yang  dimiliki peserta  didik  sehingga  guru  dapat  membantu  mengambangkan  potensi
yang dimiliki peserta didiknya tersebut. Mulyasa  2013:  75,  mengemukakan  kompetensi  pedagogik
merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran meliputi hal berikut:
1 Memahami landasan kependidikan
2 Memahami peserta didik
3 Mengembangkan kurikulumsilabus
4 Merancang pembelajaran
5 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6 Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7 Evaluasi hasil belajar
8 Pengembangan  peserta  didik  untuk  mengaktualisasikan  berbagai
potensi yang dimilikinya.
Syaiful  Sagala  2011:  32  menjelaskan  kompetensi  pedagogik sebagai kemampuan dalam mengelola peserta didik yang meliputi:
1 Pemahaman guru tentang landasan dan filsafat pendidikan.
2 Pemahaman guru tentang potensi dan keberagaman peserta didik.
3 Kemampuan  guru  mengembangkan  kurikulumsilabus  dalam  bentuk
dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar. 4
Kemampuan guru menyusun rencana dan strategi pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
5 Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan
suasana dialogis dan interaktif. 6
Kemampuan guru melaksanakan evaluasi hasil belajar sesuai dengan prosedur dan standar yang dipersyaratkan.
7 Kemampuan  guru  mengembangkan  bakat  dan  minat  peserta  didik
melalui kegiatan
intrakuler dan
ekstrakurikuler untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Sudarwan  Danim  2013:  22  mengungkapkan  lima  sub
kompetensi yang terkandung dalam kompetensi pedagogik guru, yaitu: 1
Pemahaman peserta didik yang mendalam. 2
Perencanaan  pembelajaran,  termasuk  pemahaman  tentang  landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran.
3 Pelaksanaan pembelajaran.
4 Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran.
5 Pengembangan  peserta  didik  untuk  mengaktualisasikan  berbagai
potensinya. Berdasarkan  beberapa  pendapat  para  ahli  tersebut  dapat
disimpulkan bahwa kompetensi  pedagogik  merupakan kemampuan  guru dalam  mengelola  pembelajaran  dari  awal  perencanaan  pembelajaran
sampai  dengan  evaluasi  pembelajaran,  sehingga  dapat  membimbing peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Kemampuan
ini  mencakup  konsep  kesiapan  mengajar  yang  ditunjukan  dengan penguasaan  dan  keterampilan  mengajar.  Pada  penelitian  ini  indikator
yang digunakan terkait dengan kompetensi pedagogik guru sesuai dengan kompetensi  inti  guru  dalam  Peraturan  Menteri  Pendidikan  Nasional  No.
16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, yaitu: 1
Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, kultural, emosional, dan intelektual.
2 Menguasai  teori-teori  belajar  dan  prinsip-prinsip  pembelajaran  yang
mendidik. 3
Mengembangkan kurikulum  yang terkait dengan mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.
4 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
5 Memanfaatkan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  untuk
kepentingan pembelajaran. 6
Memfasilitasi  pengembangan  potensi  peserta  didik  untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
7 Berkomunikasi  secara  efektif,  empatik  dan  santun  dengan  peserta
didik. 8
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9
Memanfaatkan  hasil  penilaian  dan  evaluasi  untuk  kepentingan pembelajaran.
10 Melakukan  tindakan  reflektif  untuk  peningkatan  kualitas
pembelajaran. b.
Kompetensi Kepribadian Kepribadian  setiap  individu  berbeda-beda  dan    memiliki  keunikan
tersendiri.  Kepribadian  dapat  terbentuk  dari  bawaan  sejak  lahir  akan tetapi  dipengaruhi  juga  oleh  lingkungan  sekitar.  Sjarkawi  2006:  11,
kepribadian  adalah  karakteristik  atau  gaya  atau  sifat  khas  dari  diri seseorang  yang  bersumber  dari  bentukan-bentukan  yang  diterima  dari
lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan juga bawaan seorang sejak lahir
Nana  Syaodih  2005:  136  mengungkapkan  bahwa  kepribadian merupakan keterpaduan antara aspek psikis dan aspek fisik. Keterpaduan
aspek  psikis  dan  fisik  tersebut  lebih  dari  sekedar  penjumlahan  ciri-ciri atau  sifat-sifat  menonjol  atau  yang  lebih  sering  diperlihatkan  kepada
orang lain, sebab dalam keterpaduan terdapat hubungan fungsional  yang saling mempengaruhi.
Baharuddin  2009:  209  merumuskan  definisi  kepribadian  sebagai berikut: 1 Suatu kebulatan yang terdiri dari aspek-aspek fisik dan psikis;
2  Bersifat  dinamis  dalam  hubungannya  dengan  lingkungan;  3 Kepribadian  seseorang  adalah  khas,  berbeda  dari  orang  lain;  4
Kepribadian  berkembang  dengan  dipengaruhi  oleh  faktor-faktor  yang berasal dari luar dan dalam.
Berdasarkan rumusan
tersebut dapat
disimpulkan bahwa
kepribadian  adalah  suatu  keterpaduan  dari  sistem  fisik  dan  psikis individu  yang  khas  dalam  menyesuaikan  diri  dengan  lingkungannya.
Sehingga  kepribadian  yang  dimiliki  seseorang  tidak  terjadi  secara spontan  tetapi  sebagai  hasil  dari  bawaan  dan  penyesuaian  dengan
lingkungan. Sebagai  individu  yang  berkecimpung  di  dunia  pendidikan,  guru
harus  memiliki  kepribadian  yang  mencerminkan  seorang  pendidik. Ungkapan  “guru  bisa  digugu  dan  ditiru”  mengandung  makna  bahwa
seorang  guru  haruslah  dapat  dipercaya  dan  dapat  menjadi  teladan, sehingga sebagai seorang guru haruslah memiliki kepribadian yang baik.
Peraturan  Pemerintah  Nomor  19  tahun  2005  tentang  Standar Nasional  Pendidikan,  penjelasan  Pasal  28  ayat  3  butir  b,  dikemukakan
bahwa  kompetensi  kepribadian  adalah  kemampuan  kepribadian  yang mantap,  stabil,  dewasa,  arif,  dan  berwibawa  serta  menjadi  teladan  bagi
peserta didik dan berakhlak mulia.  Mulyasa 2013: 117 mengemukakan bahwa  setiap  guru  dituntut  memiliki  kompetensi  kepribadian  yang
memadai, bahkan menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Hal  ini  dikarenakan  guru  tidak  hanya  dituntut  untuk  mampu  memaknai
pembelajaran,  tetapi  bagaimana  guru  dapat  menjadikan  pembelajaran sebagai  ajang  pembentukan  kompetensi  dan  perbaikan  kualitas  pribadi
peserta didik. Kompetensi  kepribadian  adalah  kesiapan  mental,  kepribadian,  dan
moralitas  guru  untuk  mengemban  amanah  sebagai  guru  Ayusita Mahanani,  2011:  51.  Sehingga  kompetensi  kepribadian  ini  haruslah
tercermin  dalam  sikap  dan  perilaku  guru  dalam  kehidupan  sehari-hari, baik selama kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah.
Moh  Roqib  dan  Nurfuadi  2009:  122  berpendapat  bahwa kompetensi  kepribadian  adalah  kompetensi  yang  berkaitan  dengan
perilaku  pribadi  guru  itu  sendiri  yang  kelak  harus  memiliki  nilai-nilai luhur  sehingga  terpancar  dalam  perilaku  sehari-hari.  Hal  ini  dengan
sendirinya berkaitan erat dengan falsafah hidup yang mengharapkan guru menjadi model manusia yang memiliki nilai-nilai luhur. Nilai-nilai luhur
tersebut diharapkan bisa menjadi teladan bagi peserta didiknya. Martinis  Yamin  dan  Maisah  2010:  9  mengemukakan  pendapat
tentang  kompetensi  kepribadian  sebagai  kemampuan  personal  yang dimiliki  guru.  Kompetensi  kepribadian  guru  dapat  digambarkan  sebagai
berikut:  1  Mantap;  2  Stabil;  3  Dewasa;  4  Arif  dan  bijaksana;  5 Berwibawa;  6  Berakhlak  mulia;  7  Menjadi  teladan  bagi  peserta  didik
dan  masyarakat;  8  Mengevaluasi  kinerja  sendiri;  9  Mengembangkan diri secara berkelanjutan
Kunandar  2011:  75  mengemukakan  standar  kompetensi kepribadian guru, yaitu:
1 Mantap dan stabil.
2 Dewasa.
3 Disiplin dan arif.
4 Berwibawa.
5 Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan.
Berdasarkan  pendapat  beberapa  ahli  tersebut  dapat  disimpulkan bahwa  kompetensi  kepribadian  merupakan    kemampuan  personal  yang
harus  dimiliki  guru  yang  tercermin  dari  tata  kelakuan,  tutur  kata,  dan perilaku  sehari-hari.  Dalam  penelitian  ini  indikator  yang  digunakan
terkait  dengan  kompetensi  kepribadian  guru  sesuai  dengan  kompetensi inti  guru  dalam  Peraturan  Menteri  Pendidikan  Nasional  No.  16  tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, yaitu: 1
Bertindak  sesuai  dengan  norma  agama,  hukum,  sosial,  dan kebudayaan nasional Indonesia.
2 Menampilkan  diri  sebagai  pribadi  yang  jujur,  berakhlak  mulia,  dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 3
Menampilkan  diri  sebagai  pribadi  yang  mantap,  stabil,  dewasa,  arif, dan berwibawa.
4 Menunjukan  etos  kerja,  tanggung  jawab  yang  tinggi,  rasa  bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri. 5
Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
c. Kompetensi Profesional
Istilah  profesional  berasal  dari
profession.
Arifin  1995:  105 mengemukakan  bahwa
profession
mengandung  arti  yang  sama  dengan kata
occupation
atau  pekerjaan  yang  memerlukan  keahlian  yang diperoleh  melalui  pendidikan  atau  pelatihan  khusus.  Martinis  Yamin
2007: 3 mengemukanan profesi mempunyai pengertian seseorang yang menekuni  pekerjaan  berdasarkan  keahlian,  kemampuan,  teknik,  dan
prosedur berlandaskan intelektualitas. Kunandar 2011:  45 menyebutkan bahwa profesional berasal  dari
kata  profesi  yang  artinya  suatu  bidang  pekerjaan  yang  ingin  atau  akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau
pekerjaan  tertentu  yang  mensyaratkan  pengetahuan  dan  keterampilan khusus  yang  diperoleh  dari  pendidikan  akademis  yang  intensif.  Jadi,
profesi  adalah  suatu  pekerjaan  atau  jabatan  yang  menuntut  keahlian tertentu.
M.  Uzer  Usman  2010:  14-15  mengemukakan  bahwa  profesional merupakan  sebuah  pekerjaan  yang  memerlukan  beberapa  bidang  ilmu
yang  secara  sengaja  harus  dipelajari  dan  kemudian  diaplikasikan  bagi kepentingan  umum.  Kata  profesional  itu  sendiri  berasal  dari  kata  sifat
yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperi guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan
kata  lain,  pekerjaan  yang  bersifat  profesional  adalah  pekerjaan  yang hanya  dapat  dilakukan  oleh  mereka  yang  khusus  dipersiapkan  untuk  itu
dan  bukan  pekerjaan  yang  dilakukan  oleh  mereka  yang  karena  tidak
dapat memperoleh pekerjaan lain.
Berdasakan  pendapat  para  ahli  tentang  profesional  tersebut,  dapat ditarik kesimpulan bahwa profesional merupakan keahlian, kemampuan,
dan  keterampilan  seseorang  terhadap  pekerjaan  yang  dimiliki  yang diperoleh  melalui  pendidikan  atau  pelatihan.  Hal  ini  berarti  guru
profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam  bidang  keguruan  sehingga  ia  mampu  melakukan  tugas  dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. M. Uzer Usman 2010:  14-15.  Atau  dengan  kata  lain,  guru  profesional  adalah  orang
terdidik  dan  terlatih  dengan  baik,  serta  memiliki  pengalaman  yang  kaya dibidangnya.
Guru  yang  profesional  tentunya  harus  memiliki  kompetensi profesional.  Kompetensi  profesional  merupakan  kompetensi  yang  harus
dikuasai guru dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas utamanya, yaitu mengajar.  Peraturan  Pemerintah  Nomor  19  tahun  2005  tentang  Standar
Nasional  Pendidikan,  penjelasan  Pasal  28  ayat  3  butir  c  kompetensi profesional  adalah  kemampuan  penguasaan  materi  pembelajaran  secara
luas  dan  mendalam  yang  memungkinkan  guru  untuk  membimbing peserta  didik  memenuhi  standar  kompetensi  yang  ditetapkan  dalam
Standar  Pendidikan  Nasional.  Ayusita  Mahanani  2011:56  menjelaskan kompetensi  profesional  sebagai  kemampuan  melaksanakan  tugas  pokok
guru  di  bidang  pembelajaran  secara  optimal,  terutama  dalam  hal penguasaan dan pengembangan materi pembelajaran.
Dwi  Siswoyo  2011:  130  mengemukakan  kompetensi  profesional sebagai  kemampuan  yang  harus  dimiliki  pendidik  di  sekolah  berupa
penguasaan  materi  pelajaran  secara  luas  dan  mendalam.  Dalam  hal  ini mencakup  penguasaan  materi  pelajaran  yang  diampu,  penguasaan
kurikulum  dan  silabus  sekolah,  metode  khusus  pembelajaran  bidang studi,  dan  wawasan  etika  dan  pengembangan  profesi.  Martinis  Yamin
dan  Maisah  2010:  11  mengemukakan  kompetensi  profesional merupakan  penguasaan  materi  pembelajaran  secara  luas  dan  mendalam
yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan  substansi  keilmuan  yang  terkait  dengan  bidang  studi  yang  dimiliki,
serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan. Dwi
Siswoyo 2011:
136 menjelaskan
prinsip-prinsip profesionalisme guru sebagai berikut:
1 Berdasarkan minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
2 Profesi  yang  menuntut  komitmen  tinggi  terhadap  peningkatan  mutu
pendidikan, iman taqwa dan akhlak mulia. 3
Kualifikasi akademik dan latarbelakang pendidikan yang relevan. 4
Memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugasnya di sekolah. 5
Menuntut tanggungjawab tinggi atas tugas profesinya demi kemajuan bangsa.
Yamin  dan  Maisah  2010:  11    juga  menjelaskan  kompetensi profesional secara lebih ringkas sebagai berikut:
1 Memiliki  konsep  struktur  dan  metode  keilmuan  yang  sesuai  dengan
materi ajar yang diampu. 2
Materi ajar yang diampu ada dalam kurikulum sekolah. 3
Saling berhubungan antar mata pelajaran yang terkait. 4
Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. 5
Menggunakan  konteks  global  dengan  tetap  melestarikan  nilai  dan budaya nasional.
M. Uzer Usman 2010: 17-19, kompetensi profesional yang harus dipenuhi atau dimiliki seorang guru atau calon guru adalah:
1 Penguasaan  terhadap  landasan  pendidikan,  yakni  memahami  tujuan
pendidikan  agar  dapat  mencapai  tujuan  pendidikan  nasional, memahami  fungsi  sekolah  sebagai  bagian  dalam  masyarakat,
memahami  prinsip-prinsip  psikologi pendidikan
yang  dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.
2 Penguasaan  terhadap  bahan  pengajaran  yang  diampu,  yakni
menguasai  bahan  pengajaran  kurikulum  pendidikan  dasar  dan menengah, menguasai bahan pengayaan.
3 Memiliki  kemampuan  untuk  menyusun  program  pengajaran,  yakni
menetapkan  tujuan  pembelajaran,  memilih  dan  mengembangkan bahan  pembelajaran,  memilih  dan  mengembangkan  strategi  belajar
mengajar,  memilih  dan  mengembangkan  media  pengajaran  yang sesuai, memilih dan memanfaatkan sumber belajar.
4 Melaksanakan  program  pembelajaran  sesuai  dengan  program  yang
telah  disusun,  yakni  menciptakan  iklim  belajar  yang  tepat,  mengatur ruangan belajar, dan mengolah interaksi belajar mengajar.
5 Melaksanakan  penilaian  hasil  dan  proses  belajar  mengajar,  yakni
menilai  prestasi  murid  untuk  kepentingan  pengajaran  dan  menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan  berbagai  pendapat  tentang  kompetensi  profesional nampak  bahwa  kompetensi  profesional  merupakan  kompetensi  yang
harus dikuasai guru dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas utamanya mengajar.  dengan  demikian  kompetensi  profesional  membantu  guru
dalam  menguasai  jenis-jenis  materi  pembelajaran,  mengurutkan  materi pembelajaran,
mengorganisasikan materi
pembelajaran, dan
mendayagunakan  sumber  belajar  sebaik  mungkin  agar  menghasilkan siswa yang berkualitas.
Mulyasa  2013:  136-138  mengemukakan  secara  lebih  khusus kompetensi profesional guru sebagai berikut:
1 Pemahaman terhadap Standar Nasional Pendidikan
2 Kemampuan mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
3 Penguasaan materi pembelajaran yang diampu.
4 Pengelolaan program pembelajaran.
5 Kemampuan mengelola kelas.
6 Menggunakan  media  dan  sumber  pembelajaran  saat  pembelajaran
berlangsung. 7
Penguasaan terhadap landasan kependidikan. 8
Memahami dan melaksanakan pengembangan peserta didik. 9
Memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah. 10
Memahami penelitian dalam pembelajaran. 11
Menampilkan keteladanan dan kepemimpinan dalam pembelajaran. 12
Mengembangkan teori dan konsep dasar pendidikan. 13
Memahami dan melaksanakan konsep pembelajaran individual. Berdasarkan  pendapat  para  ahli  tersebut  dapat  ditarik  kesimpulan
bahwa  kompetensi  profesional  guru  adalah  kemampuan  penguasaan materi  pembelajaran  secara  luas  dan  mendalam  yang  memungkinkan
guru  dapat  melaksankan  tugas  utamanya  yaitu  mengajar.  Kompetensi profesional mengacu pada perbuatan yang bersifat rasional dan memiliki
spesifikasi  tertentu  dalam  melaksanakan  tugas  kependidikan.  Guru sebagai  tenaga  profesional  dituntut  untuk  memiliki  kemampuan  yang
sesuai dengan bidangnya. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan terkait  dengan  kompetensi  profesional  guru  sesuai  dengan  kompetensi
inti  guru  dalam  Peraturan  Menteri  Pendidikan  Nasional  No.  16  tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, yaitu:
1 Menguasai  materi,  struktur,  konsep,  dan  pola  pikir  keilmuan  yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2 Menguasai standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata pelajaran
atau bidang pengembangan yang diampu. 3
Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. 4
Mengembangkan  keprofesionalan  secara  berkelanjutan  dengan melakukan tindakan reflektif.
5 Memanfaatkan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri. d.
Kompetensi Sosial Dalam  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  kata  sosial  diartikan
sebagai  suatu  yang  berhubungan  dengan  masyarakat.  Sedangkan  kata sosialisasi  diartikan  sebagai  proses  belajar  seorang  anggota  masyarakat
untuk mengenal
dan menghayati
kebudayaan masyarakat
dilingkungannya. Jadi kata sosial erat kaitannya dengan kehidupan  yang berhubungan dengan orang lain yang berada di lingkungan sekitar tempat
kita  hidup,  karena  manusia  tidak  akan  mampu  hidup  sendiri  tanpa bantuan orang lain. Hal ini berarti kompetensi sosial guru berkaitan erat
dengan  kemampuan  guru  dalam  berinteraksi  dengan  lingkungan sekitarnya.
Guru merupakan bagian dari kehidupan sosial masyarakat sehingga guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai. Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d kompetensi sosial adalah kemampuan
guru  sebagai  bagian  dari  masyarakat  untuk  berkomunikasi  dan  bergaul
secara  efektif  dengan  peserta  didik,  sesama  pendidik,  tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Agus
Wibowo  dan  Hamrin  2012:  124  mengemukakan  kompetensi  sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi, menjalin kerja sama,
dan  berinteraksi  secara  efektif  dan  efisien,  dengan  anak  didik,  sesama pendidik, orang tuawali, maupun dengan masyarakat sekitar.
Ayusita  Mahanani  2011:  54  menjelaskan  kompetensi  sosial adalah kemampuan guru dalam menjalin relasi yang positif, empatik, dan
santun dengan atasan, sesama guru dan pegawai, siswa, wali, murid, dan masyarakat. Dwi Siswoyo 2011: 131 mengemukakan kompetensi sosial
sebagai  kompetensi  yang  harus  dimiliki  guru  untuk  berkomunikasi  dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengen peserta didik, sesama guru,
orang  tuawali,  dan  masyarakat  sekitar.  Kompetensi  ini  mencerminkan sikap profesional guru di hadapan anak didik maupun masyarakat sekitar.
Moh  Roqib  dan  Nurfuadi  2009:  132  mendefinisikan  kompetensi sosial  guru  merupakan  kemampuan  guru  dalam  memahami  dirinya
sebagai  bagian  yang  tidak  terpisahkan  dari  masyarakat  dan  mampu mengembangkan  tugas  sebagai  anggota  masyarakat  dan  warga  negara.
Kompetensi sosial juga mengandung arti bahwa seorang guru tidak boleh membeda-bedakan peserta didik meski  berbeda latar belakang  ekonomi,
sosial,  maupun  budayanya.  Seorang  guru  harus  bisa  bersikap  obyektif dimanapun berada.
Berdasarkan  beberapa  pendapat  para  ahli  tersebut  dapat disimpulkan  bahwa  kompetensi  sosial  merupakan  kemampuan  guru
sebagai bagian dari masyarakat yang nampak pada kemampuannya untuk berkomunikasi secara efektif dengan lingkungan sekolah maupun dengan
lingkungan masyarakat. Martinis  Yamin  dan  Maisah  2010:  12  secara  ringkas
menerangkan  kompetensi sosial guru sebagai berikut: 1
Berkomunikasi lisan dan tulisan 2
Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional 3
Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan
4 Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
Kompetensi  sosial  guru  memiliki  poin-poin  yang  mencakup kewajiban  seorang  guru  untuk  ditetapkan  dalam  kehidupan  sehari-hari.
Mulyasa  2013:  173  telah  menguraikan  hal  tersebut  lebih  lanjut  dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru
sebagai  bagian  dari  masyarakat,  yang  sekurang-kurangnya  memiliki kompetensi untuk:
1 Berkimunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
2 Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
3 Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tuawali peserta didik. 4
Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Dalam  penelitian  ini  indikator  yang  digunakan  terkait  dengan kompetensi  sosial  guru  sesuai  dengan  kompetensi  inti  guru  dalam
Peraturan  Menteri  Pendidikan  Nasional  No.  16  tahun  2007  tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, yaitu:
1 Bersifat inklusif dan bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan  jenis  kelamin,  agama,  ras,  kondisi  fisik,  latar  belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2 Berkomunikasi  secara  efektif,  empatik,  dan  santun  dengan  sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. 3
Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4 Berkomunikasi  dengan  komunitas  profesi  sendiri  dan  profesi  lain
secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
                