Indikator Kinerja Guru Hakikat Kinerja Guru IPS
Guru yang memiliki kompetensi pedagogik dapat memahami peserta didiknya, dengan memahami peserta didik guru dapat merancang
perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik. Dengan demikian, pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung dengan
efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan guru dapat mengetahui metode maupun media yang cocok digunakan saat pembelajaran. Selain itu, guru
dapat merancang penilaian dengan memilih teknik penilaian yang tepat sesuai dengan apa yang ingin dinilai. Dengan memahami karakteristik
peserta didik, guru dapat mengetahui potensi-potensi yang dimiliki peserta didik sehingga guru dapat membantu mengambangkan potensi
yang dimiliki peserta didiknya tersebut. Mulyasa 2013: 75, mengemukakan kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran meliputi hal berikut:
1 Memahami landasan kependidikan
2 Memahami peserta didik
3 Mengembangkan kurikulumsilabus
4 Merancang pembelajaran
5 Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6 Pemanfaatan teknologi pembelajaran
7 Evaluasi hasil belajar
8 Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Syaiful Sagala 2011: 32 menjelaskan kompetensi pedagogik sebagai kemampuan dalam mengelola peserta didik yang meliputi:
1 Pemahaman guru tentang landasan dan filsafat pendidikan.
2 Pemahaman guru tentang potensi dan keberagaman peserta didik.
3 Kemampuan guru mengembangkan kurikulumsilabus dalam bentuk
dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar. 4
Kemampuan guru menyusun rencana dan strategi pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
5 Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan
suasana dialogis dan interaktif. 6
Kemampuan guru melaksanakan evaluasi hasil belajar sesuai dengan prosedur dan standar yang dipersyaratkan.
7 Kemampuan guru mengembangkan bakat dan minat peserta didik
melalui kegiatan
intrakuler dan
ekstrakurikuler untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Sudarwan Danim 2013: 22 mengungkapkan lima sub
kompetensi yang terkandung dalam kompetensi pedagogik guru, yaitu: 1
Pemahaman peserta didik yang mendalam. 2
Perencanaan pembelajaran, termasuk pemahaman tentang landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran.
3 Pelaksanaan pembelajaran.
4 Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran.
5 Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dari awal perencanaan pembelajaran
sampai dengan evaluasi pembelajaran, sehingga dapat membimbing peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Kemampuan
ini mencakup konsep kesiapan mengajar yang ditunjukan dengan penguasaan dan keterampilan mengajar. Pada penelitian ini indikator
yang digunakan terkait dengan kompetensi pedagogik guru sesuai dengan kompetensi inti guru dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.
16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, yaitu: 1
Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, kultural, emosional, dan intelektual.
2 Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik. 3
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.
4 Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran. 6
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
7 Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta
didik. 8
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
10 Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran. b.
Kompetensi Kepribadian Kepribadian setiap individu berbeda-beda dan memiliki keunikan
tersendiri. Kepribadian dapat terbentuk dari bawaan sejak lahir akan tetapi dipengaruhi juga oleh lingkungan sekitar. Sjarkawi 2006: 11,
kepribadian adalah karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari
lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan juga bawaan seorang sejak lahir
Nana Syaodih 2005: 136 mengungkapkan bahwa kepribadian merupakan keterpaduan antara aspek psikis dan aspek fisik. Keterpaduan
aspek psikis dan fisik tersebut lebih dari sekedar penjumlahan ciri-ciri atau sifat-sifat menonjol atau yang lebih sering diperlihatkan kepada
orang lain, sebab dalam keterpaduan terdapat hubungan fungsional yang saling mempengaruhi.
Baharuddin 2009: 209 merumuskan definisi kepribadian sebagai berikut: 1 Suatu kebulatan yang terdiri dari aspek-aspek fisik dan psikis;
2 Bersifat dinamis dalam hubungannya dengan lingkungan; 3 Kepribadian seseorang adalah khas, berbeda dari orang lain; 4
Kepribadian berkembang dengan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari luar dan dalam.
Berdasarkan rumusan
tersebut dapat
disimpulkan bahwa
kepribadian adalah suatu keterpaduan dari sistem fisik dan psikis individu yang khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sehingga kepribadian yang dimiliki seseorang tidak terjadi secara spontan tetapi sebagai hasil dari bawaan dan penyesuaian dengan
lingkungan. Sebagai individu yang berkecimpung di dunia pendidikan, guru
harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan “guru bisa digugu dan ditiru” mengandung makna bahwa
seorang guru haruslah dapat dipercaya dan dapat menjadi teladan, sehingga sebagai seorang guru haruslah memiliki kepribadian yang baik.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b, dikemukakan
bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi
peserta didik dan berakhlak mulia. Mulyasa 2013: 117 mengemukakan bahwa setiap guru dituntut memiliki kompetensi kepribadian yang
memadai, bahkan menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Hal ini dikarenakan guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai
pembelajaran, tetapi bagaimana guru dapat menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi
peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kesiapan mental, kepribadian, dan
moralitas guru untuk mengemban amanah sebagai guru Ayusita Mahanani, 2011: 51. Sehingga kompetensi kepribadian ini haruslah
tercermin dalam sikap dan perilaku guru dalam kehidupan sehari-hari, baik selama kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah.
Moh Roqib dan Nurfuadi 2009: 122 berpendapat bahwa kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan
perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari. Hal ini dengan
sendirinya berkaitan erat dengan falsafah hidup yang mengharapkan guru menjadi model manusia yang memiliki nilai-nilai luhur. Nilai-nilai luhur
tersebut diharapkan bisa menjadi teladan bagi peserta didiknya. Martinis Yamin dan Maisah 2010: 9 mengemukakan pendapat
tentang kompetensi kepribadian sebagai kemampuan personal yang dimiliki guru. Kompetensi kepribadian guru dapat digambarkan sebagai
berikut: 1 Mantap; 2 Stabil; 3 Dewasa; 4 Arif dan bijaksana; 5 Berwibawa; 6 Berakhlak mulia; 7 Menjadi teladan bagi peserta didik
dan masyarakat; 8 Mengevaluasi kinerja sendiri; 9 Mengembangkan diri secara berkelanjutan
Kunandar 2011: 75 mengemukakan standar kompetensi kepribadian guru, yaitu:
1 Mantap dan stabil.
2 Dewasa.
3 Disiplin dan arif.
4 Berwibawa.
5 Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
harus dimiliki guru yang tercermin dari tata kelakuan, tutur kata, dan perilaku sehari-hari. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan
terkait dengan kompetensi kepribadian guru sesuai dengan kompetensi inti guru dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, yaitu: 1
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
2 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat. 3
Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
4 Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri. 5
Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
c. Kompetensi Profesional
Istilah profesional berasal dari
profession.
Arifin 1995: 105 mengemukakan bahwa
profession
mengandung arti yang sama dengan kata
occupation
atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan khusus. Martinis Yamin
2007: 3 mengemukanan profesi mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik, dan
prosedur berlandaskan intelektualitas. Kunandar 2011: 45 menyebutkan bahwa profesional berasal dari
kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi,
profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu.
M. Uzer Usman 2010: 14-15 mengemukakan bahwa profesional merupakan sebuah pekerjaan yang memerlukan beberapa bidang ilmu
yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Kata profesional itu sendiri berasal dari kata sifat
yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperi guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan
kata lain, pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu
dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak
dapat memperoleh pekerjaan lain.
Berdasakan pendapat para ahli tentang profesional tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa profesional merupakan keahlian, kemampuan,
dan keterampilan seseorang terhadap pekerjaan yang dimiliki yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan. Hal ini berarti guru
profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. M. Uzer Usman 2010: 14-15. Atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang
terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya.
Guru yang profesional tentunya harus memiliki kompetensi profesional. Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang harus
dikuasai guru dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas utamanya, yaitu mengajar. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkan guru untuk membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
Standar Pendidikan Nasional. Ayusita Mahanani 2011:56 menjelaskan kompetensi profesional sebagai kemampuan melaksanakan tugas pokok
guru di bidang pembelajaran secara optimal, terutama dalam hal penguasaan dan pengembangan materi pembelajaran.
Dwi Siswoyo 2011: 130 mengemukakan kompetensi profesional sebagai kemampuan yang harus dimiliki pendidik di sekolah berupa
penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Dalam hal ini mencakup penguasaan materi pelajaran yang diampu, penguasaan
kurikulum dan silabus sekolah, metode khusus pembelajaran bidang studi, dan wawasan etika dan pengembangan profesi. Martinis Yamin
dan Maisah 2010: 11 mengemukakan kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi yang dimiliki,
serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan. Dwi
Siswoyo 2011:
136 menjelaskan
prinsip-prinsip profesionalisme guru sebagai berikut:
1 Berdasarkan minat, panggilan jiwa, dan idealisme.
2 Profesi yang menuntut komitmen tinggi terhadap peningkatan mutu
pendidikan, iman taqwa dan akhlak mulia. 3
Kualifikasi akademik dan latarbelakang pendidikan yang relevan. 4
Memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugasnya di sekolah. 5
Menuntut tanggungjawab tinggi atas tugas profesinya demi kemajuan bangsa.
Yamin dan Maisah 2010: 11 juga menjelaskan kompetensi profesional secara lebih ringkas sebagai berikut:
1 Memiliki konsep struktur dan metode keilmuan yang sesuai dengan
materi ajar yang diampu. 2
Materi ajar yang diampu ada dalam kurikulum sekolah. 3
Saling berhubungan antar mata pelajaran yang terkait. 4
Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. 5
Menggunakan konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
M. Uzer Usman 2010: 17-19, kompetensi profesional yang harus dipenuhi atau dimiliki seorang guru atau calon guru adalah:
1 Penguasaan terhadap landasan pendidikan, yakni memahami tujuan
pendidikan agar dapat mencapai tujuan pendidikan nasional, memahami fungsi sekolah sebagai bagian dalam masyarakat,
memahami prinsip-prinsip psikologi pendidikan
yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.
2 Penguasaan terhadap bahan pengajaran yang diampu, yakni
menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah, menguasai bahan pengayaan.
3 Memiliki kemampuan untuk menyusun program pengajaran, yakni
menetapkan tujuan pembelajaran, memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran, memilih dan mengembangkan strategi belajar
mengajar, memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai, memilih dan memanfaatkan sumber belajar.
4 Melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan program yang
telah disusun, yakni menciptakan iklim belajar yang tepat, mengatur ruangan belajar, dan mengolah interaksi belajar mengajar.
5 Melaksanakan penilaian hasil dan proses belajar mengajar, yakni
menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran dan menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan berbagai pendapat tentang kompetensi profesional nampak bahwa kompetensi profesional merupakan kompetensi yang
harus dikuasai guru dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas utamanya mengajar. dengan demikian kompetensi profesional membantu guru
dalam menguasai jenis-jenis materi pembelajaran, mengurutkan materi pembelajaran,
mengorganisasikan materi
pembelajaran, dan
mendayagunakan sumber belajar sebaik mungkin agar menghasilkan siswa yang berkualitas.
Mulyasa 2013: 136-138 mengemukakan secara lebih khusus kompetensi profesional guru sebagai berikut:
1 Pemahaman terhadap Standar Nasional Pendidikan
2 Kemampuan mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
3 Penguasaan materi pembelajaran yang diampu.
4 Pengelolaan program pembelajaran.
5 Kemampuan mengelola kelas.
6 Menggunakan media dan sumber pembelajaran saat pembelajaran
berlangsung. 7
Penguasaan terhadap landasan kependidikan. 8
Memahami dan melaksanakan pengembangan peserta didik. 9
Memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah. 10
Memahami penelitian dalam pembelajaran. 11
Menampilkan keteladanan dan kepemimpinan dalam pembelajaran. 12
Mengembangkan teori dan konsep dasar pendidikan. 13
Memahami dan melaksanakan konsep pembelajaran individual. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa kompetensi profesional guru adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
guru dapat melaksankan tugas utamanya yaitu mengajar. Kompetensi profesional mengacu pada perbuatan yang bersifat rasional dan memiliki
spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas kependidikan. Guru sebagai tenaga profesional dituntut untuk memiliki kemampuan yang
sesuai dengan bidangnya. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan terkait dengan kompetensi profesional guru sesuai dengan kompetensi
inti guru dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, yaitu:
1 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2 Menguasai standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata pelajaran
atau bidang pengembangan yang diampu. 3
Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. 4
Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri. d.
Kompetensi Sosial Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial diartikan
sebagai suatu yang berhubungan dengan masyarakat. Sedangkan kata sosialisasi diartikan sebagai proses belajar seorang anggota masyarakat
untuk mengenal
dan menghayati
kebudayaan masyarakat
dilingkungannya. Jadi kata sosial erat kaitannya dengan kehidupan yang berhubungan dengan orang lain yang berada di lingkungan sekitar tempat
kita hidup, karena manusia tidak akan mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini berarti kompetensi sosial guru berkaitan erat
dengan kemampuan guru dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Guru merupakan bagian dari kehidupan sosial masyarakat sehingga guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai. Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d kompetensi sosial adalah kemampuan
guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Agus
Wibowo dan Hamrin 2012: 124 mengemukakan kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi, menjalin kerja sama,
dan berinteraksi secara efektif dan efisien, dengan anak didik, sesama pendidik, orang tuawali, maupun dengan masyarakat sekitar.
Ayusita Mahanani 2011: 54 menjelaskan kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam menjalin relasi yang positif, empatik, dan
santun dengan atasan, sesama guru dan pegawai, siswa, wali, murid, dan masyarakat. Dwi Siswoyo 2011: 131 mengemukakan kompetensi sosial
sebagai kompetensi yang harus dimiliki guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengen peserta didik, sesama guru,
orang tuawali, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini mencerminkan sikap profesional guru di hadapan anak didik maupun masyarakat sekitar.
Moh Roqib dan Nurfuadi 2009: 132 mendefinisikan kompetensi sosial guru merupakan kemampuan guru dalam memahami dirinya
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara.
Kompetensi sosial juga mengandung arti bahwa seorang guru tidak boleh membeda-bedakan peserta didik meski berbeda latar belakang ekonomi,
sosial, maupun budayanya. Seorang guru harus bisa bersikap obyektif dimanapun berada.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru
sebagai bagian dari masyarakat yang nampak pada kemampuannya untuk berkomunikasi secara efektif dengan lingkungan sekolah maupun dengan
lingkungan masyarakat. Martinis Yamin dan Maisah 2010: 12 secara ringkas
menerangkan kompetensi sosial guru sebagai berikut: 1
Berkomunikasi lisan dan tulisan 2
Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional 3
Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tuawali peserta didik, dan
4 Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
Kompetensi sosial guru memiliki poin-poin yang mencakup kewajiban seorang guru untuk ditetapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mulyasa 2013: 173 telah menguraikan hal tersebut lebih lanjut dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru
sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:
1 Berkimunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
2 Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
3 Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tuawali peserta didik. 4
Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
Dalam penelitian ini indikator yang digunakan terkait dengan kompetensi sosial guru sesuai dengan kompetensi inti guru dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, yaitu:
1 Bersifat inklusif dan bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat. 3
Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4 Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain
secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.