dimiliki oleh masing-masing sekolah, sehingga masih belum terdapat data yang menjelaskan bagaimana kinerja guru yang ada di Kota Yogyakarta.
Berbagai upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja guru, seperti seminar, penataran, dan pelatihan. Meningkatkan kinerja
guru memanglah tidak semudah membalikan telapak tangan. Peningkatkan kinerja guru memerlukan peran dari berbagai pihak. Salah satu pihak yang
berperan dalam peningkatan kinerja guru yaitu kepala sekolah. Kepala sekolah juga berperan dalam peningkatan kinerja guru serta
keberhasilan pendidikan nasional. Wahjosumidjo 2010: 203 mengemukakan kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
sehingga kepala sekolah memiliki kewajiban untuk selalu mengadakan pembinaan dalam arti berusaha agar pengelolaan, penilaian, bimbingan,
pengawasan, dan pengembangan pendidikan dapat dilaksanakan dengan lebih baik. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007
tentang Standar Kepala SekolahMadrasah juga menjelaskan kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolahmadrasah yaitu kepala sekolah harus memenuhi
kompetensi manajerial. Kompetensi manajerial tersebut salah satunya yaitu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal dan melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolahmadrasah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya. Kepala sekolah memiliki tugas sebagai penanggungjawab administratif
sekolah yang bertanggungjawab mengenai penyelenggaraan sekolah. Kepala
sekolah bertanggungjawab
penuh dalam
semua aspek
operasional penyelenggaraan sekolah. Kepala sekolah seperti layaknya manajer
perusahaan. Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang
tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam peningkatan kinerja guru.
Peranan kepala sekolah dapat berpengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini dapat terjadi karena salah satu fungsi kepala sekolah adalah mengadakan
evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan sekolah. Evaluasi atau penilaian kepala sekolah terhadap kinerja guru dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 dua kali
setahun, yaitu pada awal tahun ajaran dan akhir tahun ajaran. Berdasarkan uraian di atas, menunjukan bahwa terdapat permasalahan
tentang kinerja guru di Kota Yogyakarta, padahal kinerja guru merupakan salah satu komponen yang berperan penting dalam sistem pendidikan. Peran
kepala sekolah sebagai manajer di sekolah yaitu sebagai penanggung jawab segala kegiatan yang berlangsung di sekolah. Sehingga kepala sekolah
memiliki peranan untuk mengelola sumber daya manusia di sekolah guru. Dengan dasar persepsi kepala sekolah terhadap kinerja guru diharapkan akan
dapat menjelaskan bagaimana kinerja guru yang ada di Kota Yogyakarta. Dengan melihat latar belakang tersebut, maka timbulah keinginan untuk
mengetahui bagaimana kinerja guru pendidikan IPS dilihat dari persepsi kepala sekolah. Untuk itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Persepsi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru IPS SMP di Kota Yogyakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat diindentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Guru telah memiliki sertifikat pendidik profesional tetapi kualitas
pendidikan masih rendah. 2.
Beban kerja guru yang berat menyebabkan guru kurang maksimal kinerjanya.
3. Kinerja guru yang rendah karena banyak guru yang tidak menekuni
profesinya dengan utuh, sehingga mempengaruhi kedisiplinan dan persiapan saat mengajar.
4. Belum terdapat data yang menjelaskan bagaimana kinerja guru yang ada di
Kota Yogyakarta.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, dan untuk menghindari meluasnya permasalahan karena keterbatasan penulis, maka
dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti dibatasi pada kinerja guru IPS SMP di Kota Yogyakarta berdasarkan persepsi kepala sekolah.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu bagaimana persepsi kepala sekolah
terhadap kinerja guru IPS SMP di Kota Yogyakarta.
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kinerja guru IPS SMP di Kota Yogyakarta berdasarkan persepsi
dari kepala sekolah.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1.
Manfaat Teoritis Melalui penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
mengenai kinerja guru IPS SMP di Kota Yogyakarta. Selain itu dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme guru yang
dapat dilihat dari kinerjanya selama proses pembelajaran yang dilakukan. 2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah Memberikan informasi bagi pihak sekolah kepala sekolah sebagai
bahan masukan dalam mengambil kebijakan agar guru dapat melaksanakan kinerjanya dengan maksimal. Penelitian ini juga sebagai
bahan evaluasi bagi guru untuk dapat meningkatkan kualitas kinerjanya. b. Bagi peneliti
Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti mengenai kinerja guru sehingga dapat diterapkan ketika terjun dalam dunia
pendidikan.
9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi memiliki arti tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu. Miftah thoha 1983: 138 mengemukakan pengertian persepsi
sebagai suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya melalui indera yang dimiliki.
Wibowo 2013: 60 menjelaskan persepsi sebagai suatu proses yang memungkinkan kita mengorganisir informasi dan menginterpretasikan
kesan terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian persepsi merupakan proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk dalam alat
indera. Dalam memahami stimulusinformasi yang ada memerlukan pertimbangan informasi mana saja yang perlu diperhatikan, bagaimana
mengkategorikan informasi, dan bagaimana menginterpretasikannya dalam kerangka kerja pengetahuan yang telah ada.
Bimo Walgito 2010: 99 mengemukakan pengertian persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu
merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu oleh alat indera atau juga disebut proses sensoris yang kemudian dilanjutkan dengan proses
persepsi. Persepsi diawali dengan penginderaan. Persepsi bukan merupakan proses
sekali jadi,
melainkan suatu
proses menggabungkan,
menginterpretasikan, dan akhirnya memberikan penilaian. Hasil akhir dari persepsi merupakan kesadaran individu terhadap keadaan di sekitarnya.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, peneliti menggunakan pengertian persepsi yang dikemukakan oleh Bimo Walgito yang
menjelaskan persepsi
sebagai proses
proses menggabungkan,
menginterpretasikan, dan akhirnya memberikan penilaian. Penginderaan yang dilakukan merupakan proses pengamatan yang bersifat kompleks
dalam menerima dan menginterprtasikan informasi-informasi yang berada di lingkungan. Proses penginderaan hanya merupakan awal dari proses
persepsi. Penginderaan hanya memberikan gambaran nyata tentang suatu obyek, sedangkan persepsi mampu memahami lebih dari gambaran nyata
suatu obyek tersebut. Seseorang yang memiliki persepsi tentang suatu obyek berarti ia mengetahui, memahami, dan menyadari tentang onyek tersebut.
Dalam proses persepsi individu akan mengadakan penyeleksian apakah stimulus itu berguna atau tidak baginya, serta menentukan apa yang terbaik
untuk dilakukan.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Suatu obyek yang sama dapat dipersepsikan berbeda oleh orang yang berbeda. Perbedaan tersebut dikarenakan pengaruh beberapa faktor. Bimo
Walgito 2010: 101 menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu:
a. Obyek yang dipersepsi. Obyek menimbulkan stimulus yang mengenai
alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar dan dari dalam diri individu yang mempersepsi.
b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf. Alat indera merupakan alat
untuk menerima stimulus. Disamping itu terdapat syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan
syaraf otak dan syaraf motoris sebagai alat untuk melakukan respon. c.
Perhatian. Perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan
dari aktivitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek.
Robbins dan Judge dalam Wibowo 2013: 60-61 menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu:
a.
Perceiver,
yaitu orang yang memberikan persepsi.
Perceiver
mengandung komponen sikap, motif, minat atau kepentingan. b.
Target, yaitu obyek yang menjadi sasaran persepsi. Faktor ini mengandung komponen sesuatu yang baru, gerakan, suara, besaran atau
ukuran, latar belakang, kedekatan, dan kesamaan. c.
Situasi, yaitu keadaan pada saat persepsi dilakukan. Faktor ini mengandung komponen waktu, kerja, pengaturan kerja, dan pengaturan
sosial.