80 teman kelompok, dan menganalisis maupun memecahkan masalah
terkait dengan materi. Siswa yang kurang terlibat aktif dalam kegiatan ini biasanya malu dan takut salah untuk mengungkapkan pendapatnya..
3 Guru kurang memaksimalkan pemberian reward kepada siswa yang
aktif di kelas. Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas untuk memotivasi siswa agar terlibat aktif dikelas, salah satunya dengan
pemberian reward. Kurang memaksimalnya pemberian reward, sehingga kurang termotivasi serta merasa senang untuk terlibat aktif
dalam proses pembelajaran.. Masih adanya kekurangan dalam pelaksanaan metode guided
discovery pada siklus I yang berparuh pada rendahnya keterampilan komunikasi IPA siswa yang berada pada kriteria cukup, sehingga perlu
dilakukan tindakan selanjutnya untuk mencapai indikator keberhasilan.
4. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Tahap perencanaan pada siklus II mengacu pada hasil observasi dan refleksi pada siklus I. Beberapa kekurangan yang ada
pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II. Hal-hal yang akan dilakukan peneliti bersama guru dalam tahap perencanaan adalah
sebagai berikut. 1
Merencanakan perbaikan yang akan digunakan pada siklus II, hal- hal yang dilakukan antara lain:
81 a
Guru lebih aktif untuk menuliskan catatan terkait materi pada saat menjelaskan maupun memberi penguatan kepada siswa.
b Guru memaksimalkan pemberian reward atau penghargaan
kepada siswa yang aktif di kelas. 2
Menyusun RPP berdasarkan SK dan KD yang digunakan dengan menggunakan metode guided discovery. RPP yang digunakan
disusun oleh peneliti dan guru kelas yang kemudian dikonsultasikan dengan dosen.
3 Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran yang akan
digunakan selama proses pembelajaran. 4
Mempersiapkan instrumen penelitian yaitu lembar observasi aktivitas belajar siswa, aktivitas guru, dan dokumentasi.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pada tahap pelaksanaan tindakan selama proses pembelajaran IPA guru menerapkan metode guided discovery dengan menggunakan
RPP sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. SK yang digunakan pada siklus II adalah memahami sifat-sifat benda,
perubahan sifat benda, dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari, dan KD yang digunakan adalah mendeskripsikan perubahan sifat
benda ukuran, bentuk, warna atau rasa yang dapat diamati akibat pembakaran, pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka. Deskripsi
dari setiap pertemuan yang sudah dilaksanakan adalah sebagai berikut. 1
Pertemuan pertama
82 Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 11
November 2015.Materi yang diajarkan pada pertemuan ini adalah perubahan sifat benda padat akibat adanya pembakaran,
pemanasan, dan diletakkan di udara terbuka dan membandingkan benda padat sebelum dan sesudah mengalami perubahan.
Sebelum memulai pembelajaran, guru menyiapkan media dan LKS yang akan digunakan selama proses pembelajaran serta
mengkondisikan siswa agar siap untuk menerima pelajaran. a
Kegiatan Awal Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
mengucapakan salam, kemudian guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “ Anak-aank masih ingatkah
kalian tentang pelajaran kemarin? Termasuk benda apa apel, pensil, dan es batu? Tahukah kalian benda padat dapat
mengalami perubahan jika dipanaskan, dibakar, dan diletakkan di udara terbuka? Agar lebih jelas lagi mari kita
lakukan pecobaan. b
Kegiatan Inti Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. Guru
kemudian membagikan LKS serta alat dan bahan yang akan digunakan selama proses pembelajaran. LKS yang dibagikan
kepada siswa berisi tentang langkah-langkah serta pertanyaan yang terkait dengan percobaan yang akan dilakukan. Setelah
83 itu siswa mulai untuk melakukan percobaan tentang
perubahan benda padat akibat dipanaskan, dibakar, dan diletakkan di udara terbuka.Siswa sudah terlihat antusias
dalam kegiatan percobaan.Saat melakukan percobaan guru juga
ikut membimbing
siswa ketika
menemui kesulitan.Setelah melakukan percobaan siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan yang ada ada di dalam LKS.Selama kegiatan percobaan siswa sudah mulai beratanya pada guru
terkait hal yang belum dipahami.
Gambar 9. Siswa terlihat antusias dalam kegiatan percobaan
Setelah selesai siswa menyampaikan hasil percobaan yang telah dilakukan di depan kelas, sementara kelompok
lain diperbolehkan untuk memberi tanggapan. Setelah seluruh kelompok menyampaikan hasil percobaannya, guru mulai
membahas terkait
percobaan yang
dilakukan serta
84 memberikan penguatan mengenai percobaan yang telah
dilakukan. Siswa yang belum paham diberikan kesempatan untuk
bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru melakukan evaluasi terkait pemahaman siswa dengan
memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu.
c Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir, siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
dengan bimbingan
guru.Saat menyimpulkan mayoritas siswa sudah ikut menyimpulkan
dan guru senantiasa membimbing siswa menyimpulkan materi.Setelah itu guru menyampaikan kepada siswa bahwa
dengan bekerjasama dan saling membantu saat pembelajaran berlangsung dapat membantu siswa menyelesaikan tugas.
Terakhir guru
menutup pembelajaran
IPA dengan
mengucapkan salam. 2
Pertemuan Kedua Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada tanggal 17
November 2015.Materi yang diajarkan pada pertemuan ini adalah perubhan sifat benda cair akibat adanya pemanasan dan diletakkan
di udara terbuka. Sebelum memulai pembelajaran, guru menyiapkan media dan LKS yang akan digunakan selama proses
85 pembelajaran serta mengkondisikan siswa agar siap untuk
menerima pelajaran. a
Kegiatan Awal Guru
membuka kegiatan
pembelajaran dengan
mengucapkan salam, kemudian guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “Anak-anak apakah kalian
masih ingat materi yang kemarin diajarkan? Pernahkah kalian melihat ibu memasak air?Apa yang terjadi saat air tersbut
dipanaskan? Tahukah kalian jika air yang merupakan benda cair yang dapat berubah sifatnya bila dipanaskan dan
diletakkan diudara terbuka.Untuk lebih jelasnya mari kita lakukan percobaan.
b Kegiatan Inti
Guru melakukan tanya jawab ringan mengenai sifat benda padat dan cair. Selanjutnya, guru membagi siswa
menjadi 4 kelompok. Guru kemudian membagikan LKS serta alat dan bahan yang akan digunakan selama proses
pembelajaran. LKS yang dibagikan kepada siswa berisi tentang langkah-langkah serta pertanyaan yang terkait dengan
percobaan yang akan dilakukan. Setelah itu siswa mulai untuk melakukan percobaan tentang perubahan sifat benda cair
akibat dipanaskan dan diletakkan diudara terbuka.Siswa sudah terlihat antusias dalam kegiatan percobaan.Saat melakukan
86 percobaan guru juga ikut membimbing siswa ketika menemui
kesulitan.Setelah melakukan percobaan siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada ada di dalam LKS.Selama
kegiatan percobaan siswa sudah mulai beratanya pada guru terkait hal yang belum dipahami.
Gambar 10.Siswa terlihat antusias saat melakukan percobaan dan guru membimbing siswa ketika menemui kesulitan.
Setelah selesai siswa menyampaikan hasil percobaan yang telah dilakukan di depan kelas, sementara kelompok lain
diperbolehkan untuk memberi tanggapan. Setelah seluruh kelompok menyampaikan hasil percobaannya, guru mulai
membahas terkait percobaan yang dilakukan serta memberikan penguatan mengenai percobaan yang telah dilakukan.
Siswa yang belum paham diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Selanjutnya
guru melakukan evaluasi terkait pemahaman siswa dengan memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara
individu.
87 c
Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir, siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari dengan bimbingan guru.Saat menyimpulkan mayoritas siswa sudah ikut menyimpulkan dan guru senantiasa
membimbing siswa menyimpulkan materi.Setelah itu guru menyampaikan kepada siswa bahwa dengan bekerjasama dan
saling membantu saat pembelajaran berlangsung dapat membantu siswa menyelesaikan tugas. Terakhir guru menutup
pembelajaran IPA dengan mengucapkan salam. c.
ObservasiPengamatan Tindakan Siklus II Pada siklus II pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode guided discovery secara keseluruhan berjalan dengan baik dan lancar. Guru telah menjalankan metode guided discovery secara
runtut. Pertama, guru menetapkan standar perilaku siswa dengan menentukan perilaku yang harus dipatuhi selama kegiatan
pembelajaran.Selanjutnya, adalah
pemberian pertanyaan
guru memberikan permasalahan dalam bentuk pertanyaan.Selanjutnya,
guru membentuk kelompok dalam pembentukan kelompok guru telah membagi kelompok secara heterogen pada setiap pertemuan.
Guru membagikan LKS serta menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama proses pembelajaran. LKS yang dibagikan
kepada siswa berisi tentang langkah-langkah serta pertanyaan yang terkait dengan percobaan yang akan dilakukan. Setelah itu siswa mulai
88 untuk melakukan percobaan dengan alat dan bahan yang telah
disediakan.Saat melakukan percobaan guru juga ikut membimbing siswa ketika menemui kesulitan.Setelah melakukan percobaan siswa
diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada ada di dalam LKS. Guru menuntun melakukan kegiatan penemuan berupa kegiatan
pengumpulan data dan pemerosesan data dalam tahap ini guru sudah membimbing siswa. Setelah selesai menyampaikan hasil percobaan
yang telah dilakukan di depan kelas, sementara kelompok lain diperbolehkan untuk memberi tanggapan.Pada siklus II ini siswa
mulai aktif memberikan tanggapan atau bertanya. Siswa yang berani memberi tanggapan atau bertanya akan mendapatkan reward dari
guru.
Gambar 11. Guru memberikanreward kepada siswa Setelah seluruh kelompok menyampaikan hasil percobaannya,
guru mulai membahas terkait percobaan yang dilakukan serta memberikan penguatan mengenai percobaan yang telah dilakukan.
Saat guru memberikan penguatan, guru mencatatkan hal penting
89 terkait materi di papan tulis yang akan memudahkan siswa untuk
memahami materi. Setelah langkah-langkah metode guided discovery selesai dilakukan, siswa yang belum paham diberikan kesempatan
untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru melakukan evaluasi terkait pemahaman siswa dengan
memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu.
Gambar 12. Siswa mulai tertib mengerjakan soal evaluasi Penggunaan metode guided discovery dalam pembelajaran IPA
berpengaruh terhadap keterampilan komunikasi siswa. Keterampilan komunikasi siswa antara lain.
1 Mengidentifikasi objek dan peristiwa dengan akurat
Aspek keterampilan komunikasi mengidentifikasi objek dan peristiwa dengan akurat meliputi siswa dapat mengidentifikasi benda-
benda berdasarkan jenisnya padat, cair, dan gas, mengidentifikasi sifat-sifat benda padat, mengidentifikasi sifat-sifat benda cair, dan
mengidentifikasi sifat-sifat benda gas.
90 pertemuan
pertama, dalam
keterampilan komunikasi
mengidentifikasi benda-benda berdasarkan jenisnya yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 1 siswa, dan yang mendapat
skor 4 sebanyak 26 siswa. Selanjutnya pada aktivitas mengidentifikasi sifat-sifat benda padat yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3
sebanyak 6 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 21 siswa. Pada aktivitas mengidentifikasi sifat-sifat benda cair yang mendapat skor 1
dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 5 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 22 siswa. Dan pada aktivitas mengidentifikasi sifat-sifat
benda gas yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 8 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 19 siswa.
Pada pertemuan kedua, dalam keterampilan komunikasi mengidentifikasi benda-benda berdasarkan jenisnya yang mendapat
skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 27 siswa, dan yang mendapat skor 4 tidak ada. Selanjutnya pada aktivitas mengidentifikasi sifat-
sifat benda padat yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 1 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 26 siswa. Pada
aktivitas mengidentifikasi sifat-sifat benda cair yang mendapat skor 1, 2 dan 3 tidak ada, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 27 siswa. Dan
pada aktivitas mengidentifikasi sifat-sifat benda gas yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 2 siswa, dan yang mendapat
skor 4 sebanyak 25 siswa. 2
Mendeskripsikan objek dan peristiwa dengan akurat
91 Aspek keterampilan komunikasi mendeskripsikan objek dan
peristiwa dengan akurat meliputi mendeskripsikan sifat benda padat, mendeskripsikan sifat benda cair, mendeskripsikan sifat benda gas,
dan mengemukakan pendapatnya tentang hasil identifikasi dalam diskusi. Pada pertemuan pertama, dalam aktivitas mendeskripsikan
sifat benda padat yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 27 siswa, dan yang mendapat skor 4 tidak ada. Selanjutnya,
untuk aktivitas mengidentifikasi sifat benda cair yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 24 siswa, dan yang mendapat skor 4
sebanyak 3 siswa. Aktivitas mendeskripsikan sifat benda gas yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 7 siswa, dan yang
mendapat skor 4 sebanyak 20 siswa. Dan untuk aktivitas mengemukakan pendapatnya tentang hasil identifikasi dalam diskusi
yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 8 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 19 siswa.
Pada pertemuan kedua, dalamaktivitas mendeskripsikan sifat benda padat yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 2
siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 25 siswa. Selanjutnya, untuk aktivitas mengidentifikasi sifat benda cair yang mendapat skor 1
dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 1 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 26 siswa. Aktivitas mendeskripsikan sifat benda gas yang
mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 6 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 21 siswa. Dan untuk aktivitas
92 mengemukakan pendapatnya tentang hasil identifikasi dalam diskusi
yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 2 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 25 siswa.
3 Membantu mendeskripsikan sehingga yang lain dapat mengidentifikasi
objek yang telah diketahui Aspek keterampilan komunikasi membantu mendeskripsikan
sehingga yang lain dapat mengidentifikasi objek yang diketahui meliputi siswa membantu teman kelompoknya yang kesulitan dalam
mengidentifikasi sifat benda padat, siswa membantu teman kelompoknya yang kesulitan dalam mengidentifikasi sifat benda cair,
dan siswa membantu teman kelompoknya yang kesulitan dalam mengidentifikasi sifat benda gas. Pertemuan pertama, untuk aktivitas
siswa membantu teman kelompoknya yang kesulitan dalam mngidentifikasi sifat benda padat yang mendapat skor 1 dan 2 tidak
ada, skor 3 sebanyak 26 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 1 siswa. Selanjutnya, untuk aktivitas siswa membantu teman
kelompoknya yang kesulitan dalam mengidentifikasi sifat benda cair yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 4 siswa, dan
yang mendapat skor 4 sebanyak 23 siswa. Dan pada aktivitas siswa membantu teman kelompoknya yang kesulitan dalam mengidentifikasi
sifat benda gasyang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 15 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 12 siswa.
93 Pada pertemuan kedua, untuk aktivitas siswa membantu teman
kelompoknya yang kesulitan dalam mngidentifikasi sifat benda padat yang mendapatskor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 4 siswa, dan
yang mendapat skor 4 sebanyak 23 siswa. Selanjutnya, untuk aktivitas siswa membantu teman kelompoknya yang kesulitan dalam
mengidentifikasi sifat benda cair yang mendapat skor 1, 2 dan 3 tidak ada, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 27 siswa. Dan pada aktivitas
siswa membantu teman kelompoknya yang kesulitan dalam mengidentifikasi sifat benda gasyang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada,
skor 3 sebanyak 9 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 18 siswa.
4 Menyusun alasan yang logis untuk menjelaskan dan memberi
kesimpulan Aspek keterampilan komunikasi menyusun alasan yang logis
untuk menjelaskan dan memberi kesimpulan meliputi siswa menyimpulkan hasil kegiatan penemuan dalam percobaan tentang
benda padat, siswa menyimpulkan hasil kegiatan penemuan dalam percobaan tentang benda cair, dan siswa menyimpulkan hasil kegiatan
penemuan dalam percobaan tentang benda gas. Pada pertemuan pertama, untuk aktivitas menyimpulkan hasil kegiatan penemuan
dalam percobaan tentang benda padat yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 25 siswa, dan yang mendapat skor 4
sebanyak 2 siswa. Untuk aktivitas menyimpulkan hasil kegiatan penemuan dalam percobaan tentang benda cair yang mendapat skor 1
94 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 7 siswa, dan yang mendapat skor 4
sebanyak 20 siswa. Dan untuk aktivitas menyimpulkan hasil kegiatan penemuan dalam percobaan tentang benda gas yang mendapat skor 1
dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 2 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 25 siswa.
Pada pertemuan kedua, untuk aktivitas menyimpulkan hasil kegiatan penemuan dalam percobaan tentang benda padat yang
mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 1 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 26 siswa. Untuk aktivitas menyimpulkan
hasil kegiatan penemuan dalam percobaan tentang benda cair yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 2 siswa, dan yang
mendapat skor 4 sebanyak 25 siswa. Dan untuk aktivitas menyimpulkan hasil kegiatan penemuan dalam percobaan tentang
benda gas yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 1 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 26 siswa.
5 Membagikan informasi secara akurat kepada yang lain dengan lisan
maupun tulisan Aspek keterampilan komunikasi membagikan informasi secara
akurat kepada yang lain dengan lisan maupun tulisan meliputi siswa mengemukakan pendapatnya tentang sifat benda padat dalam diskusi,
siswa mengemukakan pendapatnya tentang sifat benda cair dalam diskusi, siswa mengemukakan pendapatnya tentang sifat benda gas
dalam diskusi, bekerjasama dengan anggota kelompok dalam mengerjakan LKS, dan mempresentasikan hasil diskusi. Selama
95 proses pembelajaran, untuk aktivitas mengemukakan pendapatnya
tentang sifat benda padat dalam diskusi yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 7 siswa, dan yang mendapat skor 4
sebanyak 20 siswa. Untuk aktivitas mengemukakan penapatnya tentang sifat benda gas dalam diskusi yang mendapat skor 1 dan 2
tidak ada, skor 3 sebanyak 6 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 21 siswa. Untuk aktivitas mengemukakan pendapatnya
tentang sifat benda gas dalam diskusi yang mendapatskor1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 22 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 5
siswa. Untuk aktivitas bekerjasama dengan anggota kelompok dalam mengerjakan LKS yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3
sebanyak 7 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 20 siswa. Dan untuk aktivitas mempresentasikan hasil diskusi yang mendapat skor 1
dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 8 siswa, dan skor 4 sebanyak 19 siswa.
Pada pertemuan kedua, untukaktivitas mengemukakan pendapatnya tentang sifat benda padat dalam diskusi yang mendapat
skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 3 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 24 siswa. Untuk aktivitas mengemukakan penapatnya
tentang sifat benda gas dalam diskusi yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 3 siswa, dan yang mendapat skor 4
sebanyak 24 siswa. Untuk aktivitas mengemukakan pendapatnya tentang sifat benda gas dalam diskusi yang mendapatskor1 dan 2 tidak
96 ada, skor 3 sebanyak 2 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 25
siswa. Untuk aktivitas bekerjasama dengan anggota kelompok dalam mengerjakan LKS yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3
sebanyak 2 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 25 siswa. Dan untuk aktivitas mempresentasikan hasil diskusi yang mendapat skor 1
dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 2 siswa, dan skor 4 sebanyak 25 siswa.
6 Pemikiran Verbal
Aspek keterampilan komunikasi pemikiran verbal meliputi siswa dapat mengemukakanhasil pemikiran atas pertanyaan yang
diberikan olehguru. Pada pertemuan pertama, untuk aktivitas mengemukakan hasil pemikiran atas pertanyaan yang diberikan oleh
guru yang mendapat skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 21 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 6 siswa.
Pada pertemuan kedua, untuk aktivitas mengemukakan hasil pemikiran atas pertanyaan yang diberikan oleh guru yang mendapat
skor 1 dan 2 tidak ada, skor 3 sebanyak 9 siswa, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 18 siswa.
Berdasarkan observasi diatas, penggunaan metode guided discovery dapat meningkatkan aktivitas guru dan aktivitas siswa pada
keterampilan komunikasi IPA. Data hasil observasi aktivitass siswa pada siklus II dapat dilihat pada lampiran halaman 132-133 hasil
observasi aktivitas guru pada siklus II dapat dilihat pada lampiran
97 halaman138-139.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 7. Peningkatan Keterampilan Komunikasi IPA
Menggunakan Metode
Guided Discovery pada Siklus II
No. Aspek
yang dinilai
Perenstase Rata-rata
Pertemuan I
Pertemuan II
1. Aktivitas
Siswa 85,93
94,10 90,17
2. Aktivitas Guru
85,41 95,83
90,62 Berdasarkan tabel diatas, hasil observasi aktivitas siswa dan
aktivitas guru pada siklus II dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil
rata-rata observasi aktivitas siswa sebesar 90,17 berada pada klasifikasi “sangat baik” dan hasil rata-rata observasi aktivitas
guru sebesar 90,62 berada pada klasifikasi “sangat baik”.
Peningkatan keterampilan komunikasi IPAsiswa dapat dilihat pada lampiran halaman 144.Peningkatan keterampilan
komunikasi IPA siswa pada siklus II sebesar 30,26 yang pada pra siklus sebesar 59,91 meningkat menjadi 90,17 pada siklus II.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 8. Peningkatan Keterampilan Komunikasi IPA Siswa
pada Pra Siklus dan Siklus II
98
No Hasil Pengamatan
Presentase Keterangan
1 Pra Siklus
59,91 Kurang
2 Siklus II
90,17 Sangat Baik
Peningkatan keterampilan komunikasi IPA siklusII dapat digambarkan dalam diagram seperti berikut.
Gambar 13. Diagram Peningkatan Presentase Keterampilan Komunikasi IPA pada Pra Siklus dan Siklus II
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahuibahwa terdapat peningkatan keterampilan komunikasi IPA pada pra siklus dan siklus
II. Siswa yang mendapat kategori sangat baik interval nilai 86-100 tidak ada.Siswa yang mendapat kategori baik interval nilai 76-85
pada pra siklus tidak ada dan siklus II sebanyak 14 siswa 50. Siswa yang mendapat kategori cukup intervalnilai 60-75 pada pra siklus
Pras Siklus Siklus II
Baik 50
Cukup 7.14
46.42 Kurang
7.14 Sangat Kurang
82.14 0.1
0.2 0.3
0.4 0.5
0.6 0.7
0.8 0.9
99 sebanyak 2 siswa 7,14 dan siklus II sebanyak 13 siswa 46,42.
Sedangkan siswa yang mendapat kategori kurang interval nilai 55- 59 pada pra siklus sebanyak 2 siswa 7,14 dan siklus IItidak ada.
Dan siswa yang mendapat kategori sangat kurang interval nilai ≤54 pada pra siklus sebanyak 2 siswa 7,14 dan siklus II tidak ada.
d. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pada siklus II, guru telah melakukan langkah perbaikan terhadap proses pembelajaran yang masih perlu diperbaiki pada siklus
sebelumnya. Penerapan metode guided discovery pada siklus II melibatkan peran aktif siswa untuk menemukan pengetahuannya dan
terlibat langsung selama proses pembelajaran dengan bimbingan guru. Langkah perbaikan yang dilakukan guru berjalan dengan baik
dan lancar karena guru melakukan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Selain itu, guru telah menerapkan metode
guided discovery dengan baik dan benar. Keterampilan komunikasi IPA siswa yang terdapatpada kategori cukup mengalami peningkatan
pada siklus II. Pada kegiatan siklus II mendapatkan hasil sebagai berikut.
1 Pada saat memberikan tanggapan dan penguatan, guru sudah
memberikan catatan mengenai hal-hal yang penting agar membantu siswa untuk lebih mudah memahami dan mengingat
materi yang disampaikan oleh guru.
100 2
Guru memberikan teguran yang tegas untuk mengontrol siswa yang ramai dan mendorong mereka untuk lebih aktif dalam hal
positif saat pembelajaran maupun saat melakukan percobaan, sehingga tidak menganggu teman lain saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. 3
Guru memberikan dorongan semangat maupun motivasi kepada siswa agar berani, tidak malu, dan tidak takut salah dalam
mengungkapkan pendapat, menganalisis maupun memecahkan masalah terkait dengan materi.
4 Guru lebih banyak pemberian reward atau penghargaan kepada
siswa yang aktif di kelas. Saat siswa berani untuk mengemukakan pendapatnya, bertanya, mendemonstrasikan hasil percobaan,
menganalisis maupun memecahkan masalah terkait dengan materi guru memberikan pujian secara verbal maupun tepuk tangan agar
siswa merasa senang dan bersemangat. Berdasarkan hasil observasi penelitian pada setiap siklus,
dalam tahap ini sudah tidak ditemukan masalah-masalah utama dan harus diperbaiki dalam siklus selanjutnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini berhenti pada siklus II dan tidak perlu dialnjutkan. Oleh karenanya metode guided dicovery dapat
meningkatkan keterampilan komunikasi IPA siswa kelas III SDN Kejambon 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
101
Tabel 9. Peningkatan
Presentase Keterampilan
Komunikasi IPA Menggunakan Metode Guided
Discovery No
Aspek yang Dinilai Presentase
Siklus I Siklus II
1. Aktivitas Siswa
70,44 90,17
2. Aktivitas Guru
85,41 95,83
Berdasarkan tabel diatas, presentase hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mengalami
peningkatan. Pada siklus I, presentase hasil observasi siswa sebesar 70,44 berada pada klasifikasi cukup sedangkan aktivitas guru
ssebesar 85,41 berada pada klasifikasi baik. Pada siklus II, presentasi hasil observasi siswa sebesar 90,17 berada pada
klasifikasi sangat baik sedangkan aktivitas guru sebesar 95,85 berada pada klasifikasi sangat baik.
Data hasil keterampilan komunikasi IPA pada pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dlihat pada lampiran halama 144. Untuk lebih
jelasnya daat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 10.Peningkatan Keterampilan Komunikasi IPA Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Hasil Penelitian Presentase
Keterangan
1 Pra Siklus
59,91 Kurang
2 Siklus I
70,44 Cukup
3 Siklus II
90,17 Sangat Baik
Peningkatan keterampilan komunikasi IPA setiap siklus dapat digambarkan dalam diagram seperti berikut.
102
Gambar 14. DiagramPeningkatan Keterampilan Komunikasi IPA pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Tabel 11. Kriteria Keterampilan Komunikasi IPA Siswa pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Kriteria Kondisi Akhir
Sangat Baik
Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Sangat Baik -
- -
- -
Baik
- -
- -
- -
Cukup
2 -
14 13
- -
Kurang 2
- -
6 -
-
Sangat Kurang
23 -
- -
21 -
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa klasifikasi nilai keterampilan komunikasi IPA mengalami peningkatan. Pada pra
siklus, siswa yang mendapat nilai sangat baik dan baik tidak ada. Siswa yang mendapat nilai cukup sebanyak 2 siswa. Siswa yang
mendapat nilai kurang sebanyak 2 siswa. Sedangkan yang mendapat nilai sangat kurang sebanyak 23 siswa.
Pra Siklus Siklus I
Siklus II Baik
50 Cukup
7.14 21.42
46.42 Kurang
7.14 75
Sangat Kurang 82.14
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
103 Pada kondisi akhir, siswa yang mendapat nilai cukup yang
pada kondisi awal meningkat menjadi baik sebanyak 14 siswa.Siswa yang mendapat nilai kurang meningkat menjadi cukup sebanyak 13
siswa. Siswa yang mendapat nilai sangat kurang meningkat menjadi kurang sebanyak 21siswa.
B. Pembahasan Hasil Penelitian