32 siswa  mampu  mengasimilasikan  sesuatu  konsep  atau  prinsip.    Yang  dimaksud
proses  mental  tersebut  yaitu  mengamati,  mencerna,  mengerti,  mengolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, memuat kesimpulan, dan sebagainya.
E. Kajian tentang Metode Guided Discovery
1. Pengertian MetodeDiscovery
Metode  discovery  merupakan  komponen  dari  praktik  pendidikan  yang meliputi  metode  mengajar  yang  mengajukan  cara  belajar  aktif,  berorientasi  pada
proses, mengarahkan sendiri, dan mencari sendiri. Dalam pembelajaran IPA, IPA berkaitan  dengan  cara  mencari tahu  tentang  alam  secara  sistematik,  sehinga  IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep- konsep,  prinsip-prinsip  saja.  IPA  juga  merupakan  proses  penemuan  discovery.
Untuk  itu,  pendidikan  IPA  di  Sekolah  Dasar  diharapkan  menjadi  wahan  bagi siswa  sekolah  untuk  mempelajari  dirinya  sendiri  dan  kaitannya  dengan  alam
sekitar. Suryosubroto  2009:  178  menyatakan  bahwa  metode  discovery  diartikan
sebagai  suatu  prosedur  mengajar  yang  mementingkan  pengajaran,  perseorangan, manipulasi  objek  dan  lain-lain  percobaan,  sebelum  sampai  pada  generalisasi.
Sebelum  siswa  sadar  akan  pengertian,  guru  tidak  menjelaskan  dengan  kata-kata. Penggunaan  metode  discovery  dalam  proses  belajar  mengajar,  memperkenankan
siswa-siswanya  menemukan  sendiri  informasi  yang  secara  tradisional  biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.
Sementara  itu,  Ridwan  Abdullah  Sani  2013:  220  menyatakan  bahwa, discovery  adalah  menemukan  konsep  melalui  serangkaian  data  atau  informasi
33 yang  diperoleh  melalui  pengamatan  atau  percobaan.  Pembelajaran  discovery
merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru untuk lebih kreatif menciptakan  situasi  yang  dapat  membuat  peserta  didik  belajar  aktif  menemukan
pengetahuan sendiri. Hamdani  2011:  184  berpendapat  bahwa  discovery  penemuan  adalah
proses  mental  ketika  siswa  mengasimilasikan  suatu  konsep  atau  suatu  prinsip. Adapun  proses  mental  misalnya  mengamati,  menjelaskan,  mengelompokkan,
membuat kesimpulan. Guru melibatkan siswa dalam proses mental melalui tukar pendapat yang berwujud diskusi, seminar, dan sebagainya.
Berdasarkan  pendapat  para  ahli  tersebut,  peneiliti  menyimpulkan  bahwa metode  discovery  merupakan  proses  belajar  dimana  siswa  berperan  aktif  untuk
menemukan  dan  memperoleh  pengetahuannya  sendiri  dengan  pengamatan  atau diskusi dalam rangka mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna.
Menurut  Sapriati  2009:  1.28  ada  dua  macam  atau  jenis  pembelajaran penemuan sebagai berikut.
a. Pembelajaran penemuan murni free discovery
Pembelajaran penemuan murni free discovery merupakan pembelajaran penemuan tanpa adanya petunjuk atau arahan.
b. Pembelajaran  penemuan  terarah  atau  penemuan  terbimbing  Guided
Discovery. Pembelajaran
penemuan terarahterbimbing
Guided Discovery
merupakan pembelajaran yang membutuhkan peran guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajarannya.
34 Demikian juga menurut Suwangsih dan Tiurlina 2006: 204-205, metode
penemuan  atau  pengajaran  penemuan  dibagi  menjadi  dua  jenis,  yaitu:  penemuan murni,  pada  pembelajaran  dengan  penemuan  murni  pembelajaran  terpusat  pada
siswa  dan  tidak  terpusat  pada  guru,  kegiatan  penemuan  ini  hampir  tidak mendapatkan bimbingan guru; dan penemuan terbimbing, pada pengajaran dengan
penemuan  terbimbing  guru  mengarahkan  tentang  materi  pelajaran,  berupa; petunjuk,  arahan,  14  pertanyaan  atau  dialog,  sehingga  diharapkan  siswa  dapat
menyimpulkan menggeneralisasikan sesuai dengan rancangan guru. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat dua
jenis  metode  discovery  yaitu:  metode  penemuan  murni  free  discovery  dan metode penemuan terbimbing guided discovery.
2. Metode Guided Discovery