34 Demikian juga menurut Suwangsih dan Tiurlina 2006: 204-205, metode
penemuan  atau  pengajaran  penemuan  dibagi  menjadi  dua  jenis,  yaitu:  penemuan murni,  pada  pembelajaran  dengan  penemuan  murni  pembelajaran  terpusat  pada
siswa  dan  tidak  terpusat  pada  guru,  kegiatan  penemuan  ini  hampir  tidak mendapatkan bimbingan guru; dan penemuan terbimbing, pada pengajaran dengan
penemuan  terbimbing  guru  mengarahkan  tentang  materi  pelajaran,  berupa; petunjuk,  arahan,  14  pertanyaan  atau  dialog,  sehingga  diharapkan  siswa  dapat
menyimpulkan menggeneralisasikan sesuai dengan rancangan guru. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat dua
jenis  metode  discovery  yaitu:  metode  penemuan  murni  free  discovery  dan metode penemuan terbimbing guided discovery.
2. Metode Guided Discovery
Ditinjau dari penempatan guru dan siswa dalam pembelajaran terdapat tiga macam  metode  pembelajaran  IPA  yaitu  exposition  konvensional,  guided
discovery  dan  inquiry.Pada  metode  exposition  konvensional  guru  lebih mendominasi sedangkan siswa pasif, lain halnya dengan metode inquiry di mana
siswa  bersikap  lebih  aktif  dan  guru  bertugas  sebagai  fasilitator.  Pembelajaran melalui  metode  guided  discovery  mengkombinasikan  dari  dua  metode  tersebut,
selain  sebagai  fasilitator  guru  juga  aktif  dalam  membimbing  siswa  dalam memperoleh  pengetahuan  dan  menempatkan  siswa  untuk  aktif  Carin    Sund,
1989: 91. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari tabel pada halaman berikut ini.
Tabel  1  :  Perbedaan  Metode  Pembelajaran Konvensional,  Guided  Discovery,
dan Inquiry
35 Metode
Pembelajaran Expositon
Konvensional Guided Discovery
Inquiry Guru
Aktif dan
lebih mendominasi
Aktif  dan  sebagai fasilitator
Fasilitator Siswa
Pasif Aktif
Aktif
Dari  table  diatas,  metode  guided  discovery  atau  penemuan  terbimbing merupakan  metode  pembelajaran  yang  menciptakan  situasi  belajar  yang
melibatkan siswa belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep atau  teori,  pemahaman,  dan  pemecahan  masalah.  Proses  penemuan  tersebut
membutuhkan guru sebagai fasilitator dan pembimbing. Sejalan dengan uraian diatas, metode guided discovery mengkombinasikan
dari  dua  cara  pengajaran  yaitu  teacher  centered  dan  student  centered  Carin Sund, 1989: 93. Tugas guru dalam metode guided discovery yaitu selain sebagai
fasilitator  juga  aktif  dalam  membimbing  siswa  memperoleh  pengetahuan  dan menempatkan murid untuk bersikap aktif.
Hendro Darmodjo dan Jenny Kaligis 1991: 37 menyatakan bahwa tujuan dari  guided  discovery  adalah  mendapatkan  efektivitas  yang  optimal  dari  proses
pembelajaran  yang  dilakukan,  khususnya  bagi  anak  usia  SD.  Hal  tersebut didukung  dengan  pendapat  Cagne  Oemar  Hamalik,  2010:  188  yang
mengungkapkan  bahwa  guided  discovery  terjadi  dengan  sistem  dua  arah melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Siswa melakukan
discovery, sedangkan guru membimbing mereka kearah yang tepat atau benar. Collete    Chiapetta  Eka  Gunawan:  2010  menyatakan  di  dalam  guided
discovery,  guru  mengidentifikasi  sebuah  permasalahan  dan  menyusun
36 pembelajaran  dengan  berbagai  aktivitas  yang  akan  mengarahkan  siswa  untuk
menemukan  pengetahuan  baru.  Sehingga,  guru  harus  mempunyai  keterampilan dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan dan kemampuan untuk meminta jawaban
pada  saat  yang  tepat  untuk  membimbing  siswa  menemukan  pemecahan  masalah tanpa menganggu pemikiran siswa.
Pembelajaran  guided  discovery  dapat  dilakukan  dengan  membagi  siswa dalam  kelompok-kelompok  kecil.  Hal  ini  dilakukan  agar  setiap  siswa
berpartisipasi  dalam  kegiatan  pembelajaran.Selain  itu,  dengan  proses  kooperatif siswa dapat bertukar ide dan belajar bersama dengan siswa lainnya Howe, 1993:
197. Berdasarkan  uraian  di  atas,  maka  peneliti  menyimpulkan  bahwa  metode
guided  discovery  merupakan  metode  pembelajaran  yang  mengarahkan  siswa untuk menemukan konsep dan prinsip dengan bimbingan dari guru yang bertujuan
untuk  mendapatkan  efektifitas  yang  optimal  dari  proses  pembelajaran  yang diikuti.  Kegiatan  pembelajaran  guided  discovery  tepat  untuk  anak  SD  karena
dengan  metode  ini  siswa  dapat  membangun  pengetahuan  mereka  sendiri  dengan mengembangkan sikap ingin tahu yang mereka miliki.. Di dalam penelitian yang
akan  dilakukan  guided  discovery  digunakan  untuk  mengamati  peningkatan keterampilan komunikasi IPA siswa.
3. Rencana  dan  Langkah-langkah  Pembelajaran  dengan  Menerapkan