83
C. Pembahasan
1. Evaluasi Konteks Context
Evaluasi konteks dilakukan pada aspek kurikulum dan lingkungan pembelajaran.
a. Kurikulum atau Silabus
Berdasarkan data yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam pembuatan
silabus di TK Bethany School sebagai persiapan pembelajaran adalah dalam pembuatan satuan kegiatan
mingguan SKM, kemudian dari SKM dijabarkan dalam satuan kegiatan harian SKH dimana di dalamnya
termasuk rencana pengelolaan kelas dan penilaian. Penyusunan berdasarkan program tahunansemester
yang dikembangkan kepala sekolah berdasarkan standar minimal dari Permendiknas No.58 Tahun 2009. Hasil
data tersebut sejalan dengan hasil penelitian Fauziyyah, dkk 2008 yaitu seorang guru sebelum melakukan
proses pembelajaran harus membuat pemetaan, silabus, program tahunan, program semester, program mingguan
dan program harian yang didalammya sudah terencana mengenai tujuan, bahan ajar, waktu, media, strategi,
dan bagaimana mengevaluasinya, termasuk bagaimana apabila tujuan tidak tercapai.
Hal tersebut juga berarti bahwa kurikulum atau silabus yang dikembangkan TK Bethany School telah
sesuai dengan yang dijelaskan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah 2012 bahwa silabus TK berisi: 1
seperangkat rencana
dan pengaturan
kegiatan
84
pembelajaran berupa: Perencanaan Semester, Rencana Kegiatan Mingguan RKM, Rencana Kegiatan Harian
RKH; 2 Rencana pengelolaan kelas berupa: rencana penataan lingkungan pembelajaran, rencana kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir; 3 Rencana penilaian berupa: rencana bentuk dan teknik penilaian
yang akan digunakan. Dari paparan diatas bisa dikatakan bahwa guru
dalam persiapan
pengajaran telah
melaksanakan tugasnya. Persiapan tersebut sangat berguna dalam
pelaksanaan atau
penerapan kurikulum
dalam pembelajaran. Nantinya guru mampu memberikan
pengajaran yang terstruktur dan jelas terarah tujuannya sehingga
anak bisa
mendapat dan
membangun pengetahuan sesuai dengan perkembangan usia mereka.
Dalam pembuatan dan pengembangan materi maupun kegiatan di dalam silabus, guru berusaha untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan jaman dan anak. Kebutuhan jaman dalam arti mengenalkan anak pada
materi-materi yang harus bisa dikuasai saat memasuki sekolah dasar, seperti pengenalan membaca, menulis,
dan berhitung atau matematika. Guru berusaha memberikan bahan ajar yang sesuai dengan anak
terlihat dari beragamnya sumber yang dipakai dan adanya penyesuaian yang dibutuhkan. Perbedaan
kemampuan diatasi dengan free learning yaitu bimbingan individual untuk anak yang belum mencapai tujuan
pembelajaran terutama untuk perkembangan akademik. Selain itu cara penyampaian materi atau konsep juga
direncanakan dengan cara dan situasi menyenangkan sehingga tidak membuat anak tertekan. Kepala sekolah
85
pun berperan dalam memeriksa kesesuaian materi maupun
metode yang
akan digunakan
dalam pelaksanaan silabus dikelas. Sehingga apa yang
disampaikan di kelas benar-benar dalam dunia anak- anak.
Dari data terlihat seperti para guru menekankan pengenalan perkembangan kognitif dan bahasa kepada
peserta didik di dalam kurikulum mempunyai porsi lebih dibanding dengan perkembangan lainnya. Bisa saja hal
itu terjadi, seperti apa yang dinyatakan Morrison 2012 bahwa TK sedang dalam tahap perubahan dari program
yang berfokus pada perkembangan sosial dan emosi menjadi TK yang menekankan nilai akademis, terutama
kemampuan baca tulis dini, matematika dan ilmu pengetahuan yang menyiapkan anak untuk berpikir dan
memecahkan masalah. Namun, berdasar data itu pula, dapat dikatakan kurikulum TK Bethany School tetap
direncanakan dengan pendekatan bermain. Masih sesuai dengan pendapat Morrison 2012 yang mengatakan
bahwa semua pengalaman belajar di TK, pertama-tama harus didekati dengan mempertimbangkan kemampuan
dan keinginan anak untuk bermain saat belajar. Sejalan dengan itu pula, Maryatun 2011 menuliskan bahwa
kegiatan yang dilakukan di PAUD harus diusahakan sebagai kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan
bermakna menanamkan konsep tertentu. Apa yang dilaksanakan guru juga seiring dengan
pernyataan Dick dan Carey dalam Purwastuti dan Efianingrum, 2010 bahwa ada hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar. Diantaranya adalah 1 memperhatikan motivasi belajar yang
86
diinginkan, 2 menyesuaikan materi yang diberikan, 3 mengikuti suatu urutan yang benar dan 4 berisikan
informasi yang dibutuhkan. Dari beberapa data tersebut diatas diperoleh
keterangan bahwa silabus atau kurikulum yang dilakukan di TK Bethany School ini dipersiapkan untuk
tidak menimbulkan beban bagi anak meskipun tujuan maupun isinya direncanakan mengikuti perkembangan
atau tuntutan pendidikan yang ada. Hal tersebut sangat penting agar anak tidak kehilangan minat belajarnya
namun tidak juga mengurangi hak mereka untuk bermain dan mempunyai aktivitas yang menyenangkan
namun tetap
terarah pada
suatu pencapaian
perkembangan. Maka, kurikulum atau silabus di TK Bethany
School sebagai aspek konteks merupakan dukungan yang baik bagi pelaksanaan kurikulumnya. Hal ini
karena tujuan yang akan dicapai telah direncanakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak. Hal
tersebut bisa dilihat dari kurikulum telah dibuat sebelum
pembelajaran dilaksanakan,
mengikuti kebutuhan anak yaitu menguasai kemampuan calistung
namun tetap diusahakan untuk disampaikan sesuai dengan
pertumbuhan dan
perkembangan yaitu
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
b. Lingkungan Pembelajaran