Kurikulum atau Silabus Aspek Konteks Context

46 luas dari standart yang ada terutama untuk perkembangan kognitif dan bahasa. Hal tersebut dirancang dan dikembangkan untuk mengenalkan anak dengan membaca, menulis dan berhitung sederhana. Untuk bahasa, sekolah ini mengenalkan anak tiga bahasa yaitu Bahasa Indonesia, Mandarin dan Inggris.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Dalam bagian ini akan disajikan hasil penelitian dari aspek konteks, masukan, proses dan hasil dari pelaksanaan kurikulum di TK Bethany School Salatiga.

1. Aspek Konteks Context

Aspek konteks ini meliputi dua hal yaitu kurikulum atau silabus dan lingkungan pembelajaran.

a. Kurikulum atau Silabus

Para guru di TK Bethany School mengatakan bahwa keterlibatan mereka dalam pembuatan silabus atau kurikulum adalah dalam pembuatan dan pengembangan RKM, RKH, rencana pengelolaan kelas dan rencana penilaian. Sedangkan untuk program tahunansemester yang berisi tema, lingkup pengembangan, indikator dan alokasi dikembangkan oleh kepala sekolah. Di Bethany School mereka mempunyai istilah sendiri untuk RKM yaitu disebut Weekly Schedule, RKH disebut Daily Schedule dan ada juga rencana kegiatan bulanan yang disebut Monthly 47 Schedule. Untuk Monthly Schedule ini juga akan dibagikan ke orang tua setiap ada wali murid atau parenting class yang diadakan tiap 1 bulan sekali di minggu terakhir dengan tujuan orang tua peserta didik tahu apa saja yang akan dipelajari anak setiap bulannya. Untuk rencana pengelolaan kelas dan rencana penilaian akan masuk sebagai salah satu bagian di RKH. Dalam wawancara juga, guru-guru mengatakan bahwa persiapan tersebut dilakukan satu bulan sebelum kurikulum tersebut dipakai dalam pengajaran di kelas. Guru-guru yang mengajar di Bethany School bekerja secara tim team teaching untuk tiap kelasnya. Untuk TK A yang terdiri dari dua kelas, satu tim terdiri dari dua guru dan untuk TK B yang terdiri dari satu kelas terdapat tiga guru dalam satu tim. Dalam pembuatan kurikulum tersebut dilakukan secara bergiliran. Seperti yang dikatakan guru yang sudah berpengalaman selama 3 tahun mengajar di TK B: GB1 :...dibaginya secara perbulan jadi satu bulan sekali satu orang guru mengerjakan 3 persiapan itu, daily, monthly, weekly sama materinya sekalian. Pernyataan itu juga didukung oleh kepala sekolah, meskipun juga diungkapkan bahwa tidak semua guru tepat waktu dalam membuat persiapan mengajar tersebut. KS: ...memang kami sudah membentuk bahwa sebulan sebelumnya semua materi kemudian segala semua persiapan itu harus sudah selesai. Jadi saya sendiri berharap untuk mereka juga memaksimalkan apa yang 48 menjadi tugas mereka. Tapi seandainya pun ada juga yang kelewat gitu, e, kami mengharapkan untuk segala sesuatunya sudah lewat sebelum jam pelajaran dimulai gitu. Para guru mengatakan dalam pembuatan dan pengembangan kurikulum itu mengikuti tema yang sudah ditentukan dari sekolah dalam program semester yang dibuat kepala sekolah. Tugas mereka adalah mengembangkan dan memilih materi, bentuk kegiatan, dan latihan-latihan soal dari berbagai macam sumber seperti buku, internet, atau dokumen tahun-tahun sebelumnya dengan berbagai penyesuaian. Guru dari TK A mengatakan: GA1 :Tema sudah dari silabus, kalau materi dan kegiatan biasanya kita mengacu dari materi tahun sebelumnya. Dari acuan tersebut mungkin ada hal-hal yang bisa ditambahkan, atau mungkin kita lihat memang harus dikurangi atau diganti, ya kita ganti sesuai dengan kebutuhan. Juga melihat kondisi masing-masing kelas. Sejalan dengan hal tersebut dalam wawancara, kepala sekolah membenarkan bahwa untuk kurikulum atau silabus yang berupa menu pembelajaran dan program tahunansemester menjadi tanggung jawabnya. Sedangkan guru membuat SKH dan SKM. Selain itu para guru juga menjelaskan bahwa untuk materi atau kegiatan akan dibedakan dan disesuaikan dengan jenjang kelas peserta didik. Jadi untuk satu kelas, apabila terdapat perbedaan kemampuan individu, materi dan kegiatan akan tetap sama untuk setiap anak. Tetapi untuk menyiasati 49 perbedaan kemampuan itu akan ada cara lain yang diterapkan guru ketika anak-anak belajar secara individual dengan guru dan juga guru akan memanfaatkan sebuah kegiatan yang disebut free learning. GB2 : Kalau selama ini materi tidak dibedakan. Tetapi dalam pelaksanaannya kalau anak itu mengalami kendala hambatan itu nanti akan diberikan seperti tambahan itu lho...jadi maksudnya tambahan waktu, jadi kemampuan dia itu diperkaya. Kalau yang lainnya, kalau yang memang sudah, ya sudah sesuai dengan jadwal pembelajaran. Tapi kalau yang kurang itu biasanya ada free learning itu kan, ditambahin di situ. Kegiatan ini lebih cenderung dan banyak dimanfaatkan guru untuk membimbing anak dalam perkembangan akademik terutama matematika dan bahasa. Hal tersebut seperti menanggapi kebutuhan orang tua yang terungkap dalam wawancara dengan OT1, OT2, dan OT3 yaitu menginginkan anak-anak mereka sudah bisa membaca, menulis dan berhitung dengan alasan sebagai dasar atau persiapan masuk Sekolah Dasar SD. Meskipun demikian para guru juga mengungkapkan dalam wawancara bahwa cara penyampaian materi atau kegiatan telah disesuaikan sehingga tidak membebani anak termasuk ketika mereka belajar hal-hal yang bersifat akademik. GA2, GA3, dan GA4 menyatakan bahwa materi sudah sesuai porsi seharusnya yang diterima anak. Termasuk juga materi membaca dan menulis, karena guru menyampaikannya atau mengenalkan konsep-konsep dengan cara dan 50 situasi yang tidak membuat anak stress atau bosan seperti memakai permainan-permainan. Dalam observasi, penulis juga menemukan contoh bagaimana penanaman konsep dari sebuah materi dilakukan dengan cara yang menyenangkan bagi anak. Di kelas TK A dalam pengenalan penjumlahan dan pengurangan dilakukan dengan metode bermain peran “penjual dan pembeli”. Semua anak bergiliran bermain dalam peran tersebut sebelum akhirnya mereka diberi satu lembar kerja berisi satu pertanyaan penjumlahan atau pengurangan di atas kertas warna-warni yang bebas dipilih anak. Untuk belajar bahasa Inggris, di TK A guru juga melakukan permainan dengan bola. Guru menempelkan kosakata-kosakata yang di beberapa bola kecil, kemudian anak melemparkan bola-bola tersebut ke dalam keranjang sesuai huruf awal atau akhir dari gambar kosakata tersebut. Kepala sekolah pun mendukung pernyataan para guru tersebut, dimana dalam wawancara mengungkapkan bahwa materi-materi yang disampaikan ke anak telah diperiksa lebih dulu untuk dipertimbangkan apakah sesuai untuk anak ataukah tidak sesuai. KS : Menurut kami sudah sesuai, kenapa?.....kami dalam pengecekan materi kan sudah dilihat ya ini ni mampu nggak sih anak-anak seperti ini, ada soal seperti ini. Misal guru bikin soal, wah ini terlalu susah ini, kemudian saya minta ganti. Itu ada editing di situ jadi kita tidak perlu yang terlalu e, waduh ini terlalu susah ini, gini, gini. Jadi sudah ada filter dari kepala sekolah untuk melihat bahwa ini mampu apa nggak kalau diberlakukan ke anak. Itu yang pertama, yang kedua, saat ini memang udah hampir 1 tahun ini kami mengurangi banyak 51 exercise karena tidak hanya dalam unjuk kerja saja yang bisa diberikan tetapi kita bisa observe. Supaya anak-anak juga tidak begitu terbeban. Pendapat lain yang diberikan oleh kepala sekolah dalam hal materi adalah bahwa bagaimana cara menyampaikan materi tersebut sehingga bisa dikatakan sesuai bagi anak. KS : Kalau seandainya kita bisa menyiasati, kita memberikan pembelajaran itu tetapi tidak membuat anak stress, tetapi tidak membuat anak merasa ‘waduh aku nggak mau seperti ini’ nah, itu menurutku kok nggak masalah. Nah itu yang sedang kita kelola saat ini dan puji Tuhan, untuk kelas bahasanya atau kelas languagenya anak-anak pun juga merasa enjoy untuk belajar itu, tidak merasa ‘haduh aku nggak bisa’. Dalam wawancara, para orang tua menyatakan sebagai orang tua mereka diajak terlibat dan ikut mengetahui apa yang akan diajarkan kepada anak dan bagaimana cara pengajarannya dimana diinformasikan sekolah melalui parenting class. Sehingga mereka bisa mengatakan pengalaman-pengalaman belajar atau kurikulum yang akan diberikan ke anak tidak terlalu menekan anak dan memang sudah sesuai porsinya.

b. Lingkungan Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK IMAN ISTIQOMAH SALATIGA Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak Iman Istiqomah Salatiga.

0 3 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Derajat Pelaksanaan Kewirausahaan Kepala Sekoalh Taman Kanak-Kanak di Dinas Pendidikan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung T2 942011076 BAB IV

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Usia Dini Studi Pada Taman Kanak-kanak Bethany School Salatiga

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Usia Dini Studi Pada Taman Kanak-kanak Bethany School Salatiga T2 942011016 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Usia Dini Studi Pada Taman Kanak-kanak Bethany School Salatiga T2 942011016 BAB II

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Usia Dini Studi Pada Taman Kanak-kanak Bethany School Salatiga T2 942011016 BAB V

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Usia Dini Studi Pada Taman Kanak-kanak Bethany School Salatiga

0 0 105

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Standar Kualitas Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang T2 942008110 BAB IV

0 0 31

Pendidikan Taman Kanak Kanak

0 0 6

Pendidikan Taman Kanak Kanak

0 1 3