74
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori, diketahui bahwa pembelajaran tekstil di SMK Negeri 4 Yogyakarta masih bersifat
teacher centered learning. Pembelajaran yang terpusat pada guru teacher centered
learning dapat membuat siswa pasif. Hal ini terlihat dari respon siswa yang kurang ketika guru mengajukan pertanyaan, siswa masih jarang bertanya
serta mengemukakan pendapat. Melihat kenyataan yang ada bahwa pembelajaran dengan guru sebagai pusat pembelajaran banyak memberikan
dampak negatif kepada siswa antara lain kurangnya interaksi antara siswa dengan guru saat pembelajaran, siswa mudah bosan saat mengikuti
pembelajaran, siswa mengantuk saat pelajaran dan lain-lain. Proses pembelajaran tekstil membutuhkan pendekatan pembelajaran
yang dapat mengubah kegiatan belajar mengajar yang bersifat teacher
oriented menjadi student oriented yang menekankan pada perkembangan kemampuan berpikir siswa. Salah satu model pembelajaran yang bersifat
student oriented dan dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa adalah model
discovery learning. Penerapan model
discovery learning untuk mengetahui seberapa besar efektivitas pencapaian kompetensi penyempurnaan bahan tekstil siswa
kelas X di SMK Negeri 4 Yogyakarta. Hampir semua tahapan-tahapan pembelajaran yang ada dalam
discovery learning memusatkan perhatian kepada siswa bukan pada guru. Siswa diarahkan untuk dapat menemukan
konsep-konsep materi pembelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai pembimbing, pengarah, dan fasilitataor pembelajaran agar siswa dapat
75 dikondisikan dan diarahkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Kerangka Pikir
Kelas Eksperimen :
Model Discovery Learning
Discovery Learning :
Pembelajaran berpusat pada siswa
Siswa
belajar menemukan
pengetahuan, sikap dan keterampilan sendiri
Membangkitkan motivasi belajar siswa
Model Discovery Learning Lebih Efektif untuk Pencapaian Kompetensi Penyempurnaan Bahan Tekstil pada Siswa Kelas X
Mata Pelajaran:
Tekstil
Kompetensi Dasar :
Penyempurnaan Bahan Tekstil
Pembelajaran bersifat
teacher center
Motivasi belajar siswa kurang siswa
pasif dalam proses pembelajaran
Pembelajaran tidak efektif
Kelas Kontrol :
Pembelajaran Konvensional
Metode Ceramah :
Pembelajaran berpusat pada guru
Partisipasi siswa kurang
Pembelajaran cenderung pada aspek
ingatan
Sumber belajar terbatas pada guru
Pencapaian kompetensi kelas eksperimen dengan treatment model discovery learning lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan
pembelajaran konvensional
Pencapaian Kompetensi :
Afektif, Kognitif, Psikomotorik
Pencapaian Kompetensi :
Afektif, Kognitif, Psikomotorik
Perbandingan pencapaian kompetensi penyempurnaan bahan tekstil antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
76
D. Hipotesis Penelitian