21
b. Prosedur Pelaksanaan Model Discovery Learning
Menurut Mulyasa 2014: 144 menyatakan bahwa discovery learning
merupakan model pembelajaran untuk menemukan sesuatu yang bermakna dalam pembelajaran yang dilakukan dengan 6 prosedur, diantaranya:
stimulus, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi dan generalisasi. Pembahasannya adalah sebagai berikut.
1 Stimulus Stimulation, pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat berupa bacaan, gambar, dan cerita sesuai dengan materi
pembelajaran yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau
melihat gambar. 2 Identifikasi Masalah Problem Statement, pada tahap ini peserta didik
diharuskan menemukan permasalah apa saja yang dihadapi dalam pembelajaran,
mereka diberikan
pengalaman untuk
menanya, mengamati, mencari informasi, dan mencoba merumuskan masalah.
3 Pengumpulan Data Data collecting, pada tahap ini peserta didik diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan datainformasi yang
dapat digunakan untuk menemukan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran serta
membiasakan peserta didik untuk mencari dan merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah.
4 Pengolahan Data Data Processing, kegiatan mengolah data akan melatih peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan
22 konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga
kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berpikir logis dan aplikatif. 5 Verifikasi verification, pada tahap verifikasi mengarahkan peserta didik
untuk mengecek kebenaran dan keabsahan hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskusi, dan
mencari berbagai sumber yang relevan, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
6 Generalisasi Generalization, pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau
permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih kemampuan metakognisi peserta didik.
Pendapat lain dikemukakan oleh Muhibbin Syah 2005: 244, menjelaskan sebagai berikut:
1 Stimulus Stimulation, pada kegiatan ini belajar mengajar dimuai dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca bukureferensi, dan aktivitas
belajar lain yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang dapat menimbulkan kebingungan
agar peserta didik mempunyai keinginan untuk menyelidiki sendiri permasalahan yang dihadapi.
2 Identifikasi Masalah Problem Statement, pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis.
23 3 Pengumpulan Data Data collecting, pada tahap ini peserta didik diberi
kesempatan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan hipotesis, apakah benar atau tidak. Hal ini
dapat dilakukan dengan membaca literatur, wawancara dengan narasumber, mengamati objek, melakukan eksperimen sendiri dan lain
sebagainya. 4 Pengolahan Data Data Processing, pada tahap ini dilakukan pengolahan
data dan informasi yang telah didapat peserta didik baik melalui wawancara maupun observasi lalu ditafsirkan.
5 Verifikasi verification, pada tahap verifikasi dilakukan pemeriksaan secara teliti untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang sudah
ditetapkan, kemudian dihubungkan dengan hasil pengolahan data. 6 Generalisasi Generalization, pada tahap generalisasi peserta didik
menyimpulkan jawaban atas permasalahan yang telah diselesaikan dengan merumuskan prinsip-prinsip yang mendasari, dan tentunya
dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan kedua pendapat diatas dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut: 1 Stimulus Stimulation
Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, belajar mengajar dimulai
dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran
membaca bukureferensi, dan aktivitas belajar lain seperti mengamati gambar atau
video sesuai dengan materi pembelajaran yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang dapat
24 menimbulkan kebingungan agar peserta didik mempunyai keinginan
untuk menyelidiki sendiri permasalahan yang dihadapi. 2 Identifikasi Masalah Problem Statement
Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang
relevan dengan bahan pelajaran, kemudian permasalahan-permasalahan tersebut diuraikan dalam bentuk rumusan masalah.
3 Pengumpulan Data Data collecting Pada tahap ini peserta didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk menjawab rumusan masalah. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca
literatur, wawancara dengan narasumber, mengamati objek, melakukan eksperimen sendiri dan lain sebagainya. Kegiatan ini juga melatih
ketelitian, akurasi, dan kejujuran serta membiasakan peserta didik untuk mencari dan merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah.
4 Pengolahan Data Data Processing Pada tahap ini dilakukan pengolahan data dan informasi yang
telah didapat peserta didik baik melalui studi pustaka, wawancara maupun observasi lalu ditafsirkan. Kegiatan mengolah data akan melatih
peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga
kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berpikir logis dan aplikatif.
25 5 Verifikasi verification
Pada tahap verifikasi mengarahkan peserta didik untuk melakukan pemeriksaan secara teliti untuk membuktikan kebenaran dan keabsahan
hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskusi, dan mencari berbagai sumber yang relevan,
serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan. 6 Generalisasi Generalization
Pada tahap generalisasi peserta didik menyimpulkan jawaban atas permasalahan yang telah diselesaikan dengan merumuskan prinsip-prinsip
yang mendasari, dan tentunya dengan memperhatikan hasil verifikasi.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Discovery Learning