128
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai beriku:
1. Pencapaian kompetensi penyempurnaan bahan tekstil dilihat dari hasil pretest pada kelas kontrol tidak tercapai, karena sebanyak 73 siswa masuk dalam
kategori tidak kompeten dengan perolehan nilai rata-rata 69,50. Sedangkan pencapaian kompetensi penyempurnaan bahan tekstil dilihat dari hasil
posttest pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional di SMK Negeri 4 Yogyakarta juga tidak tercapai, karena hanya 60 siswa
masuk dalam kategori kompeten dengan perolehan nilai rata-rata 76,27. 2. Pencapaian kompetensi penyempurnaan bahan tekstil dilihat dari hasil pretest
pada kelas eksperimen tidak tercapai, karena sebanyak 80 siswa masuk dalam kategori tidak kompeten dengan perolehan nilai rata-rata 60,90.
Sedangkan pencapaian kompetensi penyempurnaan bahan tekstil dilihat dari hasil
posttest pada kelas eksperimen dengan treatment model discovery learning di SMK Negeri 4 Yogyakarta sudah tercapai, karena sebanyak 87
siswa masuk dalam kategori kompeten dengan perolehan nilai rata-rata 82,07.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada pencapaian kompetensi penyempurnaan bahan tekstil antara kelas eksperimen dengan
treatment
129 model
discovery learning dan kelas kontrol yang mengunakan pembelajaran konvensional di SMK Negeri 4 Yogyakarta. Dibuktikan dengan hasil uji
independent sample t-test, diperoleh nilai t
hitung
lebih besar daripada t
tabel
4,192 2,002 atau -4,192 -2,002 dan signifikansi 5 0,000 0,05. Hal ini menunjukan bahwa kompetensi siswa meningkat setelah diterapkan
model discovery learning. Oleh sebab itu, dapat dinyatakan terdapat
perbedaan yang signifikan pada pencapaian kompetensi penyempurnaan bahan tekstil antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
4. Model discovery learning lebih efektif untuk pencapaian kompetensi penyempurnaan bahan tekstil pada siswa kelas X di SMK Negeri 4
Yogyakarta. Hal ini dibuktikan pada perencanaan pembelajaran guru menentukan tujuan pembelajaran sesuai dengan minat dan kemampuan
siswa, guru juga memberikan arahan atau penjelasan kepada siswa tentang rencana kegiatan pembelajaran, serta siswa diberikan kelengkapan alat dan
bahan pembelajaran yang dibutuhkan. Efektivitas pembelajaran juga ditunjukan pada pelaksanaan pembelajaran yaitu siswa terlibat langsung
dalam menemukan sendiri bahan ajar yang akan dipelajari, sehingga hasil posttest diperoleh 87 siswa pada kelas eksperimen dengan treatment
model discovery learning sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal.
Sedangkan proses pembelajaran kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional tidak efektif pada pencapaian kompetensi
penyempurnaan bahan tekstil, karena hanya 18 siswa atau 60 siswa kelas kontrol yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal.
130
B. Implikasi