27 2 Kelemahan Model Discovery Learning
Adapun kelemahan model discovery learning menurut Roestiyah
2012: 21 diantaranya sebagai berikut: a Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir
secara kreatif, karena materi pelajaran telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
b Pengajaran discovery learning cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan
aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
c Bagi guru dan siswa yang terbiasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti
dengan teknik penemuan. d Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak,
karena membutuhkan waktu lama untuk membantu siswa menemukan teori atau pemecahan masalah.
5. Pendekatan SaintifikScientific Approach
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran
yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencobamengumpulkan data, mengasosiasimenalar, mengkomunikasikan,
dan membangun jejaringan. Lima kemampuan yang disebutkan pertama
28 adalah untuk mengembangkan kemampuan personal, sedangan membangun
jejaringan merupakan kemampuan intrapersonal Mulyasa, 2015: 99. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja, kapan, saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk
mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu Abdul Majid dan Chaerul Rochman, 2014: 70.
Pendekatan saintifik yang menekankan pada kemampuan personal dan intrapersonal dapat diterapkan dalam pembelajaran yang efektif, kreatif
dan menyenangkan. Berikut penjeasan mengenai kemampuan personal dalam pendekatan saintifik Abdul dan Chaerul, 2015: 75-92
a. Mengamati Kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi
peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatiakn hal yang penting dari suatu benda atau objek.
b. Menanya Guru harus mampu menginspirasi peserta didik untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula guru
membimbing atau memandu peserta didik belajar dengan baik. Ketika
29 guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, secara tidak langsung guru
telah mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
c. Mencoba Peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan terutama
untuk materi atau substansi yang sesuai, hal ini betujuan untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik. Peserta didik pun
harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan
bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
d. Menalar Menalar merupakan salah satu istilah untuk mengembangkan
bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada
guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan
berupa pengetahuan. e. Mengkomunikasikan
Pada kegiatan
akhir diharapkan
peserta didik
dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun, baik secara
bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini
dapt dilakukan dalam bentuk pajangan atau lisan melalui presentasi.
30
6. Efektivitas Pembelajaran