33
yaitu kesesuaian terhadap persyaratan-persyaratan standar; value based quality
yaitu derajat keunggulan pada tingkat harga yang kompetitif.
2. Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses
kerja. 3.
Hal ini sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja.
4. Sistem manajemen kualitas berlandaskan pada pencegahan kesalahan
sehingga bersifat proaktif, bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif. Patut diakui pula bahwa banyak sistem manajemen
kualitas tidak akan efektif sepenuhnya pada pencegahan semata, sehingga sistem manajemen kualitas juga harus berlandaskan pada
tindakan korektif terhadap masalah-masalah yang ditemukan. Dalam kaitan dengan hal ini, sistem manajemen kualitas merupakan suatu
closed loop system yang mencakup deteksi, umpan balik, dan korelasi.
Proporsi terbesar harus diarahkan pada pencegahan kesalahan sejak tahap awal.
5. Sistem manajemen kualitas mencakup elemen-elemen: tujuan
objectives, pelanggan customer, hasil-hasil outputs, proses-
proses processes, masukan-masukan inputs, pemasok suppliers, dan pengukuran untuk umpan balik dan umpan maju measurement
for feedback and feedforward.
2.2.1 Tahapan Penerapan Sistem Manajemen Kualitas Quality
Management System
Universitas Sumatera Utara
34
Terdapat beberapa tahapan dalam menerapkan suatu sistem manajemen kualitas, antara lain sebagai berikut Gasperz,
2001,: 1.
Memutuskan untuk mengadopsi suatu standar sistem manajemen mutu yang akan diterapkan.
2.
Menetapkan suatu komitmen pada tingkat pemimpin senior dari
organisasi. 3.
Menetapkan suatu kelompok kerja atau komite pengaruh yang terdiri dari manajer-manajer senior.
4. Menugaskan wakil manajemen management representative.
5. Menetapkan tujuan-tujuan kualitas dan implementasi system.
6. Meninjau ulang sistem manajemen kualitas yang sekarang.
7. Mendefinisikan struktur organisasi dan tanggung jawab.
8. Menciptakan kesadaran kualitas quality awareness pada
semua tingkat dalam organisasi. 9.
Mengembangkan peninjauan ulang dari sistem manajemen kualitas dalam manual kualitas buku panduan.
10. Menyepakati bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas dikendalikan
oleh prosedur-prosedur. 11.
Mendokumentasikan aktivitas terperinci dalam prosedur operasional atau prosedur terperinci.
12. Memperkenalkan dokumentasi.
13. Menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam system.
14. Meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen
kualitas.
Universitas Sumatera Utara
35
Organisasi standardisasi internasional atau lebih dikenal dengan The International Organization for Standardization telah
menerbitkan ISO 9001:2008 yang mendeskripsikan standar untuk sebuah QMS Quality Management System yang digunakan
sebagai landasan dan proses yang meliputi perancangan, pengembangan, dan pengiriman dari produk maupun jasa. Suatu
organisasi dapat berpartisipasi dalam pengajuan sertifikasi ISO 9001:2008 secara berkelanjutan untuk membuktikan kesesuaian
mereka dengan standar yang berlaku yang termasuk dalam syarat dalam pengembangan QMS Gasperz,2001
Pengendalian kualitas Quality Control Quality Control
Menentukan komponen-komponen mana yang rusak dan menjaga agar bahan-bahan untuk produksi mendatang
jangan sampai rusak. Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan,
mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak Reksohadiprojo, 1995.
Quality Assurance QA :
Menurut Gryna 1988 Quality Assurance QA adalah seluruh perencanaan dan kegiatan sistematis yang diperlukan untuk
memberikan suatu jaminan yang memadai bahwa suatu produk akan memenuhi suatu persyaratan tertentu. Dan agar
pelaksanaannya dapat berjalan efektif diperlukan proses kontrol pada setiap tahap produksi yang tujuannya adalah menjamin
kualitas produk melalui Quality Control QC sebagai pelaksana operasional dari QA. QA diperlukan untuk menjamin mutu
manajemen perusahaan dari pandangan owner bahwa produk yang dihasilkan dapat berfungsi secara penuh sesuai dengan yang
diinginkan dan dapat digunakan selama kurun waktu yang telah ditetapkan sehingga tercapai kepuasan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
36
Pengertian ISO 9001: 2008
Menurut Syarizal 2009, “ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu. Sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 adalah persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam
memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai”. ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan
rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa
organisasi akan memberikan produk barang dan jasa yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan
yang ditetapkan dapat berupa kebutuhan spesifik dari pelanggan, di mana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk
menjamin mutu dari produk Gasperz,2001. ISO 9001:2008 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk. ISO 9001: 2008 hanya merupakan standar sistem manajemen mutu
Mitrakonsultan, 2008. Mengenai Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008, Model sistem manajemen mutu berdasarkan proses, menggambarkan hubungan proses yang disajikan dalam klausul
empat sampai delapan. Gambaran ini menunjukkan bahwa pelanggan memainkan peran berarti dalam menetapkan
persyaratan sebagai input. Pemantauan kepuasan pelanggan menghendaki penilaian informasi yang berkaitan dengan persepsi
Universitas Sumatera Utara
37
pelanggan tentang apakah organisasi telah memenuhi persyaratan pelanggan. Penyusunan ini menggunakan metodologi yang dikenal
“Plan-Do-Check-Action” yang dapat dipakai pada semua proses. Mitrakonsultan, 2008.
2.2.2 Manfaat Penerapan SMM ISO 9001:2008 Bagi Disnakertrans Kabupaten Langkat