27
dikomunikasikan, sehingga penilai dan yang diinilai mengetahui apakah standar dapat tercapai.
d. Penilaian prestasi kerja.
Menggambarkan kekuatan dan kelemahan karyawan. Manfaat yang didapat adalah untuk mengamati hasil kerja, mengevaluasi
sesuai standar yang ditetapkan dan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan.
e. Mendiskusikan hasil penilaian dengan karyawan.
Setelah dilakukan penilaian, penilai mengadakan diskusi atau wawancara yang dinilai untuk memberikan informasi hasil
penilaian yang dilakukan. Wawancara yang dilakukan hendaknya komunikasi dua arah antara karyawan dengan penilai.
2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Timple 1992 ; 31 dalam Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia mengemukakan faktor-faktor kinerja yaitu :
1 Faktor Internal
Faktor Internal disposisional yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang, misalnya kinerja
seseorang baik disebabkan karena mempunyai kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang
mempunyai kinerja jelek disebabkan orang tersebut tidak memiliki upaya-upaya untuk memperbaiki kemampuannya.
2 Faktor Eksternal
Universitas Sumatera Utara
28
Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku,
sikap, tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi.
2.1.6 Tujuan Penilaian Kinerja
George dan Jones 2002 menyatakan “tujuan penilaian kinerja adalah untuk penyesuaian kompensasi, keputusan
penempatan dan pengembangan karir dan memberikan kesempatan kerja yang adil, sehingga karyawan dapat memperbaiki kinerjanya.
Hal ini akan berdampak pada perbaikan perencanaan dan pengembangan organisasi untuk menghadapi tantangan masa depan”.
Pentingnya tujuan penilaian unjuk kerja atau penilaian kinerja menurut Hariandja 2007 adalah:
1. Penilaian unjuk kerja memberikan kesempatan kepada
karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan perbaikan untuk meningkatkan kinerja melalui feedback yang diberikan oleh
organisasi 2.
Penyesuaian gaji, yaitu penilaian kinerja dapat dipakai sebagai informasi dalam menentukan kompensasi secara layak sehingga
dapat memotivasi pegawai. 3.
Keputusan untuk penempatan, yaitu dapat dilakukannya penempatan sesuai dengan keahliannya.
4. Pelatihan dan pengembangan, yaitu melalui penilaian akan
diketahui kelamahan-kelemahan dari pegawai sehingga dapat ditentukan program pelatihan dan pengembangan yang lebih
efektif.
Universitas Sumatera Utara
29
5. Perencanaan karir, yaitu organisasi dapat memberikan bantuan
perencanaan karir bagi pegawai dan menyelaraskannya dengan kepentingan organisasi.
6. Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dalam proses
penempatan, yaitu unjuk kerja yang tidak baik menunjukkan adanya kelemahan dalam penempatan sehingga dapat dilakukan
tindakan perbaikan. 7.
Mengidentifikasi adanya kekurangan dalam desain pekerjaan, yaitu kekurangan kinerja akan menunjukkan adanya kekurangan
dalam perancangan pekerjaan. 8.
Meningkatkan adanya perlakuan yang sama terhadap semua pegawai, yaitu dengan dilakukannya penilaian yang obyektif.
9. Membantu pegawai mengatasi masalah eksternal, yaitu dengan
penilaian unjuk kerja, atasan akan mengetahui apa yang menyebebkan terjadinya unjuk kerja yang jelek, sehingga atasn
dapat membantu mengatasinya. 10.
Umpan balik pada pelaksanaan fungsi manajemen sumber daya manusia, yaitu dengan diketahuinya unjuk kerja pegawai secara
keseluruhan dapat menjadi informasi sejauh mana fungsi sumber daya manusia berjalan baik atau buruk.
2.1.7 Manfaat Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja menurut Werther dan Davis 1996 mempunyai beberapa tujuan dan manfaat bagi organisasi dan
pegawai yang dinilai, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
30
1. Performance Improvement. Yaitu memungkinkan pegawai dan
manajer untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja.
2. Compensation adjustment. Membantu para pengambil
keputusan untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.
3. Placement decision. Menentukan promosi,dan transfer.
4. Training and development needs mengevaluasi kebutuhan
pelatihan dan pengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.
5. Carreer planning and development. Memandu untuk
menentukan jenis karir dan potensi karir yang dapat dicapai. 6.
Staffing process deficiencies. Mempengaruhi prosedur perekrutan pegawai.
7. Informational inaccuracies and job-design errors. Membantu
menjelaskan apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia terutama di bidang informasi
job-analysis, job-design, dan sistem informasi manajemen
sumber daya manusia. 8.
Equal employment opportunity. Menunjukkan bahwa penempatan posisi kerja tidak diskriminatif.
9. External challenges. Kadang-kadang kinerja pegawai
dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan, dan lain-lainnya. Biasanya faktor ini tidak
terlalu kelihatan, namun dengan melakukan penilaian kinerja,
Universitas Sumatera Utara
31
faktor-faktor ini akan kelihatan sehingga membantu departemen sumber daya manusia untuk memberikan bantuan bagi
peningkatan kinerja pegawai. 10.
Feedback. Memberikan umpan balik bagi urusan kepegawaian maupun bagi pegawai itu sendiri.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat penilaian kinerja adalah sebagai sumber informasi bagi
penentuan kebijakan strategi SDM perusahaan di masa depan, sebagai suatu alat evaluasi kinerja serta sebagai alat untuk
memetakan potensi dari pegawai perusahaan. Sedangkan Manfaat penilaian kinerja yang dikemukakan oleh
Dessler 2007, yaitu : 1.
Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan, seperti promosi, mutasi dan pemberhentian. 3.
Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan, serta menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi
program pelatihan karyawan. 4.
Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasannya menilai kinerjanya.
5. Menyediakan suatu dasar distribusi penghargaan.
2.2 SMM ISO
9001:2008 Sistem Manajemen Kualitas
Menurut Gasperz 2008:268 “Sistem manajemen mutu adalah sistem yang digunakan untuk menetapkan kebijakan pernyataan resmi
oleh manajemen puncak berkaitan dengan perhatian dan arah organisasinya di bidang mutu dan sasaran mutu segala sesuatu yang
Universitas Sumatera Utara
32
terkait dengan mutu dan dijadikan sasaran atau target pencapaian dengan menetapkan ukuran atau kriteria pencapainnya”. ISO 9001:2008
merupakan standar mutu yang sangat populer di seluruh dunia. ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem
manajemen mutu. Standar tersebut menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi yang mendasar bagi organisasi apapun yang berminat
untuk menerapkan standar ini. Berdasarkan definisi tersebut, maka sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dapat didefinisikan sebagai standar
sistem manajemen mutu yang mengelola proses pencapaian mutu Gasperz,2008. Sistem tersebut mengatur hubungan antara supplier,
lembaga, dan konsumen. Oleh karena itu, sistem manajemen mutu ISO 90001:2008 sama sekali tidak berbicara tentang mutu suatu produk, tetapi
berbicara tentang proses pencapaian suatu tingkat mutu tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa lembaga yang akan mengadopsi sistem tersebut
perlu menetapkan spesifikasipersyaratan karakteristik mutu produk dan prosesnya Syarizal,2009.
Terdapat beberapa karakteristik umum dari sistem manajemen kualitas, antara lain sebagai berikut Gaspersz, 2001, pp.10-11:
1. Sistem manajemen kualitas mencakup suatu lingkup yang luas dari
aktivitas-aktivitas dalam organisasi modern. Kualitas dapat didefinisikan melalui lima pendekatan utama, antara lain sebagai
berikut: transcendent quality yaitu suatu kondisi ideal menuju keunggulan; product based quality yaitu suatu atribut produk yang
memenuhi kualitas; user based quality yaitu kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan produk; manufacturing based quality
Universitas Sumatera Utara
33
yaitu kesesuaian terhadap persyaratan-persyaratan standar; value based quality
yaitu derajat keunggulan pada tingkat harga yang kompetitif.
2. Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses
kerja. 3.
Hal ini sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja.
4. Sistem manajemen kualitas berlandaskan pada pencegahan kesalahan
sehingga bersifat proaktif, bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reaktif. Patut diakui pula bahwa banyak sistem manajemen
kualitas tidak akan efektif sepenuhnya pada pencegahan semata, sehingga sistem manajemen kualitas juga harus berlandaskan pada
tindakan korektif terhadap masalah-masalah yang ditemukan. Dalam kaitan dengan hal ini, sistem manajemen kualitas merupakan suatu
closed loop system yang mencakup deteksi, umpan balik, dan korelasi.
Proporsi terbesar harus diarahkan pada pencegahan kesalahan sejak tahap awal.
5. Sistem manajemen kualitas mencakup elemen-elemen: tujuan
objectives, pelanggan customer, hasil-hasil outputs, proses-
proses processes, masukan-masukan inputs, pemasok suppliers, dan pengukuran untuk umpan balik dan umpan maju measurement
for feedback and feedforward.
2.2.1 Tahapan Penerapan Sistem Manajemen Kualitas Quality
Management System
Universitas Sumatera Utara
34
Terdapat beberapa tahapan dalam menerapkan suatu sistem manajemen kualitas, antara lain sebagai berikut Gasperz,
2001,: 1.
Memutuskan untuk mengadopsi suatu standar sistem manajemen mutu yang akan diterapkan.
2.
Menetapkan suatu komitmen pada tingkat pemimpin senior dari
organisasi. 3.
Menetapkan suatu kelompok kerja atau komite pengaruh yang terdiri dari manajer-manajer senior.
4. Menugaskan wakil manajemen management representative.
5. Menetapkan tujuan-tujuan kualitas dan implementasi system.
6. Meninjau ulang sistem manajemen kualitas yang sekarang.
7. Mendefinisikan struktur organisasi dan tanggung jawab.
8. Menciptakan kesadaran kualitas quality awareness pada
semua tingkat dalam organisasi. 9.
Mengembangkan peninjauan ulang dari sistem manajemen kualitas dalam manual kualitas buku panduan.
10. Menyepakati bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas dikendalikan
oleh prosedur-prosedur. 11.
Mendokumentasikan aktivitas terperinci dalam prosedur operasional atau prosedur terperinci.
12. Memperkenalkan dokumentasi.
13. Menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam system.
14. Meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen
kualitas.
Universitas Sumatera Utara
35
Organisasi standardisasi internasional atau lebih dikenal dengan The International Organization for Standardization telah
menerbitkan ISO 9001:2008 yang mendeskripsikan standar untuk sebuah QMS Quality Management System yang digunakan
sebagai landasan dan proses yang meliputi perancangan, pengembangan, dan pengiriman dari produk maupun jasa. Suatu
organisasi dapat berpartisipasi dalam pengajuan sertifikasi ISO 9001:2008 secara berkelanjutan untuk membuktikan kesesuaian
mereka dengan standar yang berlaku yang termasuk dalam syarat dalam pengembangan QMS Gasperz,2001
Pengendalian kualitas Quality Control Quality Control
Menentukan komponen-komponen mana yang rusak dan menjaga agar bahan-bahan untuk produksi mendatang
jangan sampai rusak. Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan,
mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah bahan yang rusak Reksohadiprojo, 1995.
Quality Assurance QA :
Menurut Gryna 1988 Quality Assurance QA adalah seluruh perencanaan dan kegiatan sistematis yang diperlukan untuk
memberikan suatu jaminan yang memadai bahwa suatu produk akan memenuhi suatu persyaratan tertentu. Dan agar
pelaksanaannya dapat berjalan efektif diperlukan proses kontrol pada setiap tahap produksi yang tujuannya adalah menjamin
kualitas produk melalui Quality Control QC sebagai pelaksana operasional dari QA. QA diperlukan untuk menjamin mutu
manajemen perusahaan dari pandangan owner bahwa produk yang dihasilkan dapat berfungsi secara penuh sesuai dengan yang
diinginkan dan dapat digunakan selama kurun waktu yang telah ditetapkan sehingga tercapai kepuasan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
36
Pengertian ISO 9001: 2008
Menurut Syarizal 2009, “ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu. Sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 adalah persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam
memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai”. ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan
rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang bertujuan untuk menjamin bahwa
organisasi akan memberikan produk barang dan jasa yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan
yang ditetapkan dapat berupa kebutuhan spesifik dari pelanggan, di mana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk
menjamin mutu dari produk Gasperz,2001. ISO 9001:2008 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk. ISO 9001: 2008 hanya merupakan standar sistem manajemen mutu
Mitrakonsultan, 2008. Mengenai Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008, Model sistem manajemen mutu berdasarkan proses, menggambarkan hubungan proses yang disajikan dalam klausul
empat sampai delapan. Gambaran ini menunjukkan bahwa pelanggan memainkan peran berarti dalam menetapkan
persyaratan sebagai input. Pemantauan kepuasan pelanggan menghendaki penilaian informasi yang berkaitan dengan persepsi
Universitas Sumatera Utara
37
pelanggan tentang apakah organisasi telah memenuhi persyaratan pelanggan. Penyusunan ini menggunakan metodologi yang dikenal
“Plan-Do-Check-Action” yang dapat dipakai pada semua proses. Mitrakonsultan, 2008.
2.2.2 Manfaat Penerapan SMM ISO 9001:2008 Bagi Disnakertrans Kabupaten Langkat
Berdasarkan dokumen internal SMM ISO 9001:2008 mengungkapkan manfaat penerapan SMM ISO 9001:2008 bagi
Disnakertrans Kabupaten Langkat, sebagai berikut: • Meningkatkan Kepercayaan dan kepuasan masyarakat melalui
jaminan mutu yang terorganisir dan sistematik. Proses dokumentasi dalam ISO 9001:2008 menunjukkan bahwa kebijakan, prosedur dan
instruksi yang berkaitan dengan mutu telah direncanakan dengan baik.
• Jaminan Kualitas Produk dan Proses karena telah memiliki sertifikat ISO 9001:2008 telah menjamin bahwa sistem manajemen
mutu dari Disnakertrans Kabupaten Langkat telah diakui secara internasional.
• Meningkatkan Produktivitas Disnakertrans Kabupaten Langkat, setelah memperoleh sertifikat ISO 9001:2008 diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas Disnakertrans Kabupaten Langkat, terutama dalam pelayanan kepada masyarakat.
• Meningkatkan motivasi, moral kinerja pegawai, serta memberikan perubahan positif dalam hal kultur mutu dari anggota
Universitas Sumatera Utara
38
organisasi, karena manajemen dan karyawan terdorong untuk mempertahankan sertifikasi ISO 9001:2008 yang umumnya hanya
berlaku selama tiga tahun. • Sebagai alat analisa Disnakertrans lainnya di Indonesia,
diharapkan Disnakertrans lainnya yang ada di Indonesia akan termotivasi untuk memperoleh Sertifikat ISO 9001:2008 dan dapat
menggunakan Disnakertrans Kabupaten Langkat sebagai alat analisisnya.
• Meningkatkan hubungan saling menguntungkan dengan pencari kerja dan pengguna tenaga kerja,sehingga dapat mempermudah
proses anta pencari kerja dan pengguna tenaga kerja. • Meningkatkan cost efficiency dan keamanan produk, melalui
sistem pengendalian yang konsisten serta pengurangan dan pencegahan pemborosan. Meningkatkan kesadaran mutu dalam
Disnakertrans Kabupaten Langkat. • Meningkatkan komunikasi internal, dengan adanya sertifikat ISO
9001:2008 dapat meningkatkan komunikasi internal antara pegawai di Disnakertrans Kabupaten Langkat.
• Meningkatkan image positif Disnakertrans Kabupaten Langkat, dengan adanya sertifikat ISO 9001:2008 akan merubah pandangan
masyarakat terhadap instansi pemerintah. • Sistem terdokumentasi telah dilakukan berdasarkan persyaratan
yang telah ditetapkan dalam ISO 9001:2008.
Universitas Sumatera Utara
39
• Media untuk Pelatihan dan Pendidikan secara sistematik kepada seluruh pegawai Disnakertrans Kabupaten Langkat melalui
prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefinisi secara baik.
2.2.3 Langkah-langkah Penerapan SMM ISO 9001:2008
Menurut Gaspersz 2008, langkah-langkah penerapan SMM ini hanya sebagai panduan yang dapat diterapkan secara bersamaan
atau tidak berurut, tergantung kultur dan kematangan mutu organisasi,
yaitu :
1. Memperoleh komitmen dari manajemen puncak, karena tanpa
komitmen manajemen puncak, kegiatan registrasi adalah sangat tidak mungkin.
2. Membentuk komite pengarah arus koordinator ISO. Komite ini
akan memantau proses agar sesuai dengan standar unsur-unsur dasar dalam SMM ISO 9001:2008.
3. Mempelajari persyaratan-persyaratan standar dari SMM ISO
9001:2000. 4.
Melakukan pelatihan training terhadap semua anggota organisasi. 5.
Memulai peninjauan ulang manajemen management review. 6.
Identifikasi mutu, prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang dibutuhkan yang dituangkan dalam dokumen-dokumen tertulis.
7. Implementasi SMM ISO 9001:2000.
8. Memulai audit SMM perusahaan.
9. Memilih registran.
10. Registrasi.
2.2.4 Persyaratan Standar dari SMM ISO 9001:2008
ISO 9001:2008 bukan merupakan standar produk, karena ISO 9001:2008 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas.
ISO 9001:2008 terdiri dari 8 Klausul sebagai berikut:
1. Klausul 1. Ruang lingkup
Universitas Sumatera Utara
40
Dalam klausul ini secara persyaratan-persyaratan standar telah menekankan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
2. Klausul 2. Referensi Normatif
Klausul ini hanya memuat referensi-referensi yang harus dipersiapkan oleh Disnakertrans Kabupaten Langkat yaitu:
a. Peraturan Pemerintah b. Buku-buku panduan tentang kualitas
3. Klausul 3. Istilah dan Definisi
Klausul ini menyatakan bahwa istilah dan definisi-definisi yang diberikan dalam ISO 9001:2008 menetapkan, mendokumentasikan,
melaksanakan, memelihara langkah – langkah untuk implementasi sistem manajemen kualitas ISO 9001:2008 dan kebutuhan
peningkatan terus menerus.
4. Klausul 4. Sistem Manajemen Mutu
Persyaratan umum dalam memimpin dan mengoperasikan organisasi perlu dilakukan pengelolaan yang sistematis dan dengan
cara yang tepat.
5. Klausul 5.Tanggung jawab Manajemen
Klausul ini menekankan pada komitmen manajemen puncak top management
commitment. Dalam hal fokus pelanggan manajemen puncak harus menjamin bahwa persyaratan pelanggan telah
ditetapkan dan dipenuhi dengan tujuan peningkatan kepuasan pelanggan.
6. Klausul 6. Manajemen Sumber Daya
Universitas Sumatera Utara
41
Penyediaan sumber daya suatu organisasi harus menetapkan dan memberikan sumber-sumber daya yang diperlukan secara tepat untuk
menerapkan dan mempertahankan sistem manajemen kualitas ISO 9001:2008 serta meningkatkan efektivitasnya terus menerus dan
meningkatkan kepuasan pelanggan.
7. Klausul 7. Realisasi produk
Dalam hal perencanaan realisasi produk organisasi harus menjamin bahwa proses realisasi produk berada di bawah
pengendalian, agar memenuhi persyaratan produk.
8. Klausul 8. Pengukuran analisis dan peningkatan.
Persyaratan umum dalam Klausul 8 tentang pengukuran analisis dan peningkatan, dimana organisasi harus menetapkan rencana-
rencana dan menererapkan proses pengukuran,pemantauan,analisis dan peningkatan yang diperlukan agar menjamin kesesuaian dari produk.
2.2.5 Audit Mutu dan Dokumentasi Mutu
Audit mutu Ariani, 2002 adalah evaluasi secara sistematik dan independen yang dilaksanakan untuk menentukan hal berikut :
1. Apakah kegiatan mutu yang berhubungan dengan hasil
produksi telah sesuai dengan dokumentasi sistem mutu ? 2.
Apakah prosedur dalam dokumentasi sistem mutu diterapkan secara efektif dan tepat untuk mencapai sasaran yang
diinginkan ?
Universitas Sumatera Utara
42
Dokumentasi dalam sistem manajemen mutu Disnakertrans Kabupaten Langkat mencakup :
a. Pernyataan terdokumentasi dari kebijakan mutu dan sasaran
mutu, b.
Manual mutu, c.
Prosedur terdokumentasi yang diisyaratkan oleh Standar ISO 9001:2008,
d. Dokumen yang diperlukan oleh Disnakertrans kabupaten
Langkat untuk memastikan perencanaan, operasi dan kendali proses secara efektif, dan
e. Rekaman yang disyaratkan oleh Standar ISO 9001:2008.
2.2.6 Manual Mutu
Disnakertrans Kabupaten Langkat menetapkan dan memelihara sebuah manual mutu yang didalamnya mencakup :
A. Lingkup sistem manajemen mutu, termasuk rincian
pengecualian dari dan alasan pengecualian apapun B.
Prosedur yang terdokumentasi yang ditetapkan untuk sistem manajemen mutu, atau mengacu pada prosedur tersebut, dan
C. Urutan dari interaksi antara proses-proses sistem manajemen
mutu.
2.2.7 Pengendalian Dokumen
Disnakertrans kabupaten Langkat melakukan pengendalian dokumen sesuai dengan yang disyaratkan oleh sistem manajemen
Universitas Sumatera Utara
43
mutu ISO 9001:2008. Rekaman adalah jenis khusus dari dokumen dan harus dikendalikan menurut persyaratan dalam ISO 9001:2008.
Harus dibuat suatu prosedur terdokumentasi untuk menetapkan
pengendalian untuk:
a. Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan,
b. Meninjau dan memutakhirkan seperlunya serta untuk
menyetujui ulang dokumen, c.
Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terkini dari dokumen ditunjukkan,
d. Memastikan bahwa versi relevan dari dokumen yang berlaku
tersedia di tempat pemakaian, e.
Memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah dikenali, f.
Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar dikenali dan distribusinya dikendalikan, dan
g. Mencegah pemakaian dokumen kadaluarsa yang tak disengaja
dan menerakan identifikasi sesuai dengan dokumen tersebut, apabila disimpan untuk maksud tertentu.
2.2.8 Pengendalian Rekaman
Disnakertrans Kabupaten Langkat melakukan pengendalian rekaman pada rekaman yang diperlukan. Rekaman harus ditetapkan
dan dipelihara untuk memberikan bukti kesesuaian dengan persyaratan dan beroperasinya secara efektif sistem manajemen
mutu. Rekaman harus tetap mudah dapat dibaca, siap ditunjukkan, dan diambil. Prosedur terdokumentasi dibuat untuk menetapkan
Universitas Sumatera Utara
44
kendali yang diperlukan untuk identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, masa simpan, dan pembuangan
rekaman.
Unsur-Unsur ISO 9001:2008 Yang Berkaitan Dengan Kinerja Pegawai
2.2.9 Karakteristik Individu
Bagi individu organisasi adalah wadah untuk mencapai tujuan-tujuan yang tidak dapat direalisasikan secara individual,
baik tujuan pribadi maupun tujuan organisasi. Individu dengan karakter yang tersendiri dan organisasi juga memiliki karakter
tertentu yang saling menyesuaikan. Latar belakang individu dapat menjadikan ciri-ciri tertentu pada setiap individu Moekijat, 1996:
103. Pada SMM ISO 9001:2008 khususnya klausul 6 enam
tentang manajemen sumber daya manusia dari manajemen sumber daya terdiri dari: keahlian, pendidikan, pengalaman kerja.
Menurut Thoha 1999: 30, “individu membawa ke dalam tatanan organisasi, kemampuan, kepercayaan, pribadi, penghargaan,
kebutuhan dan pengalamannya”. Sementara itu Agus 2001: 133 mengemukakan “beberapa ciri-ciri pribadi yang meliputi jenis
kelamin, status perkawinan, usia, pendidikan, pendapatan keluarga dan masa jabatan ke dalam organisasi”.
2.2.10 Karakteristik Organisasi
Agus 2001: 136 mengemukakan bahwa “organisasi adalah sejumlah orang yang melakukan tugas dan pekerjaan untuk
Universitas Sumatera Utara
45
masing-masing orang atau kelompok secara rasional, nonpribadi untuk mencapai tujuan tertentu”. Selanjutnya karakteristik
organisasi merupakan kondisi internal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi perlu adalahnya kejelasan karir agar pegawai
lebih mudah merencanakan dan melalui jalur-jalur karirnya. Karakteristik organisasi yang dimaksud adalah; struktur organisasi
yang mempunyai unsur; pembagian pekerjaan, departementalisasi, hirarkhi, dan koordinasi dan budaya organisasi yang mempunyai
unsur artifact, nilai yang mendukung asumsi dasar. Yang dimaksud dengan karakteristik organisasi di sini
adalah sejauh yang dipersepsikan individu tersebut. Jika terjadi kesesuaian, individu atau pekerja akan menjadi anggota organisasi
Hariyanto, 2001: 270. Sedangkan Simamora 2001:507 mengatakan bahwa sumber daya, iklim, tujuan dan struktur
organisasi mempengaruhi manajemen karir yang akhirnya berdampak pada pengembangan karir. Pengembangan karir sendiri
merupakan suatu cara bagi sebuah organisasi untuk mendukung atau meningkatkan produktivitas para karyawan, sekaligus
mempersiapkan karyawan untuk dunia yang selalu berubah Sunarto, 2003: 246.
2.3 Penelitian Terdahulu
Kajian tentang ISO 9001 dan kinerja pegawai telah banyak dilakukan sebelumnya oleh berbagai kalangan, khususnya para akademisi.
Sebagai ilustrasi :
Universitas Sumatera Utara
46
Dharma 2007 meneliti tentang Analisis Pengaruh Penerapan ISO 9001:2000 terhadap Peningkatan kinerja karyawan pada PT. Asuransi Jasa
Raharja, dengan penekanan kepada Pengaruh Karakteristik Sumber Daya dan Karakteristik Organisasi terhadap Peningkatan Kinerja, menyimpulkan
bahwa Secara simultan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap kinerja karyawan PT.
Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 95 dan Secara parsial variabel-variabel sistem manajemen mutu ISO
9001:2000 yang mempengaruhi kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Yuniar 2011 meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Peningkatan Kinerja Pegawai dengan Adanya Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di SAMSAT Kabupaten Tangerang
menyatakan bahwa Penerapan SMM ISO 9001:2008 berpengaruh nyata dan positif terhadap peningkatan kinerja pegawai DPKAD Provinsi Banten
UPTD Serpong pada SAMSAT Kabupaten Tangerang, sehingga dapat dibuktikan bahwa setiap kebijakan yang dilakukan instansi telah sesuai
dengan SMM ISO 9001:2008 dan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai. Hal ini dapat dilihat pada standar waktu
pelayanan yang diberikan oleh SAMSAT kepada Wajib Pajak. Pamungkas 2010 yang meneliti tentang Pengaruh Penerapan ISO
9001:2008 Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Daerah Pemerintahan Kota Malang menyatakan bahwa Secara parsial variabel-variabel sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 berpengaruh positif dan signifikan
Universitas Sumatera Utara
47
terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Malang. Secara simultan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Malang. Hal ini berarti setiap kebijakan yang ditentukan
organisasi telah sesuai dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan akan memberikan pengaruh terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah
Pemerintah Kota Malang.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama
Peneliti Tahun
Judul Variabel Hasil
Penelitian
1 Dharma 2007
Analisis Pengaruh
Penerapan ISO 9001:2000 terhadap
Peningkatan kinerja karyawan pada
PT.Asuransi Jasa Raharja
Variabel bebas : keahlian
X1, pendidikan X2,
pengalaman kerja X3,
sumber daya organisasi
X4,iklim organisasi X5,
dan struktur organisasi X6.
Variabel terikat : Kinerja
Karyawan Secara simultan
dan parsial sistem manajemen mutu
ISO 9001:2000 berpengaruh
positif dan sangat signifikan
terhadap kinerja karyawan PT.
Asuransi Jasa Raharja Cabang
Sumatera Utara pada tingkat
kepercayaan 95.
2 Yuniar 2011
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Peningkatan Kinerja Pegawai dengan
Adanya Penerapan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008 di
SAMSAT Kabupaten
Tangerang Variabel bebas :
keahlian X1, pendidikan
X2, pengalaman
kerja X3, sumber daya
organisasi X4,iklim
organisasi X5, dan struktur
Penerapan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2008 di SAMSAT
Kabupaten Tangerang
menyatakan bahwa Penerapan
SMM ISO 9001:2008
berpengaruh nyata dan positif
Universitas Sumatera Utara
48
organisasi X6. Variabel terikat :
Kinerja Karyawan
terhadap peningkatan
kinerja pegawai DPKAD Provinsi
Banten UPTD Serpong pada
SAMSAT Kabupaten
Tangerang
3 Pamungkas 2010
Pengaruh Penerapan ISO 9001:2008
Terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat
Daerah Pemerintahan Kota
Malang Variabel bebas:
X1 = Sumber Daya
Manusia,X2 = Infrastruktur atau
prasarana,X3 = Lingkungan
kerja
Variabel terikat : Kinerja
Karyawan Secara parsial dan
simultan variabel- variabel sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
pegawai Sekretariat
Daerah Pemerintah Kota
Malang
2.4 Kerangka Konseptual