Penghargaan dan Perlindungan serta Prestasi Kerja

penghargaan. Di sisi lain, penghargaan juga diberikan dalam bentuk sertifikat semacam Satyalencana, Bintang Maha Putera dan sejenisnya. Sekarang ini umumnya penghargaan juga diberikan dalam bentuk penghargaan finansiil seperti: pemberian hadiah tabungan, hadiah beasiswa dan sejenisnya. Ringkasnya semakin jelas penghargaan yang diberikan kepada karyawan akan semakin besar dampaknya terhadap motivasi dan kinerja karyawan tersebut. Semua pakar psikologi motivasi, menampilkan betapa penting peran penghargaan bagi tumbuhkembangnya motivasi kerja karyawan. Berikut ini disajikan diagram Mainspring Of Motivation yang menampilkan urgensi pemberian penghargaan untuk memotivasi kinerja karyawan:

B. Penghargaan dan Perlindungan serta Prestasi Kerja

Perlindungan dan rasa aman psikologis menjadi syarat agar pengawas merasa aman dan nyaman dalam bekerja. Rasa aman dalam bekerja berpengaruh pada daya konsentrasi kerja, kesungguhan dan totalitas kerja. Hal ini sangat penting karena konsentrasi menjadi basis kecermatan, ketepatan dan efesiensi serta efektivitas kerja. Konsentrasi dan totalitas kerja akan menjadi elemen penting dalam melaksanakan tugas. Tanpa adanya jaminan perlindungan kerja yang komprehensif pengawas satuan pendidikan akan bekerja dengan penuh keraguan, kurang totalitas kerja. Dalam kondisi semacam itu, pengawas © DEPDIKNAS 2006 97 satuan pendidikan akan sulit mengambil keputusan yang tepat terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas profesional. Perlindungan kerja pengawas adalah suatu bentuk atau cara menciptakan situasi kerja yang aman dan nyaman. Perlindungan itu dapat diberikan dalam bentuk perlindungan hukum yang dilandasi oleh aturan perundang-undangan yang secara terprogram disusun dengan maksud untuk bisa memberikan jaminan kepastian hukum setiap individu pengawas untuk bisa melakukan berbagai tugas dan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Adanya jaminan kepastian hukum yang dapat memberikan perlindungan hukum bagi setiap pengawas satuan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya akan menumbuhkan iklim kerja yang sehat sehingga mampu meningkatkan produktivitas kinerja dan hasil kerjanya. Rollomay 1989 menyatakan bahwa ada dua hal yang harus dikembangkan untuk mendorong tumbuhkembangnya kreativitas dan produktivitas kerja. Pertama, rasa aman psikologis psychological safety. Kedua, kebebasan psikologis psychological freedom. Rasa aman psikologis psychological safety dapat dibangun jika setiap pengawas satuan pendidikan memiliki jaminan kepastian hukum atas dasar undang-undang atau peraturan pemerintah yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan tugas profesionalnya. Selama mereka menjalankan tugas dalam koridor tupoksi yang menjadi kewenangan sesuai dengan aturan hukum dan tata cara kerja birokrasi yang disepakati maka pengawas satuan pendidikan akan merasa aman secara psikologis. Adapun yang dimaksud dengan kebebasan psikologis adalah suasana hati yang merasa tanpa beban, tidak tertekan, tidak terintimidasi oleh lingkungan kerja, ataupun orang lain. Kebebasan psikologis ini dapat diwujudkan jika dalam bekerja setiap tenaga pengawas satuan pendidikan punya pedoman atau rujukan aturan hukum perundang-undangan yang jelas dan rinci. Dengan demikian kebebasan psikologis bukan berarti kebebasan yang tanpa batas © DEPDIKNAS 2006 98 melainkan justru kebebasan yang terbatas pada koridor hukum dan perundang-undangan yang menjadi acuan. Kebebasan dan rasa aman psikologis ini menjadi modal utama dalam meningkatkan kreativitas, inovasi dan produktivitas kerja pengawas satuan pendidikan. Dengan rasa aman dan kebebasan psikologis itu memungkinkan setiap pengawas satuan pendidikan dapat bekerja dengan penuh dedikasi, tidak cemas, tidak diliputi rasa takut, dan was-wqas sehingga mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara efektif dan efisien. Dampak lain dari rasa aman dan kebebasan psikologis adalah berkembangnya budaya kerja yang sehat, disiplin dan produktif. Bekerja dengan rasa aman dan bebas dapat menumbuhkan berbagai ide kreatif dan inovasi produk dalam memberikan layanan pada stakeholder pendidikan. Hal inilah yang menjadikan perlunya implementasi kebijakan Harlindung bagi pengawas satuan pendidikan untuk dilakukan secara optimal.

C. Tujuan Penghargaan