Kebutuhan Diklat PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BAB VIII PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

A. Kebutuhan Diklat

Gambaran obyektif di lapangan menunjukkan bahwa kualifikasi dan kompetensi tenaga pengawas masih perlu ada peningkatan disebabkan adanya tuntutan peningkatan mutu pendidikan dan belum adanya pembinaan tenaga pengawas yang terpola dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya. Pentingnya pendidikan profesi pengawas agar memiliki kompetensi pengawas yang profesional hanya bisa dilakukan pada calon-calon pengawas di masa mendatang. Namun bagi pengawas yang telah ada dalam pengertian telah menjadi pengawas, pendidikan profesi pengawas akan menjadi beban tersendiri apalagi bagi pengawas yang telah berusia 50 tahun. Sungguhpun demikian kompetensi pengawas yang telah ada perlu ditingkatkan seiring dengan pembinaan karir mereka sebagai pengawas profesional. Adanya sertifikasi pengawas seperti halnya bagi tenaga pendidik dalam kaitannya dengan tunjangan profesinya dan uji kompetensi bagi pengawas tidak bisa dihindarkan lagi. Hanya pengawas yang memiliki standar kompetensi yang patut diberikan sertifikat sehingga jabatan pengawas bisa melekat pada dirinya. Oleh sebab itu upaya meningkatkan kemampuan profesional pengawas yang telah ada melalui uji kompetensi agar mereka bisa memenuhi standar yang ditentukan mutlak diperlukan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melalui pendidikan dan pelatihan atau Diklat Pengawas. Diklat pengawas pada hakekatnya berlaku bagi calon pengawas maupun bagi yang telah menjadi pengawas walaupun telah melalui pendidikan profesi pengawas di LPTK. Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu kebutuhan bagi tenaga pengawas bukan sekedar untuk mencapai kompetensi profesional semata melainkan karena adanya tuntutan dan kebutuhan pengawas dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya secara berkelanjutan. Adanya perubahan kebijakan pendidikan, perkembangan iptek serta berbagai inovasi © DEPDIKNAS 2006 78 pendidikan yang terjadi dan akan terjadi di masa mendatang, pendidikan dan pelatihan merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Adanya jenjang jabatan pengawas yang berlaku saat ini yakni jabatan pengawas pratama, pengawas muda, pengawas madya dan pengawas utama tidak hanya dilihat dari golongan dan kepangkatan sesuai dengan aturan yang ada tetapi juga harus mengimplikasikan kemampuan profesionalnya. Kemampuan profesional tersebut salah satu diantaranya dibekali dengan pendidikan dan pelatihan yang terpola dan berjenjang. Hal ini menunjukkan perlu adanya jenjang atau tingkat Diklat untuk pengawas. Jika ini bisa dilaksanakan maka pembinaan dan pengembangan karir pengawas sesuai dengan jabatannya serta peningkatan kompetensi profesional pengawas akan berjalan sebagaimana harusnya. Pendidikan dan pelatihan Diklat yang diberikan kepada pengawas dan calon pengawas satuan pendidikansekolah dibagi menjadi empat jenjang secara gradual. Keempat jenjang tersebut adalah: 1 Diklat Jenjang Dasar, 2 Diklat Jenjang Lanjut, 3 Diklat Jenjang Menengah dan 4 Diklat Jenjang Tinggi. Diklat Jenjang Tinggi diberikan kepada pengawas yang telah mengikuti Diklat Jenjang Menengah. Diklat Jenjang menengah diberikan kepada pengawas yang telah mengikuti Diklat Jenjang Lanjut. Diklat Jenjang lanjut diberikan kepada pengawas yang telah mengikuti Diklat Jenjang Dasar. Semua jenjang Diklat dilaksanakan selama satu minggu dengan tagihan waktu 60-70 jam. Satu jam dihitung 45 menit. Materi Diklat untuk semua jenjang terdiri tiga kategori yakni: materi umum sekitar 10, materi intipokok sekitar 75, dan materi penunjang sekitar 15.

B. Tujuan dan Hasil Diklat