Perlindungan PENGHARGAAAN DAN PERLINDUNGAN

d. Indeks kinerja pengawas satuan pendidikan sebesar 4 atau 5. dari skala indeks kinerja 0 sampai dengan 5.

2. Pengawas satuan pendidikan berdedikasi diberi penghargaan, bila mampu membuktikan:

a. melaksanakan tugas di daerah terpencil sekurang-kurangnya selama 5 lima tahun berturut-turut, atau selama 8 delapan tahun terputus- putus, dengan melampirkan bukti-bukti otentik dan hasil kinerjanya; atau b. melaksanakan tugas di daerah terpencil atau daerah rawan bencana, atau daerah rawan konflik, atau daerah perbatasan sekurang- kurangnya 3 tiga tahun secara berturut-turut, atau bertugas selama 8 delapan tahun secara tidak berturut-turut, dengan melampirkan bukti- bukti otentik dan hasil kinerjanya.

I. Mekanisme Penghargaan

Penghargaan bagi pengawas satuan pendidikan yang berprestasi terbaik pada setiap tahun, aras nasional diberikan oleh Presiden, dan pada aras propinsi diberikan oleh Gubernur, pada aras kabupatenkota diberikan oleh BupatiWalikota pada waktu Hari Pendidikan, Hari Kemerdekaan atau Hari Jadi Propinsi kabupatenkota. Mekanisme lebih lanjut tentang proses pemberian penghargaan sebagai pengawas berprestasi mengikuti aturan dan ketentuan yang dirumuskan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan tahun 2006.

J. Perlindungan

Pengawas satuan pendidikan sebagai tenaga profesional yang berhimpun dalam organisasi profesi APSI berhak mendapat perlindungan hukum dalam rangka memberikan penjaminan mutu layanan tugasnya kepada stakeholder, masyarakat dan pemerintah, sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Oleh sebab itu, pemerintah berkerja sama dengan organisasi profesi pengawas APSI berkewajiban memberikan pembinaan, pengawasan termasuk sanksi © DEPDIKNAS 2006 105 jika diperlukan dan pengendalian mutu layananpelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya. Bagi pengawas yang terlibat masalah hukum, diberikan pendampingan hukumadvokasi oleh LKBH Tendik. Perlindungan profesi pengawas satuan pendidikan dilakukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. © DEPDIKNAS 2006 106

BAB X PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN

A. Pemberhentian

Jabatan pengawas adalah jabatan profesional, sehingga perlu diadakan penilaian, pembinaan dan pengembangan secara berkelanjutan. Dengan demikian tidak tertutup kemungkinan adanya pengawas yang tidak memenuhi persyaratan profesional. Bagi pengawas yang tidak memenuhi persyaratan tersebut, tidak layak untuk dipertahankan selamanya dalam jabatan pengawas. Dengan kata lain tidak tertutup kemungkinan untuk diberhentikan dari jabatannya sebagai pengawas. Pemberhentian pengawas satuan pendidikan dalam masa tugasnya dilakukan apabila yang bersangkutan: 1. melanggar kode etik pengawas, dan telah mendapatkan keputusan tetap dari Dewan Kehormatan Organisasi Profesi Pengawas, 2. tidak memenuhi persyaratan kelayakan sebagai pengawas profesional walaupun telah diberikan pembinaan, pelatihan, pendampingan secara ber- kelanjutan, 3. mengundurkan diri karena alasan kesehatan atau alasan lainnya yang sah dan dapat dipertanggung jawabkan, 4. pindah atau alih jabatan pada profesi lain baik promosi maupun mutasi berdasarkan ketentuan yang berlaku, 5. cacat fisik dan atau mental sehingga tidak dapat melaksanakan tugas profesinya, 6. meninggal dunia, 7. terlibat tindakan melawan hukum yang diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan pegawai negeri sipil secara simultan. Ketentuan di atas pada hakekatnya sejalan dengan pemberhentian pengawas sebagai pegawai negeri sipil sebagaimana diatur dalam PP Nomor 32 Tahun 1979. Pemberhentian dapat dibedakan atas: © DEPDIKNAS 2006 107