Sumber Daya Pembinaan PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR

pangkat IVa dan IVb. Namun demikian tidak berarti pengawas dangan jabatanpangkat lainnya dikesampingkan. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan profesi pengawas peranan Korwas dan Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia APSI sangat diperlukan. Untuk itu pemerintah pusat dan daerah perlu memfasilitasi Korwas dan APSI baik dalam hal danaanggaran maupun daya dukung lainnya. Tidak berlebihan apabila kepada Koordinator Pengawas diberikan tunjangan khusus selain anggaran rutin untuk melakukan pembinaan dan pengembangan karir pengawas. Adanya blockgrant atau bantuan lainnya untuk pengawas sebaiknya disalurkan melalui Koordinator Pengawas Korwas dan APSI secara langsung sehingga pembinaan dan pengembangan profesi pengawas bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan.

F. Sumber Daya Pembinaan

Pembinaan dan pengembangan profesi dan karir pengawas menjadi tanggungjawab Direktorat Tenaga Kependidikan dan Kepala Dinas Pendidikan KabupatenKota dan atau Propinsi. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir tersebut Kepala Dinas Pendidikan bisa bekerjasama dengan Asosiasi Pengawas APSI, LPMP, Akademisi dari Perguruan Tinggi Kependidikan serta memberdayakan fungsi dan peran dari Koordinator Pengawas yang ada di setiap KabupatenKota. Untuk itu, Dinas Pendidikan KabupatenKota setiap tahun anggaran harus menyusun dan mengajukan anggaran pembinaan dan pengembangan pengawas kepada 1 Depdiknas dalam hal ini Direktorat Tenaga Kependidikan dan atau 2 Pemerintah daerah setempat. Mekanisme pengajuan anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mata anggaran untuk pembinaan dan pengembangan karir pengawas sekurang-kurangnya terdiri atas beberapa kegiatan antara lain kegiatan : © DEPDIKNAS 2006 75 1. Monitoring dan evaluasi kinerja pengawas satuan pendidikansekolah untuk setiap bidang pengawasan. 2. Forum kegiatan ilmiah untuk pengembangan kompetensi pengawas satuan pendidikansekolah yang dilaksanakan oleh Korwas dan atau APSI setempat. 3. Penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan oleh para pengawas sekolah yang menunjang tugas pokok profesinya kepengawasan. 4. Keterlibatan dalam kegiatan ilmiah yang dilaksanakan oleh lembaga lain seperti oleh perguruan tinggi, Departemen Pendidikan dan lembaga lain yang relevan. 5. Studi lanjutpelatihanpendampingan dan studi banding dalam rangka meningkatkan kinerja pengawas sekolah. 6. Penyusunan laporan kegiatan kepengawasan serta tindak lanjut hasil-hasil pengawasan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah binaannya. Anggaran pembinaan dan pengembangan profesi dan karir pengawas baik dari Dinas Pendidikan maupun dari Direktorat Tenaga Kependidikan sebaiknya disalurkan melalui Koordinator Pengawas. Untuk itu setiap Korwas harus mengajukan proposal kegiatannya kepada Kepala Dinas Pendidikan dan kepada Direktorat Tenaga Kependidikan yang diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan. Proposal kegiatan Korwas berisi: 1 Pendahuluan yang bersisi uraian tentang pentingnya kegiatan untuk meningkatkan kemampuan profesional pengawas satuan pendidikan, 2 Tujuan dan manfaat kegiatan, 3 Hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut, 4 Materi yang dibahas dalam kegiatan, 5 Proses pelaksanaan kegiatan, 7 Jadwal waktu kegiatan, 8 Peserta yang terlibat dan nara sumber, 9 Anggaran biaya dan fasilitas yang diperlukan, 10 Tindak lanjut kegiatan. Setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pembinaan karir dan profesi pengawas satuan pendidikan harus dilaporkan baik prosesnya maupun hasil- hasilnya termasuk laporan pertanggungjawaban keuangan. Laporan © DEPDIKNAS 2006 76 disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Direktur Tenaga Kependidikan Depdiknas jika pendanaannya bersumber dari Direktorat Tenaga Kependidikan. Direktorat Tenaga Kependidikan dan Kepala Dinas Pendidikan melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan pembinaan dan pengembangan pengawas yang dilaksanakan baik oleh Korwas maupun oleh APSI setempat. © DEPDIKNAS 2006 77

BAB VIII PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

A. Kebutuhan Diklat

Gambaran obyektif di lapangan menunjukkan bahwa kualifikasi dan kompetensi tenaga pengawas masih perlu ada peningkatan disebabkan adanya tuntutan peningkatan mutu pendidikan dan belum adanya pembinaan tenaga pengawas yang terpola dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya. Pentingnya pendidikan profesi pengawas agar memiliki kompetensi pengawas yang profesional hanya bisa dilakukan pada calon-calon pengawas di masa mendatang. Namun bagi pengawas yang telah ada dalam pengertian telah menjadi pengawas, pendidikan profesi pengawas akan menjadi beban tersendiri apalagi bagi pengawas yang telah berusia 50 tahun. Sungguhpun demikian kompetensi pengawas yang telah ada perlu ditingkatkan seiring dengan pembinaan karir mereka sebagai pengawas profesional. Adanya sertifikasi pengawas seperti halnya bagi tenaga pendidik dalam kaitannya dengan tunjangan profesinya dan uji kompetensi bagi pengawas tidak bisa dihindarkan lagi. Hanya pengawas yang memiliki standar kompetensi yang patut diberikan sertifikat sehingga jabatan pengawas bisa melekat pada dirinya. Oleh sebab itu upaya meningkatkan kemampuan profesional pengawas yang telah ada melalui uji kompetensi agar mereka bisa memenuhi standar yang ditentukan mutlak diperlukan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melalui pendidikan dan pelatihan atau Diklat Pengawas. Diklat pengawas pada hakekatnya berlaku bagi calon pengawas maupun bagi yang telah menjadi pengawas walaupun telah melalui pendidikan profesi pengawas di LPTK. Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu kebutuhan bagi tenaga pengawas bukan sekedar untuk mencapai kompetensi profesional semata melainkan karena adanya tuntutan dan kebutuhan pengawas dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya secara berkelanjutan. Adanya perubahan kebijakan pendidikan, perkembangan iptek serta berbagai inovasi © DEPDIKNAS 2006 78