38 konseling sehingga subjek tidak menjalani proses konseling dengan
terpaksa.
4. Pendekatan dalam Bimbingan Konseling Keluarga
Pendekatan dalam konseling keluarga dapat dibagi menjadi enam kelompok pendekatan sebagai berikut Nurihsan, 2009: 102:
a. Psikodinamik Sebagian besar pandangan psikodinamik berdasar pada model
psikoanalisis yang memebrikan perhatian terhadap latar belakang dan pengalaman setiap anggota keluarga sebanyak pada unit keluarga
tersebut. Pada pendekatan ini, konselor akan cenderung lebih menaruh perhatian pada masa lalu yang melekat dalam individu-individu.
b. EksistensialHumanistik Teori EksistensialHumanistik pada dasarnya tidak menekankan
pada aspek latar belakang sejarah. Pendekatan tersebut lebih menekankan pada tindakan daripada wawasan dan interpretasi. Selain itu, pendekatan
tersebut juga memungkinkan terjadinya interaksi antara konselor dengan keluarga dalam meningkatkan perkembangan individu-individu dalam
keluarga. c. Bowenian
Pendekatan Bowenian diperkenalkan oleh Murray Bowen yang banyak
dinilai menjadi
jembatan antara
pandangan-pandangan psikodinamik dengan pandangan yang lebih menekankan pada sistem.
Dalam hal ini, Bowen mengkonseptualisasikan keluarga sebagai suatu
39 sistem hubungan emosional dan menggunakan landasan konsep
diferensial diri. d. Struktural
Pendekatan struktural adalah pendekatan yang dilandasi sistem. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka kegiatan bimbingan konseling
keluarga akan lebih fokus pada kegiatan yang terorganisasi dari unit keluarga, serta cara-cara keluarga mengatur dirinya sendiri melalui pola
transaksional. Secara khusus, sistem keluarga, batas-batas, blok-blok, dan koalisi-koalisi ditelaah dalam upaya memahami struktur keluarga. Tidak
berfungsinya struktur tersebut menunjukkan bahwa aturan-aturan tidak tampak yang membangun keluarga tidak berjalan dengan baik.
e. Behavioral Pendekatan behavioral menekankan pada aspek lingkungan,
situasional, dan faktor-faktor sosial dari perilaku. Konselor yang berorientasi behavioral berupaya untuk meningkatkan interkasi yang
positif di antara anggota-anggota keluarga, mengubah kondisi-kondisi yang menghambat interaksi, dan melatih individu dalam keluarga untuk
untuk memelihara perubahan perilaku positif yang diperlukan.
5. Bimbingan Konseling Individu
Bimbingan konseling keluarga tidak dapat dilepaskan dengan bimbingan konseling pribadi sebagai bagian atau anggota dari suatu
keluarga. Konseling pribadi dalam hal ini berkaitan dengan konseling keluarga yang telah diuraikan sebab masalah-masalah individu dalma
40 keluarga akan berinteraksi dengan keluarga dan sebaliknya keluarga juga
dapat mempengaruhi masalah-maslaah individu dalam keluarga tersebut Geldard dan Geldard, 2011: 188.
Konflik dalam suatu keluarga sering muncul sebagai akibat dari adanya kebutuhan-kebutuhan pribadi para anggita keluargayang tidak
teroenuhi secara memuaskan Geldard dan Geldard, 2011: 189. Hal demikian pada akhirnya dapat membuat individu yang bersangkutan
kemudian mengalami gangguan emosional sehingga cenderung bertindak di luar ketentuan keluarga ataupun bertentangan dengan kehendak anggota
keluarga lain. Oleh sebab itu dalam hal ini dapat dilihat bahwa konseling keluarga dan konseling individu memiliki satu hubungan yang salung
berkaitan. Konseling individual dapat bermanfaat untuk menangani masalah-
masalah pribadi anggota keluarga, perilaku pribadi anggota keluarga yang tidak sejalan dengan perilaku keluarga secara keseluruhan, serta masalah
terkait relasi pribadi dengan pribadi lainnya dalam keluarga Geldard dan Geldard, 2011: 190. Permasalahan tersebut tidak hanya permasalahan akhir
yang terlihat ketika proses konseling berlangsung, tetapi lebih dari itu juga mencakup permasalahan secara historis yang pernah dialami subjek dalam
keluarga. Oleh sebab itu, dalam hal ini permasalahan yang pernah terjadi pada masa anak-anak, remaja, dan dewasa sepanjang memiliki keterkaitan
dengan timbulnya permasalahan individu dalam keluarga harus menjadi bagian perhatian konselor.
41
6. Konseling Relasi Orang Tua
Orang tua dalam keluarga yang dimaksud merupakan pasangan suami dan istri. Konseling relasi orang tua dalam keluarga meliputi Geldard
dan Geldard, 2011: 355: a. Konseling untuk Menangani Permasalahan dengan Pasangan
Permasalahan dengan pasangan yang dimaksud bukanlah meruipakan permasalahan yang terjadi tanpa pengaruh kondisi ekternal
dari keluarga. Beberapa faktor eksternal yang dapat mempengaruhi permasalahan antara suami dan istri di antaranya adalah Geldard dan
Geldard, 2011: 357-359: 1 Pengaruh dari keluarga asal tiap pasangan di mana setiap keluarga
memiliki keunikannya sendiri dan cara berfungsinya sendiri yang berlainan satu sama lain. Hal demikian akan diturunkan pada masing-
masing individu sehingga tidak jarang menyebabkan suami atau istri memiliki perbedaan ide dan cara pandang dalam memfungsikan
keluarga. 2 Tahap perkembangan relasi yang terjadi secara dinamis, meliputi
perkembangan awal relasi, menikah, kelahiran anak, anak mulai sekolah, anak beranjak remaja, anak telah dewasa dan menikah,
hadirnya cucu, dan seterusnya. Tahap tersebut masing-masing akan memuat perubahan yang diikuti dengan adanya tantangan baru bagi
setiap keluarga sehingga sangat berpotensi menjadi penyebab permasalahan.