Fungsi Bimbingan Konseling Konsep Dasar Bimbingan Konseling 1. Pengertian Bimbingan Konseling

35

3. Bimbingan Konseling Keluarga

Keluarga merupakan sistem sosial yang alamiah, berfungsi membentuk aturan-aturan, komunikasi, dan negosiasi di antara para anggotanya. Ketiga aspek tersebut akan memiliki sejumlah implikasi terhadap perkembangan dan keberadaan anggota keluarga. Hal demikian kemudian membuat strategi konseling keluarga mengalami dinamika seiring pergeseran pemenuhan kebutuhan keluarga Nurihsan, 2009: 99. Bimbingan keluarga dapat diartikan sebagai upaya pemberian bantuan kepada para individu dalam keluarga agar masing-masing individu dalam keluarga mampu menciptakan keluarga yang utuh, memberdayakan diri sendiri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta dapat berperan sesuai kedudukannya dalam keluarga. Selain itu, bimbingan keluarga juga dapat dilihat sebagai suatu bentuk upaya untuk membantu masing-masing individu dalam keluarga dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya masing-masing sebagai anggota keluarga Nurihsan, 2009: 17. Konseling keluarga pada pokoknya lebih banyak menekankan pada penanganan masalah-masalah secara kontekstual daripada secara terpisah antara individu-individu dalam keluarga Nurihsan, 2009: 102. Hal demikian dikarenakan keluarga dalam hal ini dibentuk oleh beberapa individu sehingga pemecahan masalah akan lebih optimal apabila dilakukan secara terintegrasi. 36 Sebelum memulai konseling keluarga, konselor dapat terlebih dahulu melakukan kontak awal dengan keluarga dengan tujuan membangun komunikasi terkait proses konseling dan pengumpulan informasi mengenai keluarga subjek yang diperlukan Gerldard dan Geldard, 2011: 115. Informasi tersebut akan bermanfaat bagi konselor untuk memahami permasalahan uang dihadapi keluarga serta lebih memudahkan konselor membangun komunikasi dengan subjek. Setelah itu, konselor dapat membantu subjek dalam keluarga untuk saling berbagi persepsi atas hal-hal atau permasalahan yang terjadi dalam keluarga Gerldard dan Geldard, 2011: 157. Sementara itu, ketika konseling telah berlangsung, dalam hal ini konselor memiliki beberapa peran sebagai berikut Gerldard dan Geldard, 2011: 136: a. Menciptakan dan memelihara suasana konseling yang aman. Suasana konseling yang aman dalam hal ini berkaitan dengan keamanan fisik, emosional, dan psikologis para subjek yang harus dijamin oleh konselor keluarga. b. Menggunakan berbagai keterampilan yang memungkinkan keluarga dapat melihat permasalahan melalui sudut pandang lain. Hal demikian diperlukan untuk membuat subjek memiliki berbagai sudut pandang sehingga tidak hanya melihat masalah dalam satu sudut pandang tunggal saja. 37 c. Menggunakan berbagai keterampilan untuk meningkatkan kesadaran subjek atas permasalahan yang dihadapi. Keterampilan tersebut meliputi beberapa keterampilan sebagai berikut Gerldard dan Geldard, 2011: 139: 1 Mendengarkan dan mengamati 2 Refleksi dan menguatkan 3 Membuat informasi patut diperhatikan 4 Memberi umpan balik kepada proses-proses keluarga yang diamati 5 Membingkai kembali reframing 6 Mengeksternalisasi masalah Berbagai keterampilan tersebut diperlukan bagi konselor untuk melakukan konseling keluarga sehingga subjek perlahan dapat mencari jalan keluar atas masalahnya atau setidaknya mampu membangun komunikasi yang baik dengan anggota keluarga lain. d. Memelihara sikap menerima dengan hormat setiap sudut padang individu dalam keluarga. Konselor harus berpijak pada pijakan objektif dengan cara memberikan porsi perhatian sama pada setiap sudut pandang masing-masing subjek dalam keluarga. Hal demikian akan membuat subjek memiliki rasa percaya pada konselor sebagai seorang yang netral dalam membantu penyelesaian masalah subjek. e. Membangkitkan energi dan minat pada proses konseling. Konselor dalam hal ini harus memiliki strategi untuk mengorganisasikan proses-proses 38 konseling sehingga subjek tidak menjalani proses konseling dengan terpaksa.

4. Pendekatan dalam Bimbingan Konseling Keluarga