14 merupakan penerimaan status baru dengan sederetan hak dan kewajiban
yang baru, serta pengakuan atas status baru oleh orang lain Norma dan Sudarso, 2004: 229.
2. Kegagalan Rumah Tangga
Farid Ma’ruf Noor menyatakan bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan rumah tangga merupakan satu dasar pembangunan kehidupan masyarakat
dan negara yang sejahtera dan bahagia sebagai inti kehidupan masyarakat yang terkecil Rahman Getteng, 1997: 56. Apabila keluarga tidak dapat
menjaga keutuhannya, maka suatu rumah tangga dapat dinilai telah gagal mewujudkan tujuannya serta dalam hal ini tidak jarang jalan perceraian
menjadi solusi yang diambil. Kegagalan rumah tangga yang dimaksud dalam hal ini merujuk pada
suatu kondisi putusnya perkawinan yang disebabkan karena perceraian, bukan putusnya perkawinan akibat meninggalnya salah satu pihak dalam
ikatan perkawinan tersebut. Perceraian bukanlah suatu kejadian tunggal melainkan serangkaian proses yang dimulai sebelum perpisahan fisik dan
berpotensial menjadi pengalaman stress serta menimbulkan efek psikologis yang buruk bagi suami, istri, dan anak Papalia, Olds Fieldman, 2009:
86. Selain itu perceraian dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyakitkan
serta dapat
membuat seseorang
yang mengalaminya
mengalami stres, depresi, kesepian, merasa rendah diri, merasa sangat bersalah dan tidak berguna, kurang produktif dalam bekerja, dan merasa
cemas dalam menghadapi situasi sosial yang disebabkan karena adanya
15 pengalaman
baru seperti
pengaturan keuangan,
pengaturan hidup,
menangani masalah rumah tangga dan anak Rice Dolgin, 2008: 59. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa pada intinya
perceraian merupakan kondisi berakhirnya ikatan perkawinan antara pihak suami dengan pihak isteri dalam suatu rumah tangga.
3. Faktor Penyebab Kegagalan Rumah Tangga
Kegagalan dalam suatu rumah tangga dapat terjadi karena beberapa faktor. Levinger menyatakan penyebab kegagalan rumah tangga adalah
sebagai berikut Ihromi, 2004: 155: a. Pasangan mengabaikan kewajiban rumah tangga, serta tidak ada
kepastian waktu berada di rumah. b. Masalah keuangan tidak cukupnya penghasilan yang diterima untuk
menghidupi keluarga dan kebutuhan rumah tangga c. Adanya kekerasan fisik dan psikologis dari pasangan
d. Sikap tidak setia e. Adanya keterlibatan atau campur tangan dan tekanan sosial dari pihak
kerabat pasangan f. Rendahnya intensitas komunikasi dan kurangnya perhatian serta intensitas
kebersamaan g. Tuntutan yang dianggap berlebihan sehingga pasangan menjadi tidak
sabar dan tidak ada toleransi. Berbagai hal tersebut kemudian merujuk pada kondisi di mana pihak
suami dan isteri menjadi tidak sejalan lagi sehingga mendorong rumah
16 tangganya ke arah kegagalan. Sementara itu, menurut Norma dan Sudarso
2004: 238 mengungkapkan beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan rumah tangga, yaitu:
a. Faktor pribadi, di mana suami atau isteri kurang menyadari akan arti penting dari suatu perkawinan yang sebenarnya, seperti misalnya sifat
egoisme, kurang adanya toleransi, dan rendahnya kepercayaan satu sama lain di dalam rumah tangga.
b. Faktor situasi khusus dalam keluarga, misalnya yaitu kehadiran terus menerus dari salah satu orang tua baik dari pihak suami maupun dari
pihak isteri; karena isteri bekerja dan mendambakan kedudukan atau posisi karier yang lebih tinggi dari suaminya; tinggal bersama dengan
rumah tangga lain di dalam satu rumah; suami-isteri yang terlalu sering meninggalkan rumah karena kesibukan masing-masing di luar yang
dijalani. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, dapat dikatakan bahwa pada
dasarnya kegagalan rumah tangga dapat terjadi karena faktor dari dalam diri suami maupun isteri, serta faktor dari luar. Faktor-faktor tersebut bukanlah
faktor yang berdiri sendiri sehingga saling berhubungan sampai dapt menyebabkan terjadinya perceraian pada suatu rumah tangga. Menurut
Ihromi 2004: 135 faktor penyebab kegagalan rumah tangga yang paling dominan adalah sebagai berikut:
a. Emosi suami atau isteri. Emosi suami atau isteri yang tidak dapat dikontrol akan membuat timbulnya konflik dalam rumah tangga sehingga