Perdagangan Perindustrian Aspek Pelayanan Umum 1. Fokus Layanan Urusan Wajib

“MEMBANGUN OKI DARI DESA” 57 tak terpisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Konsep pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Seperti halnya di negara-negara maju, biasanya sektor industri dan jasa memegang peranan dan kontribusi yang cukup dominan dalam perekonomiannya. Kriteria utama pembangunan adalah kenaikan pendapatan per kapita yang sebagian besar disebabkan oleh adanya industrialisasi. Dalam mengembangkan sektor industri, sudah sepatutnya pemerintah memberikan perhatian yang serius terhadap industri kecil, menengah, dan industri kerajinan rumah tangga. Sebab Industri ini menyangkut perekonomian masyarakat kelas menengah ke bawah, disamping juga relatif stabil terhadap pengaruh faktor-faktor dari luar negeri. Nilai tambah sub sektor industri non migas sebagian besar masih dihasilkan dari industri makanan, minuman dan tembakau, pada tahun 2012 konstribusi nya sebesar 5,68 persen, disusul kemudian oleh industri barang kayu dan hasil hutan lainnya yang memiliki konstribusi 1,54 persen. Tabel 2.42. Indikator Perindustrian No Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 1 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB 7,89 7,90 7,73 7,78 2 Kontibusi industri makanan, minuman dan tembakau terhadap PDRB 5,44 5,53 5,51 5,68 3 Kontibusi industri barang kayu dan hasil hutan lainnya terhadap PDRB 1,88 1,80 1,67 1,54 4 Pertumbuhan industri 2,90 4,77 6,43 5,79

2.3.2.4. Kehutanan

Di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir proporsi lahan yang tertutup hutan sebesar 42,55 persen, proporsi luasan hutan tersebut sebagian besar didominasi oleh hutan lindung, dan hutan sekunder serta hutan tanaman. Beberapa capaian indikator yang berkaitan dengan urusan kehutanan dapat dilihat pada Tabel 2.43 berikut : Tabel 2.43. Indikator Kehutanan No Uraian Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 1 Persentase rehabilitasi hutan lahan kritis - - 38,75 7,12 10,27 2 Persentase lahan yang tertutup hutan PLH 38,66 38,66 38,66 38,66 42,55 3 Kerusakan kawasan hutan 55,81 43,41 37,76 4 Rasio luas kawasan lindung RKL terhadap luas wilayah 6,17 6,17 6,17 6,17 5,76 “MEMBANGUN OKI DARI DESA” 58 2.4. Aspek Daya Saing 2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Data besarnya pendapatan yang diterima rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Tetapi data pendapatan yang akurat sulit diperoleh. Sehingga untuk mempermudah pengumpulan data pendapatan dalam kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas, BPS menggunakan pendekatan pengeluaran rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga yang terdiri dari pengeluaran makanan dan bukan makanan dapat menggambarkan bagaimana penduduk mengalokasikan kebutuhan rumah tangga. Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2012 tercatat sebesar Rp. 476.714,- per bulan, yang terdiri dari pengeluaran makanan sebesar Rp. 275.952,- dan non makanan sebesar Rp. 200.762,-. Berdasarkan jenis pengeluarannya, pengeluaran perkapita makanan sebulan terbesar tahun 2012 digunakan untuk membeli bahan pangan padi yaitu Rp. 55.130,-. Sementara untuk pengeluaran perkapita non makanan terbesar digunakan untuk keperluan perumahan dan fasilitas rumah tangga. 2.4.2. Fokus Fasilitas WilayahInfrastruktur 2.4.2.1. Perhubungan Pada tahun 2013 rasio panjang jalan per jumlah kendaraan di Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 0,329 dimana setiap 329 meter terdapat 1 kendaraan yang melintas, sedangkan jumlah orang barang yang terangkut oleh angkutan umum pada tahun 2013 sebesar 0,0025 unit per orang dimana jumlah angkutan darat sebesar 273 unit dan jumlah penumpang angkutan darat sebesar 1.064.700 orang.

2.4.2.2. Penataan Ruang

RTRW Kabupaten Ogan Komering Ilir ditetapkan tahun 2013 sehingga ketaatan atas implementasi perda ini belum terukur. Penataan Ruang Kabupaten Ogan Komering Ilir bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan memiliki infrastruktur wilayah yang memadai, dan berbasis pertanian dalam arti luas yang berlandaskan keadilan, kesejahteraan, pemerataan, dan berkelanjutan serta berwawasan lingkungan. Kebijakan untuk mewujudkan tujuan penataan ruang di atas, meliputi : a. pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan untuk pemerataan