“MEMBANGUN OKI DARI DESA” 48
2.3.1.5. Lingkungan Hidup
Sampah merupakan hal yang sangat penting untuk ditangani saat ini, semakin bertambah jumlah penduduk semakin bertambah pula jumlah timbulan sampah. Kegiatan
pengelolaan sampah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir antara lain : penyediaan sarana kebersihan, sosialisasi program Adipura, sosialisasi program adiwiyata
untuk sekolah berwawasan lingkungan, melakukan pelatihan terkait pengelolaan sampah dengan system 3R
Reuse, Reduce dan Recycle. Pengelolaan sampah dapat dilakukan oleh masyarakat melalui pemilahan sampah organik, anorganik dan sampah B3 Bahan
Berbahaya dan Beracun, sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos, untuk sampah anorganik dapat di gunakan kembali sesuai fungsinnya misal kantong plastik, dapat
juga diolah menjadi barang yang berguna melalui proses tertentu misalnya bekas kemasan plastik bisa dijadikan tas, topi atau kaleng bekas bisa diolah menjadi pot bunga, tempat
pensil dan asbak serta sampah plastik, botol dan lain-lain dapat juga langsung dijual kepengepul barang bekas untuk didaur ulang sehingga timbulan sampah yang dihasilkan
dapat di perkecil bahkan dihilangkan, hal ini akan mengurangi timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir TPA. Permasalahan yang timbul adalah sebagian besar masyarakat
masih memperlakukan sampah dengan pola lama dengan membuang sampah tanpa dilakukan pengelolaan sampah terlebih dahulu.
Tabel 2.30. Indikator lingkungan hidup
No Indikator
Satuan Tahun
2009 2010
2011 2012
2013
1 Persentase
penegakan hukum
lingkungan 1
1 2
2.3.1.6. Kependudukan dan Catatan Sipil
Rasio penduduk usia lebih dari 17 tahun atau sudah menikah yang berKTP persatuan penduduk pada tahun 2012 sebesar 8,57 dari jumlah 752.906 jiwa dan meningkat pada
tahun 2013 sebesar 34,36.
“MEMBANGUN OKI DARI DESA” 49
Tabel 2.31. Indikator Kependudukan
No Indikator
Satuan Tahun
2009 2010
2011 2012
2013
1 Rasio penduduk ber KTP
per satuan penduduk 15,54
11,75 6,08
8,57 34,36
2 Rasio bayi berakte kelahiran
5,81 4,57
6,19 1,52
1,57 3
Rasio pasangan berakte nikah 0,01
0,01 0,01
0,01 0,02
4 Kepemilikan KTP
110.004 86.648
41.036 64.562
244.331
2.3.1.7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Pemberdayaan perempuan hanya dapat dilakukan apabila potensi sumber daya manusia telah berimbang antara pria dan wanita. Dalam pembentukan wanita yang dapat
bersaing secara positif dengan pria tentu saja harus merubah pola pikir, dimana pada zaman dahulu pola pikir bahwa wanita hanya menjadi pendamping dan mengurus rumah tangga,
tetapi juga harus berpikir maju bahwa wanita juga dapat berprestasi sama bahkan dapat melebihi prestasi pria. Peningkatan potensi sumber daya wanita tentu saja dapat dicapai
melalui pendidikan yang cukup dan kesetaraan untuk mendapatkan hak yang sama dalam menuntut ilmu.
Dalam mencapai kesetaraan gender dapat dilakukan melalui upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik laki laki maupun perempuan. Berbagai kemajuan telah
dicapai dalam
rangka mewujudkan
kesetaraan gender
di bidang
pendidikan, ketenagakerjaan, dan politik. Di bidang pendidikan, upaya mendorong kesetaraan gender
dilakukan dengan memberikan akses dan partisipasi yang sama baik bagi perempuan maupun laki laki. Keberhasilan dari upaya tersebut antara lain dapat dilihat dari indeks
paritas genderIPG Gender Parity IndexGPI angka partisipasi murni APM, atau rasio APM perempuan terhadap laki laki.
Selain dilihat dari Indeks Paritas Gender IPG Angka Partisipasi Murni APM atau rasio APM perempuan terhadap laki-laki, angka melek huruf juga menjadi indikator
pencapaian MDG’s bagi tujuan ketiga, yaitu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Angka melek huruf perempuan dan laki-laki kelompok usia 15-24 tahun hampir
mencapai sasaran MDGs. Pada tahun 2009, IPG nasional untuk melek huruf kelompok usia 15-24 tahun hampir mendekati angka 100, dengan tingkat melek huruf pada kelompok
perempuan sebesar 99,40 persen dan tingkat melek huruf pada laki-laki sebesar 99,55 persen. Namun, di 15 provinsi, tingkat melek huruf untuk perempuan dalam kelompok usia
ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tingkat melek huruf pada laki-laki.