PROFIL DAERAH DAN EKOLOGISNYA

Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah I -7 Pendahuluan 2016 Kondisi topografi Kabupaten Dharmasraya yang mayoritas merupakan lahan datar dengan ketinggian dari 82 meter sampai 1.525 meter dari permukaan laut. Luas wilayah menurut Kabupaten Dharmaraya menurut RTRW Kabupaten Dharmasraya seluas 302.599 Ha. Dari luas wilayah tersebut berdasarkan RTRW Kabupaten Dharmasraya seluas 21.797,3 Ha adalah kawasan lindung dan kawasan berfungsi lindung. Sedangkan berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 35Menhut-112013 tentang Fungsi dan Status Kawasan Hutan, untuk wilayah Kabupaten Dharmasraya seluas 92.150 Ha adalah kawasan hutan dimana 74.755 Ha adalah hutan produksi dan sisanya 17.395 Ha adalah hutan lindung, taman nasional dan cagar alam. Penggunaan lahan di Kabupaten Dharmasraya mayoritas merupakan kegiatan perkebunan yaitu sekitar 63,7 dari luas wilayah Kabupaten Dharmasraya keseluruhan. Kegiatan perkebunan tersebut di dominasi oleh perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet. Dominasi kegiatan perkebunan tersebut terlihat pada dominasi komoditi perkebunan tahunan pada Produk Domestik Bruto dalam 5 lima tahun terakhir yakni mencapai lebih dari 20 dari Produk Domestik Bruto Kabupaten Dharmasraya keseluruhan. Tingginya komoditas perkebunan tersebut mendorong perkembangan industri pengolahan hasil perkebunan berkembang pesat di wilayah ini sehingga sampai saat ini terdapat 7 tujuh unit pabrik kelapa sawit dan 1 satu unit pabrik pengolahan karet skala menengah besar yang beroperasi untuk mengolah hasil perkebunan tersebut dengan nilai Produk Domestik Bruto mencapai 6,6 dari Produk Domestik Bruto Kabupaten Dharmasraya keseluruhan. Untuk kegiatan pertanian bahan makanan luas penggunaan lahan lahan sawah mencapai 1,6 dan lahan kering mencapai 10,0 dari luas wilayah Kabupaten Dharmasraya. Jumlah Produk Domestik Bruto untuk komoditi pertanian bahan makanan mencapai 3,6 dari Produk Domestik Bruto Kabupaten Dharmasraya keseluruhan. Kegiatan pertambangan dan penggalian sebenarmnya secara Produk Domestik Bruto cukup tinggi yakni mencapai 11,8 pada tahun 2012 tetapi terus mengalami penurunan mencapai 9,9 dari Produk Domstik Bruto secara keseluruhan di tahun 2015, hal ini disebabkan oleh menurunnya produktifitas Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah I -8 Pendahuluan 2016 komoditi batubara dan beberapa komoditi galian C dan peningkatan ketegasan pemerintah terhadap penindakan penambangan emas tanpa izin dan galian C tanpa izin. Sumber daya air pada Kabupaten Dharmasraya cukup tinggi, pada Kabupaten Dharmasraya terdapat 78 sungai besar dan kecil dengan debit mencapai 1.979 m 3 dt dan memiliki embung sebanyak 16 buah embung dengan jumlah volume mencapai 115 ribu m 3 . Ketersediaan sumber daya air yang cukup tinggi tersebut dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pertanian dan perkebunan di Kabupaten Dharmasraya. Selain ketersediaan sumber daya air, fasilitas sumber daya air cukup memadai dengan adanya Bendungan Sungai Batanghari dan Bendungan Sungai Siat yang mampu mengairi ribuan hektar lahan persawahan. Salah satu sungai besar di Kabupaten Dharmasraya adalah Sungai Batanghari. Secara geografis daerah aliran Sungai Batanghari berada pada posisi 00 o 43’sampai dengan 00 o 46’ Lintang Selatan dan 100 o 45’ sampai dengan 104 o 25’ Bujur Timur. Sungai Batanghari merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera dengan panjang + 775 km. Hulunya berada di Propinsi Sumatera Barat dan mengalir ke Timur bermuara ke laut melalui Kabupaten Tanjung Jabung Timur Propinsi Jambi. Pada bagian hulu, pasokan air Sungai Batanghari berasal dari Gunung Talang yang mengalir melalui Danau Diatas Kabupaten Solok terus mendapat pasokan air sungai – sungai di Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Dharmasraya. Sungai Batanghari pada cluster Kabupaten Dharmasraya sepanjang + 77 km dimana air Sungai Batanghari dimanfaatkan untuk pertanian, perikanan, industri dan keperluan domestik. Selain pemanfaatan, Sungai Batanghari pada cluster Kabupaten Dharmasraya banyak mendapat beban pencemaran yang cukup tinggi juga dari aktifitas ekonomi seperti limbah industri, limbah domestik, aktifitas pertambangan galian C, aktifitas pertambangan emas rakyat pada anak sungai dan Sungai Batanghari. Bagian hulu DAS Batanghari berada di Provinsi Sumatera Barat yang meliputi wilayah seluas 19 luas DAS, bagian tengah dan hilir berada di Provinsi Jambi yang meliputi 80 luas DAS. Sisanya, sekitar 1 berada di Kabupaten Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah I -9 Pendahuluan 2016 Indragiri Hulu di Provinsi Riau Kementerian Kehutanan, 2002. Keseluruhan wilayah Kabupaten Dharmasraya merupakan wilayah DAS bagian hulu Sungai Batanghari. Pada bagian barat laut wilayah administratif Kabupaten Dharmasraya adalah berbatasan langsung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS, sehingga sebagian besar wilayah tersebut merupakan buffer zone TNKS. Berdasarkan status kawasan sebagaimana pada SK Menteri Kehutanan No. 35Menhut-112013, pada wilayah tersebut terdapat 3.546 Ha wilayah TNKS dan 11.986 Ha hutan lindung. Pada wilayah tersebut juga terdapat Hutan Konservasi Prof DR. Soemitro Joyo Hadi Kusumo yang dikelola oleh PT Tidar Kerinci Agung, pada hutan konservasi tersebut terdapat penangkaran satwa liar korban konflik, atas kontribusi PT Tidar Krinci Agung tersebut terhadap kelestarian lingkungan hidup, maka pada tahun 2015 owner PT Tidar Krinci Agung mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Pemerintah Republik Indonesia.

1.3. PROSES PENYUSUNAN DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN DHARMASRAYA DAN PERUMUSAN ISU PRIORITAS Proses penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup DIKPLH Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 untuk dilakukan penilaian oleh Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2017 melalui beberapa proses antara lain :  Pada tahun 2016 dilakukan pembentukan Tim Pengumpulan Data yang anggotanya adalah stakesholder terkait antara lain : Bagian Ekonomi Pembangunan dan Kesra, Bagian Hukum dan Organisasi, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, BPML2NPPKB, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Kesehatan, Dinas Koperindag dan UMKM, Dinas Energi Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah I -10 Pendahuluan 2016 dan Sumber Daya Mineral, Dinas PU, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dishubkominfoparbud, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, DPPKD, Dinas Sosnakertrans, BPS Kabupaten Dharmasraya, Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Sumatera Barat, dan LSM WWF serta Tim dari Bidang terkait Dinas Lingkungan Hidup;  Pembentukan Tim Penyusun Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016. Tim Penyusun beranggotakan 3 tiga orang staf teknis Dinas Lingkungan Hidup, 1 satu orang akademisi dari Universitas Andalas dan 1 orang penggiat lingkungan hidup dari LSM WWF.  Pengumpulan data primer berupa analisa laboratorium untuk kualitas air sungai, kualitas air embung, kualitas air sumur, kualitas hujan, kualitas udara ambient, dan kualitas air limbah kegiatan hotel yang dilakukan selama tahun 2016;  Pengumpulan data sekunder dari stakesholder terkait tersebut dilakukan pada bulan Januari 2017;  Penyusunan data primer dan sekunder yang dituangkan kedalam 53 tabel utama;  Konsultasi Publik Perumusan Isu Prioritas Lingkungan Hidup melalui penyaringan isu lingkungan yang berkembang dan dominan terjadi di masyarakat yang akan dituangkan dalam Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016;  Penetapan Isu Prioritas Lingkungan Hidup Tahun 2016 oleh Bupati Dharmasraya, yang ditetapkan melalui surat pernyataan dan ditandatangani oleh Bupati Dharmasraya;  Pengintegrasian isu prioritas lingkungan hidup kedalam analisis Pressure, state dan response berdasarkan isu lingkungan tataguna lahan, kualitas air, kualitas udara, resiko bencana dan perkotaan, memuat inisiatif yang dilakukan oleh kepala daerah dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan meminimalisir isu prioritas lingkungan dalam bentuk tindak lanjut program kegiatan dan kebijakan yang akan dimuat dalam Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016; Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah I -11 Pendahuluan 2016  Penyampaian Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 pada Dinas Lingkungan Hidup Propinsi Sumatra Barat, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera dan Pusat Data Informasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Perumusan isu prioritas lingkungan hidup di Kabupaten. Dharmasraya melalui konsultasi publik terhadap kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Dharmasraya dan penyaringan isu dari peserta konsultasi publik Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016. Peserta konsultsai publik terdiri seluruh tim teknis pengumpul data dan penyusun, unsur keterwakilan dari akademisi, pemerintahan, tokoh masyarakat, dan lembaga penggiat lingkungan yang ada di Kabupaten Dharmasraya. Adapun kriteria yang dapat dijadikan isu prioritas adalah : kerusakan sumber daya alam; kerusakan keanekaragaman hayati; pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang terjadi berdampak signifikan terhadap kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan kualitas lingkungan hidup; dan mendapat perhatian publik yang luas dan perlu ditangani segera urgen. Hasil konsultasi publik perumusan isu prioritas lingkungan hidup pada Kabupaten Dharmasraya diperoleh 5 lima isu prioritas lingkungan hidup sebagai berikut : 1 Penurunan kualitas air permukaan; 2 Kegiatan Pertambangan yang berdampak terhadap lingkungan; 3 Alih Fungsi Lahan Menjadi Perkebunan 4 Penanganan Limbah Domestik Sampah Domestik dan Limbah Cair Domestik 5 Tata Ruang Dalam Penataan Drainase Isu prioritas lingkungan hidup tersebut akan ditetapkan oleh Bupati Dharmasraya dan akan menjadi prioritas penanganan dalam program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Dharmasraya kedepannya. Secara rinci proses perumusan isu perioritas lingkungan hidup akan dijelaskan pada Bab II dokumen ini. Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah I -12 Pendahuluan 2016 1.4. MAKSUD DAN TUJUAN 1.4.1. Maksud Penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten DharmasrayaTahun 2016 mempunyai maksud adalah sebagai berikut: a. Merumuskan isu prioritas, status kualitas lingkungan hidup dan kecenderungan perubahan yang terjadi terhadap kondisi lingkungan di Kabupaten Dharmasraya; b. Merumuskan sumber dan bentuk tekanan terhadap kualitas lingkungan hidup serta kecenderungan sumber dan tekanan; c. Merumuskan bentuk upaya pengelolaan lingkungan serta peningkatan upaya yang dilakukan guna perbaikan lingkungan hidup dan pengurangan beban tekanan dari sumber pencemarankerusakan lingkungan; d. Menganalisis kebijakan dan merumuskan rekomendasi kebijakan daerah guna agenda pengelolaan lingkungan hidup kedepannya;

1.4.2. Tujuan

Tujuan penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 ini adalah: a. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman stakesholder terhadap kecenderungan dan kondisi lingkungan hidup; b. Menyediakan informasi tentang kondisi lingkungan hidup saat ini, prospeknya di masa mendatang yang akurat, berkala, dan terjangkau bagi publik, pemerintah, organisasi non-pemerintah, serta pengambil keputusan; c. Menyediakan data dasar bagi pengambilan kebijakan pada semua tingkat untuk memperbaiki kualitas lingkungan; d. Memberikan gambaran kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup didaerahnya; e. Melaporkan keefektifan kebijakan dan program yang dirancang untuk menjawab perubahan lingkungan hidup, termasuk kemajuan dalam mencapai standar dan target lingkungan hidup; f. Sarana evaluasi kinerja perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan oleh pengambil kebijakan di daerah.