Bencana Banjir RESIKO BENCANA

Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -167 komoditi perkebunannya. Pada saat kondisi curah hujan relatif rendah seperti pada tahun 2015 sebelumnya maka potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan akan cukup tinggi. Sedangkan untuk tingkatan koorporasi para perusahaan perkebunan dan tanaman industri di Kabupaten Dharmasraya sudah menerapkan pembukaan dan pengelolaan lahan tanpa membakar. Selain itu, perusahaan perkebunan dan tanaman industri di Kabupaten Dharmasraya telah memiliki tanggap darurat pengendalian kebakaran lahan dengan ketersediaan sarana prasarana pemadam kebakaran, menara pengawas, dan Standar Operasional Prosedur Pengendalian Kebakaran Lahan serta personil yang telah dilengkapi dengan kompetensi dan pelatihan dalam penanggulangan kebakaran lahan. Status kejadian kebakaran hutan dan lahan pada wilayah Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2016 berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Dharmasraya Tabel 39. Dokumen Informasi Kenerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2016, pada Kecamatan Sungai Rumbai terjadi kebakaran lahan kebun seluas 1,5 hektar dengan besar kerugian sebesar Rp. 15 juta, pada Kecamatan Pulau Punjung dengan luas lahan kebun terbakar seluas 5 hektar atau kerugian material sebesar Rp. 45 juta, pada Kecamatan Sitiung luas lahan terbakar 8,5 hektar dengan besar kerugaian material sebesar Rp. 375 juta dan pada Kecamatan Koto Baru luas lahan kebun yang terbakar seluas 24 hektar dengan kerugian material sebesar 1,245 milyar. Berdasarkan status pada satelit NOAA19 tahun 2015 jumlah sebaran titik api hotspot dengan tingkat kepercayaan mencapai 80 terdapat 80 titik api. Adapun sebarannya tersebut terdapat pada wilayah Kabupaten Dharmasraya sebelah Tenggara, sebelah Timur, sebelah Barat dan sebelah Selatan. Adapun titik api pada sebelah Tenggara dan sebelah Timur beberapa titik api pada Kawasan Taman Nasional Bukit Betabuah yang merupakan Gugusan Bukit Barisan perbatasan wilayah Kabupaten Dharmasraya dengan Kabupaten Kuantan Sengingi. Sedangkan titik api pada sebelah Barat merupakan sebagian Kawasan Hutan Produksi Terbatas dan Perkebunan. Titik api pada sebelah Selatan merupakan Kawasan Perkebunan. Berikut penampakan titik api hostpot tahun 2015 satelit NOAA 19 pada Peta Google Earth. Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -168 Gambar 3.4.5. Hotspot Wilayah Kabupaten Dharmasraya Tahun 2015 Satelit NOAA19 Sumber : Sipongi.menlhk.go.idhotspotsebaran, 2016 Pada tahun 2016 jumlah sebaran titik api hotspot dengan tingkat kepercayaan mencapai 80 sebanyak 62 titik api hotspot. Adapun sebarannya tersebut terdapat pada wilayah Kabupaten Dharmasraya sebelah Tenggara, sebelah Barat dan sebelah Selatan. Adapun titik api pada sebelah Tenggara beberapa titik api pada Kawasan Taman Nasional Bukit Betabuah yang merupakan Gugusan Bukit Barisan perbatasan wilayah Kabupaten Dharmasraya dengan Kabupaten Kuantan Sengingi. Sedangkan titik api pada sebelah Barat merupakan sebagian Kawasan Hutan Produksi Terbatas dan Perkebunan. Titik api pada sebelah Selatan merupakan Kawasan Perkebunan. Berikut penampakan titik api hostpot tahun 2016 satelit NOAA 19 pada Peta Google Earth. Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -169 Gambar 3.4.6. Hotspot Wilayah Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 Satelit NOAA19 Sumber : Sipongi.menlhk.go.idhotspotsebaran, 2016 Gambar 3.4.7. Tren Penurunan Jumlah Hotspot di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2014

s.d 2016

Sumber : Olahan Tabel-39C. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasarya, 2016 Jika dibandingkan jumlah titik api hotspot pada 3 tiga tahun terakhir terlihat jelas pada tahun 2016 telah terjadi penurunan jumlah sebaran titik api hotspot di Kabupaten Dharmasraya. Penurunan jumlah hotspot tersebut sangat