TEKANAN TERHADAP TATAGUNA LAHAN
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -7
Kabupaten Dharmasraya, 2016 diperoleh gambaran perubahan penggunaan lahan sebagai berikut :
Gambar 3.1.6. Perubahan Luasan Penggunaan Lahan
Sumber: Olahan Tabel-11. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016.
Sama seperti yang diuraikan sebelumnya, ternyata luasan lahan perkebunan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yakni diperkirakan hal ini bukan
disebabkan oleh berkurangnya antusiasme masyarakat pada komoditi karet dan kelapa sawit tetapi disebabkan beberapa perusahaan perkebunan besar dan
masyarakat sedang dalam tahap replanting atau peremajaan kembali perkebunannya. Sedangkan untuk penggunaan lahan lainnya seperti sawah, hutan,
lading, da pertanian lahan kering relatif stabil tidak mengalami perubah yang significant.
c Jenis Pemanfaatan Lahan;
Gambaran tentang pemanfaatan lahan akan diuraikan disini adalah pemanfaatan lahan skala usaha Tabel 12 Lampiran Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hiudp Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016. Data yang berhasil dihimpun hanya data yang berasal dari Izin Pertambangan dan Izin
Perkebunan skala usaha danatau kegiatan. Berikut ini gambaran pemanfaatn
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -8
lahan berdasarkan Tabel 12 Lampiran Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016.
Tabel 3.1.1. Jenis Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Dharmasraya
No Jenis
Pemanfaatan Lahan
Jumlah Skala
Usaha Luas Ha
Keterangan
1 Pertambangan
Besar 2
Menengah 752,73
Data UKLUPL Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Dharmasraya 6
Kecil 18,00
Data UKLUPL Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Dharmasraya Rakyat
2 Perkebunan
6 Besar
71.375,69 Data Perubahan
Peruntukan Kawasan Hutan untuk Perkebunan
Menengah Kecil
Rakyat 3
Pertanian Besar
Menengah Kecil
Rakyat 4
Pemanfaatan Hutan
Besar Menengah
Kecil Rakyat
5 Perindustrian
Besar 7
Menengah Kecil
591 Rakyat
SIPD Koperindag
Sumber: Olahan Tabel-12. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016.
Untuk pertambangan batubara sampai dengan saat ini hanya tinggal 2 dua IUP Produksi Batu Bara yakni IUP Produksi Batubara PT Sinamarinda Lintas
Sumatera dan IUP Produksi Batubara KUD Sinamar Sakato. Sedangkan untuk perkebunan pada Kabupaten Dharmasraya terdapat 5 Izin Usaha Perkebunan dan
1 Izin Hutan Tanaman Industri. Untuk industri kecil berdasarkan data dari Dinas Koperindag Kabupaten Dharmasraya terdapat 591 usaha skala kecil.
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -9
d Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian
Untuk kegiatan pertambangan dimana pada akhir tahun 2016 ini Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Dharmasraya dilakukan perubahan
Organisasi Perangkat Daerah disebabkan TUPOKSI Pertambangan berdasarkan Undang-Undang 24 Tahun 2014 tidak lagi menjadi TUPOKSI kabupatenkota
sehingga dilakukan rasionalisasi OPD. Untuk itu data Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian berdasarkan data pada Dokumen
Lingkungan Kegiatan dan Data pada Laporan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan danatau Usaha.
Tabel 3.1.2. Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian
No Jenis Bahan
Galian Nama
Perusahaan Luas Ijin
Usaha Penambangan
Ha Luas
Areal Ha
Produksi TonTahun
1 Batu Bara
KUD Sinamar Sakato
197,33 -
75.457,43 2
Batu Bara Sinamar Lintas
Sumatera SLN 555,40
- 55.035,46
3 Batuan Sirtukil Ridwan R
3,00 -
5.851,00 4
Batuan Sirtukil Asrida 2,00
- 2.000,00
5 Batuan Sirtukil Arjuna
4,00 -
280,00 6
Batuan Sirtukil H. Abdul Haris Tuanku Sati
3,00 -
1.750,00 7
Batuan Sirtukil Syahrial Salam 3,00
- 600,00
8 Batuan Sirtukil Amrizal Dt Rajo
Medan 3,00
- 4.700,00
Sumber: Olahan Tabel-12. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016.
Ada 2 dua jenis kegiatan pertambangan yang berjalan secara legal pada Kabupaten Dharmasraya yakni pertambangan batubara dan pertambangan batuan
sirtukil, sedangkan pertambangan emas yang kerap beroperasi pada anak-anak sungai dan lokasi yang terpencil adalah pertambangan emas tanpa izin illegal.
Ada komoditi jenis mineral mangan pada bagian timur wilayah Kabupaten Dharmasraya tetapi sampai saat ini kegiatan penambangan terbuka yang dilakukan
oleh masyarakat Kecamatan Timpeh tersebut belum ditetapkan pemerintah
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -10
sebagai Wilayah Pertambangan Rakyat WPR sehingga belum dapat diterbitkan Izin Pertambangan Emas Rakyat IPR mineral mangan.
Aktifitas pertambangan yang paling berdampak terhadap kerusakan lingkungan adalah aktifitas pertambangan emas tanpa izin PETI yang beroperasi
pada Kabupaten Dharmasraya. permasalahan ini adalah permasalahan yang sampai saat ini belum dapat diselesaikan tetapi telah banyak terjadi pengurangan
aktifitas disebabkan telah makin berkurangnya lokasi yang memiliki potensi kandungan emas.
Secara kronologisnya, sejarah penambangan emas pada Kabupaten Dharmasraya sejak dari nenek moyang dahulu tetapi aktifitasnya menggunakan
peralatan sederhana yakni mendulang. Pada tahun 1998, perkembangan penambangan emas rakyat mulai berubah teknologi dengan menggunakan
peralatan relative modern yakni menggunakan mesin sedot yakni dompeng. Keadaan ini mulai berkembang dengan munculnya investor dan tenaga kerja
dariluar yakni dari Pulau Jawa dan Pulau Kalimantan sehingga masyarakat local lebih banyak sebagai penyedia lahan bagi aktitas tersebut.
Keadaan ini terus berlangsung skala ekoregion yakni mulai dari hulu Sungai Batanghari yakni Propinsi Sumatera Barat Kabupaten Solok Selatan dan
Kabupaten Dharmasraya dan Propinsi Jambi Kabupaten Tebo dan Kabupaten Bungo. Permasalahan ini telah pernah diselesaikan secara nasional bahkan
pernah masuk dalam Indonesia Lawyer Club dimana Bupati Kabupaten Solok Selatan memaparkan masalah ini tetapi belum ada solusi yang terintegrasi dari
pemerintah.
Gambaran aktifitas PETI pada Kabupaten Dharmasraya terbagi pada 2 dua aktifitas yaitu terjadi pada badan air yakni menggunakan kapal yang dilengkapi
dengan mesin penyedot. Kegiatan penambangan emas menggunakan kapal ini terjadi pada beberapa titik pada alur Sungai Batanghari pada Kabupaten
Dharmasraya. Selanjutnya adalah aktifitas PETI dengan menggunakan mesin dompeng yakni dengan melakukan peyemprotan dinding sungai dan bantaran
sungai kemudian dilakukan penyedotan dan dialirkan pada pemisahan secara fisik berdasarkan berat jenis pada filterkarpet. Aktifitas dompeng ini dominan terjadi
pada anak-anak Sungai Batanghari yakni Sungai Palangko, Sungai Nyunyo,
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -11
Sungai Piruko, Sungai Koto Balai secara adminsitratif pada bagian barat wilayah Kabupaten Dharmasraya.
Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi Sumatera Barat maupun Pemerintah Kabupaten Dharmasraya
yakni berupaya melakukan tindakan pengendalian yakni dengan pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan melalui penataan dan koordinasi terpadu
stakesholder. Penataan PETI terkendala bahwa lokasi potensi kandungan emas tidak berhasil diakomodir oleh Pemerintah Kabupaten Dharmasraya dalam
Wilayah Pertambangan Rakyat WPR sehingga Izin Pertambangan Rakyatnya tidak dapat diterbitkan. Sedangkan koordinasi dengan stakesholder telah
dilakukan baik oleh Kementerian Lingkungan Hidup Ekoregion Sumatera dengan membentuk Sekretariat Bersama DAS Batanghari dan penyusunan masterplan
pengelolaan Sungai Batanghari, dari Pemerintah Propinsi Sumatera Barat melalui Sekretariat Bersama DAS Batanghari yakni Kabupaten Solok, Kabupaten
Sijunjung, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Dharmasraya. Untuk hal yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Dharmasraya adalah membuat Tim
Pemberatasan PETI yang dikoordinir oleh Dinas ESDM Kabupaten Dharmasraya yang melibatkan stakesholder terkait mulai dari Kepolisian, Dinas Lingkungan
Hidup, Satpol PP, dan Pemerintah Nagari setempat.
Terjadi beberapa perubahan aktifitas PETI dalam 3 tiga tahun terakhir ini, penurunan drastic aktifitas PETI berupa kapal pada Sungai Batanghari dan
aktifitas PETI dompeng pada anak-anak sungai. Hal tersebut disebabkan oleh ketersediaan lahan yang semakin sempit dan didukung oleh tindakan dari apparat
penegak hukum yang semakin tegas. Tindakan tegas dari aparat penegak hukum Kepolisian Daerah Resort Kabupaten Dharmasraya ini disebabkan oleh pada
tahun 2013 terjadi penyanderaan Kepala Polisi Resort Kabupaten Dharmasraya oleh masyarakat pelaku PETI. Drama penyanderaan ini berakhir dengan tindakan
tegas oleh aparat kepolisian yang didukung oleh Brimob dari Kota Padang Panjang yang didatangkan untuk menangani permasalahan ini. Sejak kejadian
tersebut aparat penegak hukum kepolisian lebih bertidak tegas dalam melakukan pemberantasan PETI.
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -12
Kec. IX Koto
Kcc. Koto Besar Kcc. Timpeh
Kec. Asam Jujuhan Kec. Pulau Punjung
Kec. Koto Baru Kec. Sitiung
Kec. Tiumang Kec. Koto Salak
Kec. Padang Laweh
Kec. Sungai Rumbai
Kab. Solok Kab. Sijunjung
Kab. Solok Selatan
102°00E 102°00E
101°300E 101°300E
101°00E 101°00E
1°0 0S
1° 00
S
1°3 00
S 1°3
00 S
750000
750000 800000
800000
98 50
00 98
50 00
99 00
00 99
00 00
PETA PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN DHARMASRAYA
PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KETERANGAN RIWAYAT SUMBER DATA :
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah R T R W Kabupaten Dharmasraya
2011 - 2031
Gambar 1.12
3
U T
B S
: ......................... : .........................
: ......................... Universal Transverse Mercator
WGS 84 Grid Geografi
Proyeksi Ellipsoid Referensi
Sistem Grid
1. Peta Hasil Digitasi Citra Spot 5 , Bappeda Prop. Sumbar 2007
2. Peta Jaringan Jalan Kab. Dharmasraya, Dinas PU Kab. Dharmasraya 2007
3. Peta Batas Administrasi Kab Dharmasraya, BPN Kab. Dharmasraya 2011
Skala 1 : 600.000
10 20
5 Kilometers
102°00E 100°00E
100°00E 0°00
0°00 2°00S
2°00S
Legenda
batas Kecamatan batas Nagari
Batas Propinsi Batas Kabupaten
Jalan Kabupaten Jalan Nasional
Jalan Propinsi Sungai
Prop. Jambi Prop. Riau
Penggunaan Lahan
Hutan primer Hutan sekunder
Hutan tanaman Perairan Darat
Pemukiman Perkebunan
Persawahan Pertanian Lahan Kering
SemakBelukar
Gambar 3.1.7. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Dharmasraya Berdasarkan RTRW
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -13
Gambar 3.1.8. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Dharmasraya Berdasarkan Data WWF Indonesia
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -14