Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -169
Gambar 3.4.6. Hotspot Wilayah Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016 Satelit NOAA19
Sumber : Sipongi.menlhk.go.idhotspotsebaran, 2016
Gambar 3.4.7. Tren Penurunan Jumlah Hotspot di Kabupaten Dharmasraya Tahun 2014
s.d 2016
Sumber : Olahan Tabel-39C. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasarya, 2016
Jika dibandingkan jumlah titik api hotspot pada 3 tiga tahun terakhir terlihat jelas pada tahun 2016 telah terjadi penurunan jumlah sebaran titik api
hotspot di Kabupaten Dharmasraya. Penurunan jumlah hotspot tersebut sangat
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -170
dipengaruhi oleh cuaca dan musim serta kesigapan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.
Adapun respon atau upaya dari Pemerintah Kabupaten Dharmasraya
adalah meliputi upaya pencegahan, penanggulangan dan pemulihan. Upaya pencegahan berupa pembinaan tata cara pengelolaan lahan tanpa membakar pada
masyarakat.
Upaya penanggulangan
berupa mensinergikan
program penanggulangan antara pemerintah baik pemerintah pusat, pemerintah daerah
BPBD, TNI, POLRI, dan perusahaan yang memiliki sumber daya untuk penanggulangan secara cepat kejadian kebakaran hutan dan lahan, selain itu
adalah membuka akses mensinkronkan informasi seluas-luasnya dari masyarakat kejadian-kejadian kebakaran lahan dengan informasi geografis hotspot satelit baik
dari BMKG maupun dari KLHK sehingga saat terjadi kebakaran hutan dan lahan Tim Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kabupaten Dharmasraya lebih
cepat dalam bertindak.
Selain penanggulangan secara terpadu dari pemerintah, pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan kejadian kebakaran hutan dan lahan juga lebih
dikuatkan terutama penanggulangan kejadian kebakaran lahan perkebunan karet maupun kelapa sawit milik masyarakat itu sendiri. Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Dharmasraya melalui kenagarian desa membentuk pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan kebakaran hutan dan lahan
sehingga penanggulangan kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Dharmasraya lebih konverhensif yang melibatkan semua stakesholder.
3.4.5. Kejadian Bencana Lainnya
Kejadian bencana lainnya yang menimpa Kabupaten Dharmasraya tahun 2016 adalah angin puting beliung. Angin Puting Beliung ialah angin yang
berputar dengan kecepatan lebih dari 63kmjam yang bergerak searah garis lurus dengan lama kejadian maksimal lima menit. Angin puting beliung ini sering
terjadi pada siang hari atau pada sore hari saat musim pancaroba. Angin jenis ini dapat menghancurkan apa saja yang ia lewati, semua akan diterjang habis karena
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -171
pusarannya itu maka benda-benda apa saja yang di lewati akan terangkat dan terlempar.
Adapun karakteristik angin puting beliung adalah antara lain : 1. Angin puting beliung ialah dampak dari ikutan awan Cb atau Cumulonimbus
yang biasa tumbuh selama musim hujan, akan tetapi tidak semua pertumbuhan awan ini akan menimbulkan angin puting beliung.
2. Kehadiran angin ini belum dapat diperkirakan. 3. Angin ini terjadi dengan tiba-tiba yakni 5 sampai 10 menit pada area dengan
skala yang sangat lokal. 4. Pusaran angin puting beliung mirip dengan selang vacum cleaner atau belalai
gajah Adapun
informasi tekananpressure bencana angin puting beliung
disebabkan udara panas dan udara dingin bertemu sehingga keduanya saling bentrok dan terbentuklah angin puting beliung. Selain itu, angin ini terjadi juga
karena dalam awan terjadi arus udara naik keatas yang kuat. Hujan belum turun dan titik air ataupun kristal es masih tertahan oleh arus udara yang naik keatas
puncak awan.
Angin puting beliung biasanya terjadi saat musim pancaroba pada siang hari saat suhu udara panas, pengap dan awan hitam mulai berkumpul, karena
radiasi matahari di siang hari maka tumbuh awan secara vertikal lalu di dalam awan akan terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang
cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecapatan tinggi menghembus ke permukaan bumi dengan tiba-tiba dan berjalan dengan acak.
Status kejadian angin puting beliung pada wilayah Kabupaten
Dharmasraya terjadi pada tahun 2016 pada Kecamatan Pulau Punjung dan Kecamatan Sitiung. Kejadian angin puting beliung ini belum pernah terjadi
sebelumnya. Kejadian bencana angin puting beliung ini menimbulkan kerugian material dengan rusaknya 1 satu unit sekolah taman kanak-kanak dan bangunan
atap rumah pada Kecamatan Pulau Punjung dana tap rumah warga pada Kecamatan Sitiung. Hasil perkiraan Badan Penanggulangan Bencana Derah
Kabupaten Dharmasraya menunjukkan pada Kecamatan Sitiung bencana tersebut
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -172
menelan kerugian sebesar Rp. 120 juta dan pada Kecamatan Pulau Punjung sebesar Rp. 240 juta.
Adapun respon atau upaya dari Pemerintah Kabupaten Dharmasraya
adalah upaya pencegahan yakni melalui penataan pada izin mendirikan bagunan dengan memberikan spesifikasi bangunan yang kokoh dan tidak mudah roboh.
Upaya penanggulangan meliputi memberikan sosialisasi mitigasi bencana kepada masyarakat melalui unsur pemerintah terendah yakni kenagarian atau desa serta
memberikan bantuan fisik maupun sosialisasi pembinaan trauma pasca bencana. Upaya pemulihan dilakukan dengan merenovasi kembali prasarana public yang
terdampak oleh kejadian bencana dan mengupayakan bantuan bagi masyarakat terdampak pada kejadian bencana.
Selain kejadian bencana angin puting beliung, kejadian bencana kekeringan pada tahun 2016 tidak menimpa tidak terdampak pada lahan pertanian,
hanya sebagian kecil masyarakat yang mengandalkan air bersihnya berasal dari sumur gali sedikit kesulitan air bersih Tabel 38. Dokumen Informasi Kinerja
Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2016. Untuk penanggulanggannya maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Dharmasraya dan
Dinas Pekerjaan Umum mendistribusikan air bersih untuk masyarakat yang terdampak kekeringan tersebut. Adapun upaya pemulihan yang dilakukan
Pemerintah Kabupaten Dharmasraya adalah melalui Dinas Lingkungan Hidup mensosialisasikan program konservasi air tanah berupa program lobang biopori
resapan dan program pemanenan air hujan.
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -173
3.5. PERKOTAAN
Kawasan perkotaan urban adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Dharmasraya Tahun 2011-2031, sistem perkotaan yang direncanakan pada Kabupaten Dharmasraya yaitu sebagai berikut:
1. Kawasan Pulau Punjung sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi PKWp
Propinsi Sumatera Barat, kawasan perkotaan Pulau Punjung meliputi koridor Pulau Punjung – Sungai Dareh – Sikabau.
2. Kawasan Sungai Rumbai sebagai Pusat Kegiatan Lokal PKL dalam lingkup pelayanan Kabupaten Dharmasraya sekaligus berfungsi kawasan strategis
gerbang timur Propinsi Sumatera Barat.
Secara umum sektor perkotaan menimbulkan permasalahan dan tekanan terhadap lingkungan hidup dilihat dari sisi fasilitas yang tersedia, sistem dan area
perkotaan. Status lingkungan pada perkotaan dapat dilihat dari aspek fisik berupa pencemaran air, pencemaran udara, kerusakan lahan, dan timbulan sampah
domestik dan aspek sosial ekonomi berupa dampak dari manusia yang membuat kehidupan kurang nyaman. Sedangkan upaya atau respon pemerintah daerah yang
telah dilakukan terkait penanganan tekanan dan status lingkungan pada perkotaan meliputi upaya pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan disebabkan
kegiatan perkotaan terdiri dari upaya pencegahan, upaya penanggulangan dan upaya pemulihan.
3.5.1. TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP
Sedangkan secara spesifik akan menguraikan informasi tekanan terhadap lingkungan seperti:
1. Tekanan berupa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan beserta tingkat
pendidikannya; 2. Tekanan berupa informasi jumlah rumah tangga miskin terhadap jumlah
rumah tangga;
Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah
2016
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -174
3. Tekanan berupa sarana dan prasarana lingkungan pemukiman terutama cakupan air bersih dan MCK, informasi yang akan diuraikan antara lain:
Jumlah rumah tangga dan sumber air minum; Jumlah rumah tangga dan fasilitas buang air besar;
4. Tekanan berupa sistem pengelolaan limbah cair domestik yang dihasilkan masyarakat perkotaan
5. Tekanan berupa sistem pengelolaan sampah perkotaan.
3.5.1.1. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan serta Tingkat Pendidikan
Data Informasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kalamin dan tingkat pendidikan berasal dari data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Dharmasraya. informasi ini dilakukan updating oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Dharmasraya yang berdasarkan data dari Dinas
Pendidikan dan dari data pelaporan kelahiran, kematian dan migrasi yang bersumber dari data kecamatan dan nagari.
Gambaran tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2016 sebagaimana pada gambar berikut yang diuraikan persentase tingkat