TEKANAN TERHADAP PERUBAHAN KUALITAS UDARA

Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -124 Pada Gambar 3.3.1. dan Gambar 3.3.2 terlihat hasil pemantauan sebaran titik panas tahun 2016 dan jumlah sebaran titik panas tahun 2015 dan tahun 2016, dengan menggunakan hasil interpretasi dari citra satelit NOA ASMC dan LAPAN MODIS dan NPP yang ditampilkan pada website http:sipongi.menlhk.go.idhotspotsebaran, atas kerjasama antara Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Direktorat Jenderal Pengendalian dan Perubahan Iklim KLHK RI, BMKG Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dan LAPAN Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional. Selama tahun 2016 telah ditemukan 62 enam puluh dua titik panas, sedangkan pada tahun 2015 ditemukan 80 deapan puluh titik panas yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Dharmasraya. Jumlah titik panas yang terdeteksi banyak terdapat di Kecamata Timpeh, Koto Besar, Asam Jujuhan dan Pulau Punjung. Titik panas yang terdeteksi umumnya berada pada lahan hutan, lahan perkebunan dan lahan terbuka. Sumber: Olahan Tabel-39E. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016. Gambar 3.3.2. Jumlah Sebaran Titik Panas Tahun 2015 dan Tahun 2016 di Kabupaten Dharmasraya Sumber: Olahan Tabel-39E. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -125 Adapun kondisi lingkungan yang terjadi akibat tekananpressure yang timbul selama tahun 2016 akan diungkapkan berdasarkan informasi kondisi kualitas udara, seperti suhu udara rata-rata bulanan, kualitas air hujan, kualitas udara ambien, penggunaan bahan bakar, penjualan kendaraan bermotor dan perubahan penambahan ruas jalan, dengan melakukan perbandingan dengan baku mutu standarkriteria, perbandingan nilai antar lokasi dan antar waktu, serta analisis statistik sederhana menurut frekuensi, maksimum, minimum dan rata-rata hasil pengukuran kualitas udara ambien dan air hujan.

3.3.2. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan

Suhu udara adalah tingkat atau derajat ukuran energi kinetik dari kegiatan pergerakan molekul-molekul dalam atmosfer. Suhu udara sangat berbeda antara daerah satu dengan daerah lain. Banyak faktor yang mempengaruhi suhu udara seperti letak geografis, sinar matahari lamanya penyinaran dan awan, dan kecepatan angin. Gambar 3.3.3. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan Pada Dua Stasiun Pemantauan Pada Tahun 2016 di Kabupaten Dharmasraya Sumber: Olahan Tabel-28. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -126 Pengamatan suhu udara bulanan dilakukan dari bulan Januari sampai dengan Desember 2016, yang dipantau melalui dua stasiun pemantauan yang terdapat di Bendungan Batanghari Kecamatan Pulau Punjung dan Kompleks Sedasi PSDA Kecamatan Pulau Punjung. Pada Gambar 3.3.3. dapat dilihat trend perubahan suhu udara rata-rata bulanan. Suhu udara rata-rata bulanan yang terpantau pada Stasiun Bendungan Batanghari terlihat fluktuatif yaitu berkisar antara 22,30 o C sampai 28,2 o C. Sedangkan suhu udara rata-rata bulanan yang terpantau pada Stasiun Komplek Sedasi Pulau Punjung berkisar antara 21,6 o C sampai 30,20 o C, lebih tinggi 2 o C dibanding Stasiun Bendungan Batanghari. Suhu terendah terdeteksi 21,6 o C pada bulan Juli dan suhu tertinggi terdeteksi 30,2 o C pada bulan Maret. Jika dirata-ratakan suhu udara rata-rata bulanan di Kabupaten Dharmasraya berkisar antara 25,0 o C sampai 28,5 o C. Pada Tabel 3.3.4. terlihat rata-rata suhu udara per-tahun yaitu 26,94 o C, maksimum 29,20 o C dan minimum 21,95 o C. Hal ini berbanding lurus dengan tipe iklim dari nilai curah hujan bulanan yaitu tipe sangat basah, karena juga terpantau suhu rata-rata cukup rendah. Tabel 3.3.4. Analisis Statistik Sederhana Suhu Udara Rata-Rata Bulanan Pada Tahun 2016 Sumber: Olahan Tabel-28. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. No Nama dan Lokasi Stasiun Minimum Rata-Rata Maksimum 1 2 3 4 5 1 Bendungan Batanghari, Pulau Punjung 22,30 26,38 28,20 2 Komplek Sedasi, Pulau Punjung 21,60 27,50 30,20 Rata-Rata Suhu Udara 21,95 26,94 29,20 Terjadi penurunan suhu udara rata-rata bulanan pada tahun 2016, dengan suhu udara rata-rata pertahun sekitar 26,94 o C Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -127 Pada Tabel 3.3.4. dan Gambar 3.3.4. dapat dilihat perbandingan suhu udara rata-rata bulanan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi penurunan suhu udara rata-rata bulanan yang terpantau, dimana pada tahun 2013 berkisar antara 28,25 o C sampai 29,90 o C, pada tahun 2014 berkisar antara 28,00 o C sampai 29,10 o C, pada tahun 2015 menjadi berkisar antara 27,40 o C sampai 28,60 o C, dan sedangkan pada tahun 2016 menurun lagi menjadi 25,00 o C sampai 28,50 o C. Disimpulkan bahwa telah terjadi penurunan suhu udara rata-rata perbulan sebesar 1,40 o C selam kurun waktu 4 empat tahun. Tabel 3.3.5. Analisis Statistik Sederhana Suhu Udara Rata-Rata Bulanan Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2016 di Kabupaten Dharmasraya No Tahun 2013 2014 2015 2016 1 2 3 4 5 6 1 Minimum 28,25 28,00 27,40 24,65 2 Rata-Rata 28,75 28,50 28,16 26,94 3 Maksimum 29,90 29,10 28,60 28,45 Sumber: Olahan Tabel-28. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Gambar 3.3.4. Perbandingan Suhu Udara Rata-Rata Bulanan Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2016 Sumber: Olahan Tabel-28. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -128

3.3.3. Kualitas air Hujan

Badan dunia WMO Word Meteorologi Organization menyatakan bahwa batas nilai rata-rata air hujan secara internasional adalah sebesar 5,6 yang merupakan nilai yang dianggap normal atau hujan alami. Jika pH air hujan lebih besar dari 5,6 maka hujan bersifat basa, dan jika pH lebih rendah dari 5,6 maka hujan bersifat asam, namun jika pH air hujan lebih rendah dari 4,5, maka dinamakan hujan asam. Pemantauan kondisi kualitas air hujan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Desember 2016 untuk parameter pH, Daya Hantar Listrik, Sulfat SO 4 , Nitrat NO 3 , logam Krom Cr, Amonium NH 4 , logam Natrium Na, ion Kalsium Ca 2+ , ion Magnesium Mg 2+ . Kualitas air hujan pada bulan Desember 2016 tidak dapat dilakukan pengambilan sampel dikarenakan curah hujan yang turun tidak mencukupi untuk diambil sampelnya. Hasil pengukuran beberapa parameter kualitas air hujan tahun 2016 di Kabupaten Dharmasraya dapat dilihat pada Gambar 3.3.5. Gambar 3.3.5. Hasil Analisis Parameter Kualitas Air Hujan Tahun 2016 di Kabupaten Dharmasraya Sumber: Olahan Tabel-29. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -129 Tabel 3.3.6. Analisis Statistik Kualitas Air Hujan Tahun 2016 Analisis Statistik pH µmhos em DHL mgL SO 4 mgL NO 3 mgL Cr mgL NH 4 mgL Na mgL Ca 2+ mgL Mg 2+ mgL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Minimum 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Rata-Rata 6,85 6,60 1,96 1,89 0,03 0,17 3,60 2,65 0,2 Maksimum 8,75 12,30 7,63 9,96 0,03 0,66 3,60 9,00 0,2 Sumber: Olahan Tabel-29. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Pada Tabel 3.3.6. terlihat hasil analisis statistik sederhana dari kualiatas air hujan pada tahun 2016. Nilai rata-rata kualitas air hujan untuk masing-masing parameter berturut-turut, yaitu pH 6,85; Daya Hantar Listrik DHL 6,60 mgL; SO 4 1,96 mgL; NO 3 1,89 mgL; Cr 0,03 mgL; NH 4 0,17 mgL; Na 3,60 mgL; Ca 2+ 2,65 mgL; dan Mg 2+ 0,2 mgL. Sedangkan nilai minimum adalah nol karena beberapa sampel dibawah nilai deteksi limit alat LOD. Sementara itu, nilai maksimum dari hasil analisis kualitas air hujan masing-masingnya adalah pH 8,75; DHL 12,30 mgL; SO 4 7,63 mgL; NO 3 9,96 mgL; Cr 0,03 mgL; NH 4 0,66 mgL; Na 3,60 mgL; Ca 2+ 9,00 mgL; dan Mg 2+ 0,2 mgL. Sumber: Olahan Tabel-29. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016. Gambar 3.3.6. Perbandingan Nilai pH Air Hujan Terhadap Baku Mutu Tahun 2016 Sumber: Olahan Tabel-29A. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -130 Berdasarkan perbandingan nilai pH air hujan terhadap baku mutu WMO tetapkan 5,6 µmhosem, maka kualitas air hujan per-bulan semua berada diatas nilai 5,6 µmhosem, atau bersifat normal. Pada Gambar 3.3.6. terlihat trend nilai pH air hujan per-bulan dibandingkan terhadap standar WMO. Pada Gambar 3.3.7. dan Gambar 3.3.8. terlihat perbandingan nilai pH air hujan bulanan dan nilai pH rata-rata tahunan dari tahun 2013 sampai tahun 2016. Berdasarkan analisis data bahwa nilai pH air hujan per-tahunnya mengalami peningkatan sebesar 1,24 point lebih ke arah normal, masing-masing nilai pH-nya yaitu berkisar antara 5,98 sampai 7,60 µmhosem pada tahun 2013, antara 3,26 sampai 7,24 µmhosem pada tahun 2014, antara 5,24 sampai 5,85 µmhosem pada tahun 2015, dan antara 5,58 sampai 8,75 µmhosem pada tahun 2016. Gambar 3.3.7. Perbandingan Nilai pH Air Hujan Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2016 Sumber: Olahan Tabel-29B. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Hasil analisis air hujan tahun 2016 untuk beberapa parameter seperti pH, SO 4 , NH 4 , Na dan Ca 2+ mengalami peningkatan dibanding tahun 2015. Air hujan hujan tahun 2016 ini sedikit lebih basa dibanding tahun 2015.