Kualitas air Hujan KUALITAS UDARA

Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -133 Pada Gambar 3.3.10. memperlihatkan perbandingan konsentrasi Nitrat air hujan tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan konsentrasi Nitrat setiap tahunnya. Konsentrasi Nitrat air hujan berkisar dari tidak terdeteksi sampai 0,08 mgL tahun 2013, pada tahun 2014 dari tidak terdeteksi sampai 0,920 mgL, pada tahun 2015 berkisar antara 0,01 mgL sampai 1,20 mgL, dan meningkat pada tahun 2016 sebesar 1,22 mgL menjadi berkisar antara 0,01 mgL sampai 9,961 mgL. Perbandingan konsentrasi Amonium air hujan tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 3.3.11. yang menunjukkan terjadinya penurunan konsentrasi Amonium sebesar 0,25 mgL pada tahun 2016 yaitu berkisar antara 0,014 mgL – 0,660 mgL. Sedangkan, konsentrasi amonium air hujan pada tahun 2013, tahun 2014 dan tahun 2015 masing-masingnya berkisaran antara 0,01 mgL sampai 0,057 mgL; 0,004 mgL sampai 2,071 mgL; dan 0,049 mgL sampai 1,230 mgL. Pada Gambar 3.3.12. merupakan perbandingan rata-rata konsentrasi untuk SO 4 , NH 4 , NO 3 , logam Krom, Natrium, ion Kalsium dan ion magnesium. Gambar 3.3.11. Perbandingan Nilai Amonium Air Hujan Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2016 Sumber: Olahan Tabel-29E. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -134 Gambar 3.3.12. Perbandingan Rata-Rata Parameter Kualitas Air Hujan Tahun 2013 Sampai Dengan Tahun 2016 Sumber: Olahan Tabel-29. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016.

3.3.4. Kualitas Udara Ambien

Tingkat atau mutu kebaikan udara menurut sifat-sifat unsur pembentuknya dapat ditentukan melalui Indeks Pencemaran Udara IPU, yang memberikan gambaran atau nilai hasil transformasi parameter-parameter indikator individual polusi udara yang berhubungan menjadi suatu nilai sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat awam. Perhitungan nilai IPU berdasarkan emisi dari dua polutan udara yaitu Sulfur Oksida SOx dan Nitrogen Oksida NOx, yang dijadikan sebagai komponen IPU karena pengaruh keduanya yang sangat signifikan terhadap kehidupan manusia. Jadi kondisi dan perubahan kualitas udara suatu daerah dapat dijelaskan dan diinformasikan melaui IPU dengan cara yang lebih informatif dan mudah dipahami dan juga berguna sebagai masukan bagi pemerintah dalam perencanaan pembangunan wilayah yang berwawasan lingkungan. Nilai IPU berkisar antara 0 sampai dengan 100. Nilai 0 menggambarkan kualitas terburuk, sedangkan nilai ideal adalah 100 yang menggambarkan kualitas terbaik. Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -135 Adapun parameter yang ditetapkan untuk menentukan tingkat kualitas udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara yaitu, SO 2 Sulfur Oksida, CO Karbon Monoksida, NO 2 Nitrogen Oksida, O 3 Ozon, HC Hidrokarbon, PM-10 Particulate Matter 10 µm, PM-2,5 Particulate Matter 2,5 µm, TSP Total Suspended Particulate Total Partikel Tersuspensi, logam Pb Timbal, Dustfall, F Total Flouride, Flour Index, Klorin dan Cl 2 Klorin Dioksida, serta Sulphat Index. Pemantauan kualitas udara ambien di Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2016 dilakukan pada lokasi depan Mesjid Al Ichwan Sungai Rumbai. Pemantauan kualitas udara ambien juga dilakukan di beberapa kecamatan yang memliki sumber pencemaran. Pemantauan udara ambien dengan metode passive sampler juga dilakukan atas kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tahun 2016. Selain itu, pemantauan kualitas udara ambien di lokasi Perusahaan tahun 2016 juga dilakukan oleh PT.Tidar Kerinci Agung, dan Incasi Raya Group PT.Incasi Raya Pangian, PT.Selago Makmur Plantation, PT.Bina Pratama Sakato Jaya, dan PT.Sumbar Andalas Kencana. Pemantauan kualitas udara ambien dilakukan pada beberapa lokasi, yaitu satu lokasi depan Mesjid Al Ichwan Sungai Rumbai oleh Bapedalda Provinsi Sumatera Barat dan 8 delapan lokasi dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya, masing-masing untuk parameter SO 2 , CO, NO 2 , O 3 , HC, PM 10, PM 2,5, TSP, Pb, Dustfall, Total Flourides sebagai F, Flour Index, Khlorine dan Khlorine Dioksida, dan Sulphat Index, seperti yang terlihat pada Pada Gambar 3.3.13. dan Pada Gambar 3.3.14. Kualitas udara ambien di Kabupaten Dharmasraya tergolong sangat baik dengan nilai rata-rata Indeks Pencemaran Udara IPU sebesar 99,39, yang diukur dari nilai IPU SO 2 dan NO 2 masing-masing sebesar 99,58 dan 99,21. Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -136 Pada Gambar 3.3.13. dapat dilihat beberapa paramater dari hasil pengukuran pada lokasi tersebut seperti SO 2 , CO, NO 2 , O 3 , Pb, dan Dustfall terdeteksi dengan kosentrasi masing-masingnya yaitu sebesar 22,43 µgNm 3 ; 7,22 µgNm 3 ; 11,89 µgNm 3 ; 25,96 µgNm 3 ; 0,11 µgNm 3 ; dan 190,8 µgNm 3 . Sedangkan untuk beberapa parameter lainnya tidak terdeteksi, seperti HC, PM10, PM2,5, TSP, Total Flourides, Fluor Index, Khlorine dan Khlorine Dioksida, serta Sulphat Index. Sumber: Olahan Tabel-30. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016. Gambar 3.3.13. Kualitas Udara Ambien Tahun 2016 di Masjid Al-Ichwan Kecamatan Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya Sumber: Olahan Tabel-30. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Pada Gambar 3.3.14. memperlihatkan bahwa pada Kecamatan Sitiung memiliki nilai TSP yang lebih tinggi dibanding kecamatan lain, hal ini disebabkan karena pada saat pemantauan jumlah kendaraan dan aktivitas cukup padat terjadi. Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -137 Gambar 3.3.14. Perbandingan Kualitas Udara Ambien Tahun 2016 di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Dharmasraya Sumber: Olahan Tabel-30. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Tabel 3.3.7. Perbandingan Parameter Kualitas Udara Ambien Yang Diukur di Mesjid Al- Ichwan Sei, Rumbai dengan Baku Mutu Tahun 2016 No Parameter Baku Mutu PP No 41 Tahun 1999 Hasil Analisa µgNm 3 Parameter yang melebihi Baku Mutu 1 2 3 4 5 1 SO2 µgNm 3 365,0 22,43 Tidak Ada 2 CO µgNm 3 10,000,0 7,22 Tidak Ada 3 NO2 µgNm 3 150,0 11,89 Tidak Ada 4 O3 µgNm 3 235,0 25,96 Tidak Ada 5 TSP µgNm 3 230,0 ttd Tidak Ada 6 Pb ugNm3 - 0,11 Tidak Ada 7 Dustfall ugNm3 - 190,8 Tidak Ada Sumber: Olahan Tabel 30A. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Hasil analisis pemantauan tersebut untuk beberapa parameter seperti SO 2 , CO, NO 2 , O 3 , TSP, Pb dan Dustfall dapat dilihat pada Tabel 3.3.7. Jika dibandingkan dengan nilai baku mutu berdasarkan PP 411999 tentang Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -138 Pengendalian Pencemaran Udara, menunjukkan bahwa tidak ada parameter yang melebihi nilai baku mutu baku mutu udara ambien SO 2 ≤365 µgNm 3 , CO ≤10,000 µgNm 3 , NO 2 ≤150 µgNm 3 , O 3 ≤235 µgNm 3 , dan TSP ≤230 µgNm 3 . Gambar 3.3.15. Indeks Pencemaran Udara Tahun 2016 Sumber: Olahan Tabel-30. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Pada Gambar 3.3.15. memperlihatkan perbandingan konsentrasi SO 2 dan NO 2 dan nilai IPU dari SO 2 dan NO 2 . Perhitungan Indeks Pencemaran Udara IPU dilakukan terhadap parameter SO 2 dan NO 2 . Hasil IPU menjelaskan bahwa nilai IPU SO 2 sebesar 99,59 dan IPU NO 2 sebesar 99,21, atau dengan rata-rata IPU 99,39. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pencemaran udara di Kabupaten Dharmasraya tahun 2016 masih tergolong sangat baik, mendekati nilai 100, Sumber: Olahan Tabel-30B. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016. Pada Gambar 3.3.16. merupakan perbandingan nilai Indeks Pencemaran Udara IPU tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 di Kabupaten Dharmasraya, yang menunjukkan bahwa nilai IPU meningkat dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016. Hal ini berarti terjadi peningkatan kualitas udara ambien di Kabupaten Dharmasraya. Analisis Pressure, State, dan Response Isu Lingkungan Hidup Daerah 2016 Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah III -139 Gambar 3.3.16. Perbandingan Indeks Pencemaran Udara Tahun 2014 Sampai Dengan Tahun 2016 di Kabupaten Dharmasraya Sumber: Olahan Tabel-30C. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya, 2016. Walau pada tahun 2016 masih ditemukan adanya sebaran titik panas dan adanya kebakaran lahan di Kabupaten Dharmasraya, namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan kualitas udara. Adanya sebaran titik panas ataupun titik api selalu muncul setiap tahun, hal ini terjadi karena adanya aktifitas pembukaan lahan baru dengan cara membakar dan meninggalkan bekas bakaran sehingga dapat menjalar dan meluas ke areal lahan lainnya. Pemantauan kualitas udara ambien Tahap I dan Tahap II dilakukan dengan metode passive gas dengan menggunakan alat passive sampler untuk pengukuran konsentrasi SO 2 dan NO 2 pada lokasi transportasi Pasar Pulau Punjung, kawasan industri Koto Padang, perkantoran Kantor Bupati dan perumahan Perumnas Sikabau, dengan hasil seperti yang terlihat pada Gambar 3.3.17. Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis tersebut masih memenuhi baku mutu udara ambien sesuai dengan PP 411999 untuk baku mutu SO 2 ≤365 µgNm 3 , dan NO 2 ≤150 µgNm 3, Sumber: Olahan Tabel-30D. Lampiran Dokumen IKPLHD Kabupaten Dharmasraya Tahun 2016. Pada Tabel 3.3.8. merupakan perbandingan nilai Indeks Kualitas Udara IKU dengan metoda passive sampler